40 Ton Ikan Mati Massal di Danau Maninjau, Diduga Kekurangan Oksigen
Sekitar 40 ton ikan kembali mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kematian massal ikan yang terjadi di dua nagari ini diduga akibat kurangnya oksigen.
Sekitar 40 ton ikan kembali mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kematian massal ikan yang terjadi di dua nagari ini diduga akibat kurangnya oksigen.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Agam Rosva Deswira mengatakan, saat ini tercatat 40 ton ikan yang mati karena kekurangan oksigen di Danau Maninjau.
-
Kapan Danau Maninjau terbentuk? Asal usul Danau Maninjau ini bisa terbentuk adalah akibat dari erupsi vulkanik dari Gunung Sitinjau yang terjadi pada 52.000 tahun silam. Erupsi tersebut membentuk sebuah kaldera yang dari waktu ke waktu berubah menjadi sebuah danau.
-
Kapan Danau Masigit mulai mengering? Sudah tiga bulan terakhir lokasi itu tidak digenangi air hingga tanah di dasar danau retak-retak.
-
Kapan Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut diresmikan? Dikutip dari ANTARA, Rabu (28/6) sentra ikan tersebut diketahui baru diresmikan pada Selasa 26 Juni 2023 lalu.
-
Kapan Danau Tempe terbentuk? Dikutip dari kanal YouTube Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, Danau Tempe terbentuk sekitar 10.000 tahun lalu atau pada Kala Holosen.
-
Di mana letak Danau Seran? Danau Seran terletak di Guntungmanggis, Kecamatan Landasan Ulin dan hanya memerlukan 20 menit perjalanan dari pusat kota.
"Ikan yang mati itu berukuran siap panen, (ikan) milik puluhan petani keramba jaring apung atau KJA," kata Rosva Deswira di Lubuk Basung, Kabupaten Agam, Senin (14/2).
Dia menjelaskan, 30 ton ikan mati di Nagari Koto Malintang. Sementara 10 ton ikan mati di Nagari Duo Koto.
"Untuk kerugian dari keseluruhan petani ditaksir mencapai Rp800 juta, karena harga ikan tingkat petani sekarang berkisar di Rp20 ribu untuk satu kilogramnya," jelas Rosva.
Petani Diimbau Tak Tebar Bibit
Dia memaparkan, selain kurangnya oksigen, keadaan diperburuk curah hujan dengan intensitas tinggi.
"Karena itu, mereka (ikan) ini pusing, dan mengapung ke permukaan danau, beberapa jam, ada yang mati dan mengapung," jelas Rosva.
Atas kejadian itu, pihaknya mengimbau agar para petani untuk segera memindahkan panen ikan ke lokasi lain, dan tidak menebar bibit di danau. "Ini untuk mencegah kerugian akibat kematian ikan secara massal," kata Rosva.
Kematian ikan massal ini merupakan yang pertama terjadi pada tahun 2022. "Untuk 2021 ada sekitar 1.764 ton ikan yang mati, kerugian pun ditaksir mencapai Rp 35,28 miliar," pungkas Rosva.
(mdk/yan)