5 Cerita Menegangkan Anggota TNI Saat Jaga di Negara Lain
Nama TNI di dunia internasional sangat harum. Kiprahnya dalam menjaga perdamaian dunia mendapat apreasiasi.
Tentara Nasional Indonesia atau TNI bertugas menjaga keamanan di dalam negeri. Namun terkadang ada tugas berjaga di negara lain sebagai pasukan perdamaian dunia.
Biasanya para anggota TNI ini ditempatkan di beberapa negara konflik. Pasukan itu dinamakan Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda. Pasukan ini tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan keringanan PBB? Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan keringanan PBB dengan tujuan untuk: Membantu masyarakat: Terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan ekonomi. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak: Dengan memberikan kemudahan, diharapkan semakin banyak wajib pajak yang taat membayar pajak. Mendukung pertumbuhan ekonomi: Keringanan pajak dapat mendorong aktivitas ekonomi dan investasi.
Banyak cerita menegangkan tentang anggota TNI yang berjaga di negara lain sebagai pasukan perdamaian, berikut ceritanya:
Terjadi Pemerkosaan hingga Pembunuhan
Saat bertugas di Sudan, Letkol Infantri Singgih Pambudi menceritakan pengalamannya. Di sana sering ditemui pembunuhan, pemerkosaan dan penyiksaan di tenda pengungsian.
"Karenanya para petugas penjaga perdamaian bertugas untuk menjaga mereka yang kesusahan setelah konflik di negaranya," kata Singgih.
Evakuasi 6 Ton Bahan Peledak
Tim Penjinak bahan peledak Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII A/Minusca melakukan pendeteksian bahan peledak di sebuah perkampungan yang terletak di Camp Beal, Bangui, Republik Afrika Tengah. Setelah satu jam deteksi dan identifikasi, pasukan berhasil mengamankan tumpukan bahan peledak berupa ranjau anti-tank, granat tangan, roket, penggalak roket, TNT blok, munisi Mortir 60 serta munisi kaliber 7,62 dengan berat seluruhnya sekitar 6 ton.
Bahan peledak itu bisa disebut Milisi Seleka. Kegiatan ini melibatkan unsur tim Jihandak dengan perlengkapan Body Armor, Mine Detector, Bomb Blanket, Discrupter, Hook and line set.
Hadapi Serangan Tank Prajurit Kongo
Ada kisah menarik saat Pasukan Garuda II dikirim ke Kongo tahun 1960. Saat itu negara di belahan Afrika tersebut dirundung konflik berdarah. Kongo baru merdeka, namun rupanya Belgia belum rela negara jajahannya itu lepas seluruhnya. Konflik antar suku yang ditunggangi Belgia pun meletus penuh darah.
PBB mengirimkan pasukan UNOC (United Nations Operations in Congo). Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut menyumbangkan pasukan. Di sana mereka harus menghadapi ANC (Army Nation of Colongese). Pasukan Kongo ini mutu prajuritnya rendah, disiplinnya pun jelek.
Namun langkah tegas juga tetap diambil jika ada masalah. Suatu hari pasukan ANC menggertak Markas Berkas UNOC di Leopodoldville. Mereka mengirimkan tank-tank bermanuver di dekat markas pasukan PBB itu. Kebetulan yang menjadi penjaga markas adalah satu kompi pasukan Indonesia. Ada satu peleton antihuru-hara Marinir di kompi itu. Tantangan ANC langsung dijawab pasukan Marinir Indonesia. Mereka langsung berlari keluar. Sigap dengan enam buah senjata antitank siap tembak.
Tolong Warga Terseret Arus Deras
Warga Darfur sempat mengalami peristiwa mengerikan saat mereka terseret arus Wadi yang begitu deras. Beruntung, saat kejadian Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Batalyon Komposit TNI Konga XXXV-C/Unamid (United Nations Mission In Darfur) atau Indobatt-03, sigap memberikan pertolongan.
Saat itu pasukan tengah melaksanakan patroli dengan tujuan Desa Kamkama dan Desa Murayat. Aksi para prajurit berujung Piagam Penghargaan dari Commander Sector West Unamid Brigjen Asrat Denero Amad (Ethiopia).
Nekat Selamatkan Tentara Denmark
Salah satu Pasukan garuda 23D yang bertugas di Lebanon nekat menyelamatkan tentara Denmark. Ia adalah Sersan Kepala Pasukan (Serka Pas) Abdullah Lubis, prajurit Batalyon Komando (Yonko) 462 Paskhas/Pulanggeni, Pekanbaru. Bahkan tentara lain menyebutnya tentara gila.
Saat itu Lubis mendapat informasi bahwa seorang prajurit UNIFIL dari Denmark masuk jurang. Setelah melakukan koordinasi dengan markas, ia dan regunya diperintahkan untuk melakukan evakuasi. Setibanya di sana, sudah ada pasukan Amerika Serikat, Lebanon dan beberapa pasukan lainnya, namun mereka tak melakukan apa-apa.
Usai mempelajari jurang dan kedalaman, bersama seorang marinir Indonesia, Abdullah turun tanpa menggunakan tali seutas pun dan alat-alat bantu lainnya. Perlahan-lahan, batu-batu cadas yang tajam berhasil dilewati dan tiba di kedalaman 50 meter. Kemudian ia mengecek denyut nadi, namun sudah tak ada lagi denyutnya. Tentara Denmark ini sudah meninggal. Kemudian Lubis membungkus jenazah dengan pakaiannya. Setelah itu Lubis mengirim titik kooedinat ke markas untuk mengevakuasi dengan helikopter.