4 Hukuman unik Ospek di Indonesia
Prosesi ini bisa dibilang sudah menjadi tradisi ketika kita mulai memasuki tempat pendidikan yang baru.
Pernah sekolah dan kuliah pastinya sudah pernah mengalami kegiatan Ospek (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus) sampai MOS (Masa Orientasi Siswa). Prosesi ini bisa dibilang sudah menjadi tradisi ketika kita mulai memasuki tempat pendidikan yang baru.
Ospek atau MOS biasanya dilakukan oleh para senior yang tak sedikit sering menyiksa para juniornya dengan hukuman fisik dan non fisik. Namun tak jarang banyak hukuman yang unik dan terasa konyol bila dilakukan. Sebab kebanyakan hukuman itu juga tak dikatakan lazim jika dilakukan setiap harinya.
Berikut beberapa hukuman unik Ospek yang seringkali dilakukan di sekolah atau kampus-kampus di Indonesia:
-
Kenapa NISN penting? Nomor tersebut menjadi pembeda antara satu siswa dengan siswa lainnya di seluruh sekolah Indonesia maupun Sekolah Indonesia di Luar Negeri.
-
Bagaimana prajurit TNI ini bertemu dengan calon istrinya? Lebih lanjut ia menceritakan bahwa awal perkenalan keduanya bermula dari media sosial. Menariknya selama berpacaran 3 tahun mereka hanya bertemu satu kali saja di kehidupan nyata.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa yang dilakukan mahasiswa UGM dalam KKN mereka di Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Bagaimana cara pantun ini menghibur mahasiswa? Pantun mahasiswa lucu ini bisa jadi pelepas stres di tengah sibuknya kuliah.
-
Bagaimana cara para mahasiswa mengurai isi naskah kuno tersebut? Mengutip BBC, Jumat (9/2), mahasiswa itu menggunakan artificial intelligence (AI) untuk “membuka” isi teks yang terbakar itu. Teks tersebut diperkirakan milik ayah mertua Julius Caesar yang berisi tentang musik dan makanan. Para ahli menyebut terobosan ini sebagai “revolusi” dalam filsafat Yunani.
Rambut dipotong gundul, bernyanyi di depan guru
Rambut dipotong gundul, bernyanyi di depan guru. Hukuman Ospek ini biasanya terjadi saat kita berada di bangku SMA. Biasanya ini berlaku pada laki-laki.
Setelah kedapatan melanggar peraturan Ospek/MOS, biasanya junior akan dipotong rambutnya sampai plontos. Tak sampai disitu, para junior yang sudah gundul itu lalu disuruh datang menemui guru dan bernyanyi di depan guru itu sendiri.
Lagu yang disuruh dinyanyikan biasanya lagu wajib Indonesia atau malah lagu daerah. Tak jarang para junior akan dipaksa menyanyi di depan guru sambil berjoget dan tetap diawasi oleh para senior-seniornya.
Hormat tiang bendera seharian
Selain rambut dipotong gundul, masih ada hal paling konyol ketika mengikuti Ospek/MOS saat duduk di bangku sekolah. Hukuman itu adalah berdiri di tengah lapangan sekolah lalu hormat menghadap tiang bendera menurut waktu yang telah ditentukan oleh para senior.
"Dulu pernah tuh, pas saya SMA. Kena hukuman sama senior terus disuruh ke lapangan, baris berdiri sama temen-temen terus disuruh hormat ngadep tiang bendera, hampir seharian itu," kata mantan musisi, Dani kepada merdeka.com beberapa waktu yang lalu.
Hukuman hormat kepada tiang bendera ini tak terkecuali pada laki-laki saja. Para siswi yang terbukti melakukan pelanggaran sewaktu Ospek/MOS tetap dikenakan hukuman tersebut.
Bawa tas kantong terigu dan pakai kaos kaki beda warna
Nah, kalau hukuman aneh ini tak hanya berlaku saat bangku sekolah saja, namun juga diterapkan saat Ospek/MOS saat kita masuk jenjang pendidikan kuliah.
Biasanya, sejak awal masuk mengikuti Ospek/MOS para junior sudah disuruh menyiapkan tas kantong yang terbuat dari kantong terigu. Bahkan kaos kaki panjang selutut tak lupa harus dibawa juga.
Ketika terbukti melakukan pelanggaran saat berkegiatan, senior akan menghukum juniornya dengan mengenakan semua barang-barang nyeleneh itu. Para junior yang mengenakan tas kantong terigu dan kaos kaki beda warna itu biasanya juga ditambah hukuman lari berputar lapangan sekolah atau kampus.
Minta tanda tangan dan foto bareng seluruh teman angkatan
Hukuman ini setidaknya jauh lebih ringan ketimbang disuruh hormat tiang bendera seharian di lapangan ataupun memakai tas kantong terigu dan kaos kaki beda warna. Ya, minta tanda tangan dan minta foto bareng kepada teman seangkatan.
"Gara-gara enggak bawa sesuatu dan itu fatal, aku kena hukuman yang ribet. Disuruh minta tanda tangan keseluruh temen angkatan sama minta tanda tangannya di kertas. Tapi nggak dicetak juga fotonya sih, cuma harus ada buktinya di handphone kita masing-masing buat nunjukin sama senior. Tapi capek juga, temen seangkatan padahal lebih dari 100 orang waktu itu," kata Arindi kepada merdeka.com beberapa waktu yang lalu.
Arindi menambahkan, hukuman yang pernah dilakoninya tersebut tak sampai memalukan seperti hukuman lainnya. Bahkan menurutnya, pada saat Ospek/MOS kuliah tersebut senior juga ada yang memberikan hukuman pada juniornya untuk menyatakan cinta pada teman seangkatannya pada saat itu juga.
"Ada juga yang dihukum disuruh nembak temen seangkatannya, mau enggak mau pokoknya harus mau nyatain cinta. Kan malu ya, dilihat sama semua temen angkatan. Iya kalau cakep dan langsung diterima cuma-cuma, kalau enggak kan rasanya tengsin banget. Harga diri kita jatuh dong saat itu juga," kenang Arindi sambil tertawa.
Baca juga:
Kisah Fikri, korban terbaru ospek di Malang
STPDN kini, setelah populer karena perpeloncoan kejam
Mengubah tradisi ospek lebih humanis
Evolusi perpeloncoan, kezaliman yang terlembaga
Asal usul Ospek, benarkah sejak dulu penuh kekerasan?