5 Insiden mengerikan di Mina saat musim haji
Lebih dari 700 orang dilaporkan meninggal dunia, dan tiga di antaranya diduga berasal dari Indonesia.
Duka kembali menyambangi jamaah haji di Makkah, Arab Saudi. Ratusan jamaah dari seluruh dunia tewas akibat berdesak-desakan saat akan melempar jumrah di Mina.
Tragedi ini menambah daftar panjang tragedi yang di Mina yang menyebabkan banyak jamaah tewas. Kasusnya tidak jauh berbeda, mereka saling berdesak-desakan dan saling dorong, hingga membuat orang yang berada di bagian depan terdesak, terjatuh bahkan terinjak.
Kasus terakhir berlangsung Kamis (24/9) kemarin. Lebih dari 700 orang dilaporkan meninggal dunia, dan tiga di antaranya diduga berasal dari Indonesia.
Berikut lima kasus mengerikan di Mina, Arab Saudi yang paling banyak memakan korban:
-
Apa yang menjadi keunggulan Arab Saudi atas Timnas Indonesia? Di atas kertas, level Arab Saudi jauh berada di atas Timnas Indonesia.
-
Siapa kapten Timnas Arab Saudi? Kapten Tim Nasional Arab Saudi adalah Salem Al-Dawsari, sementara Asnawi Mangkualam menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.
-
Kapan Timnas Indonesia main lawan Arab Saudi? Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi dalam laga pertama putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, pada Jumat (6/9/2024) dini hari WIB.
-
Kenapa Arab Saudi berada di atas Timnas Indonesia di klasemen Grup C? Meskipun demikian, Arab Saudi mengungguli Indonesia dalam klasemen Grup C. Apa yang menyebabkan Arab Saudi berada di atas tim asuhan Shin Tae-yong di klasemen? Bagaimana regulasi klasemen dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026? Yuk, simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah ini, Bolaneters.
-
Kenapa lini tengah Arab Saudi dianggap berbahaya bagi Timnas Indonesia? Ia harus diperhatikan oleh Thom Haye atau Nathan Tjoe-A-On. Atau juga Ivar Jenner. Sebagai pemain box to box, Nathan, yang dianggap kuat merebut bola, pasti akan ditugaskan bisa mengatasi pergerakan Mohamed Kanno," ucap Ropan, dalam kanal youtube Bung Ropan.
-
Apa yang menjadi penentu posisi Arab Saudi di atas Timnas Indonesia? Karena keduanya baru bertemu sekali, kriteria gol tandang tidak dapat diterapkan sebagai acuan. Oleh karena itu, posisi di klasemen ditentukan berdasarkan poin disiplin. Indonesia menerima tiga kartu kuning (-3), sedangkan Arab Saudi hanya mendapatkan dua kartu kuning (-2). Dengan demikian, Arab Saudi berhak menempati posisi ketiga di klasemen Grup C.
Insiden 2 Juli 1990
Ini merupakan musibah pertama dan paling terparah yang dialami jamaah haji seluruh dunia. Ribuan orang saling berdesak-desakan untuk melewati sebuah terowongan bernama Al-Ma'aisim. Ibadah yang sebelumnya berlangsung khusyuk berubah menjadi tragedi di mana sejumlah orang berdesakan, berimpitan hingga berguguran.
Tragedi ini berlangsung saat sejumlah jamaah yang akan melempar jumrah berhadapan dengan jamaah yang baru pulang. Apalagi, terowongan tersebut merupakan satu-satunya akses, membuat ribuan orang seakan tidak peduli terhadap rombongan di depannya.
Jamaah di bagian belakang yang tak mengetahui tragedi itu terus merangsek hingga tekanan di tengah semakin kuat, beberapa jamaah kemudian terjatuh dan terinjak-injak. Petugas keamanan yang berjaga tak bisa berbuat banyak, ditambah lagi beberapa orang jamaah mulai terjatuh dari ketinggian enam meter.
Tragedi ini memakan korban hingga 1.426 jamaah haji. Kebanyakan para korban berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Pakistan.
Insiden 23 Mei 1994
Tak jauh berbeda dengan empat tahun sebelumnya. Tragedi serupa juga menghampiri para jamaah saat melempar jumrah.
Jika di tahun 1990-an kasus tersebut berlangsung di terowongan menuju lokasi lempar jumrah, tragedi ini berlangsung saat jamaah dari seluruh dunia sedang melempar jumrah.
Saat itu, jamaah dari seluruh dunia sudah berkumpul dan mengerubungi tiga lokasi lempar batu. Ribuan orang yang berdatangan membuat lokasi pelemparan semakin penuh dan berdesakan. Akibatnya, mereka yang sudah berada di dalam lokasi terhimpit oleh lautan manusia.
Akibat kejadian tersebut, 270 jamaah dinyatakan meninggal dunia.
Insiden 1 Februari 2004
Setelah 10 tahun berlalu, ritual lempar jumrah kembali menelan korban. Sebanyak 251 jemaah tewas dan 244 lainnya terluka akibat terkena lemparan batu jemaah lain dan terinjak-injak.
Kejadian ini berlangsung akibat kondisi lokasi lempar jumrah sudah tak memadai lagi. Kejadian tersebut membuat pemerintah Saudi berusaha memperbaiki tempat melempar jumrah.
Kini, lokasi lempar jumrah disusun bertingkat. Para jamaah tak perlu lagi berdesakan karena masing-masing negara telah ditentukan lantai untuk melempar batu.
Insiden 12 Januari 2006
Kasus serupa kembali terjadi lagi dua tahun setelah musim haji 2004. Ratusan orang tewas saat melempar jumrah karena dilakukan bersamaan.
Tragedi berlangsung sekitar pukul 13.00 waktu Arab Saudi, saat itu bus yang membawa sejumlah jamaah tiba bersamaan. Akibatnya, jutaan umat Muslim dunia saling berdesakan di lokasi yang sama, mereka langsung menyerbu jembatan Jamarat.
Lautan manusia menyebabkan sejumlah terjepit, bahkan terjatuh akibat tak kuat menahan dorongan dari belakang. Alhasil 246 jamaah tewas dan 289 orang lainnya terluka. Dalam kasus ini, dua warga Indonesia tewas.
Insiden 24 September 2015
Matahari mulai tinggi di kawasan Mina. Ribuan jamaah dari pelbagai negara menyemut di Jalan Arab 204 yang menjadi salah satu rute utama menuju jamarat, tempat jamaah haji melempar batu dalam prosesi jumrah di Ula dan Wusta. Mereka semua ingin mengejar waktu terbaik melempar jumrah.
Di tengah-tengah barisan yang bergerak pukul 07.00 waktu setempat itu, paling banyak jamaah perempuan dan manula. Waktu kejadian adalah momen paling diminati jamaah haji untuk melempar batu ke jumrah, karena disebut-sebut paling afdal.
Saat kondisi teramat padat itulah, sekelompok jamaah paling depan tiba-tiba berhenti. Terjadi penumpukan berujung pada desak-desakan.Beberapa jamaah jatuh dari jembatan di tengah jalur 204, memicu kepanikan massal.
"Saat saling dorong dan injak itulah banyak perempuan dan orang tua jadi korban," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat dalam jumpa pers, Kamis (24/9).
Di sisi lain, korban jamaah Indonesia diperkirakan tidak akan besar. jalur menuju lokasi jumroh yang biasa digunakan jamaah haji asal Tanah Air adalah Jalan King Fahd. "Kalau jamaah kita kan melewati Terowongan Muasyir," kata Arsyad.
Kemenag dan Kemenlu telah menggelar pertemuan dengan seluruh ketua kloter. Rapat menyepakati bahwa hari ini dilarang jamaah haji melontar jumroh mulai pukul 08-11. Bahkan, disepakati waktu lempar jumroh untuk jamaah Indonesia, terbesar dibanding negara lain, adalah besok (25/9).
Lebih dari 300 jamaah tewas sementara 400 orang lainnya luka-luka karena saling injak. Mayoritas korban berasal dari Mesir dan negara-negara Afrika. Satu jamaah WNI disebut-sebut tewas, bernama Sumaniro (48). Namun belum ada konfirmasi resmi dari otoritas Indonesia.