5 Kisah tragis pacaran anak SMA yang kebablasan
Tragisnya, ada yang dikeluarkan dari sekolah, ditangkap polisi gara-gara aborsi, hingga tewas dibunuh pacar sendiri.
Kisah-kisah tragis ini benar-benar menimpa siswi SMA/sederajat di beberapa daerah di Indonesia. Mereka harus menanggung beban hidup yang berat lantaran kebablasan saat pacaran. Mereka hamil duluan ketika masih berstatus pelajar sekolah.
Tragisnya, ada yang hamil lalu dikeluarkan dari sekolah, ditangkap polisi gara-gara aborsi dan membuang bayi, hingga tewas dibunuh pacar sendiri.
Misalnya peristiwa yang menimpa S (16) dan Pr (16), pelajar SMA di Boyolali, Jawa Tengah. Pr menghamili S, pacarnya. Si S berupaya menyembunyikan kondisi kandungannya terhadap orang lain. Setelah bayi lahir di rumahnya, S membuang bayi ke hutan karena takut.
Pr dan S lalu ditangkap polisi gara-gara kasus itu. Kasus pacaran anak SMA kebablasan sebenarnya banyak. Berikut ini 5 kisah tragis pacaran anak SMA yang kebablasan:
-
Apa yang dimaksud dengan bedak bayi? Bedak bayi adalah bedak berbentuk tabur atau padat yang dirancang khusus untuk bayi. Bedak ini biasanya digunakan untuk mengatasi biang keringat atau ruam pada kulit bayi. Formula dalam bedak bayi umumnya sangat aman dan anti iritan.
-
Apa saja bawaan hamil bayi perempuan yang sering dipercaya? Terdapat ciri-ciri tertentu yang sering dipercaya sebagai bawaan hamil bayi perempuan. yaitu sebagai berikut: 1. Mual parah di pagi hari (Morning Sickness): Banyak orang percaya bahwa mual parah di pagi hari menandakan hamil bayi perempuan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengalami mual parah mungkin memiliki kadar hormon yang lebih tinggi, yang sering dikaitkan dengan hamil bayi perempuan. 2. Perubahan suasana hati yang signifikan: Ibu hamil bayi perempuan sering dilaporkan mengalami perubahan suasana hati yang lebih sering dan lebih drastis. Hal ini mungkin disebabkan oleh fluktuasi hormon estrogen dan progesteron yang lebih tinggi selama kehamilan. 3. Detak jantung yang lebih tinggi: Sebuah mitos yang populer adalah bahwa detak jantung janin perempuan lebih tinggi daripada janin laki-laki. Detak jantung janin perempuan konon berada di atas 140 detak per menit, sementara detak jantung janin laki-laki berada di bawah angka tersebut. Namun, penelitian medis belum menunjukkan perbedaan detak jantung yang signifikan berdasarkan jenis kelamin. 4. Tingkat stres: Beberapa percaya bahwa tingkat stres ibu yang lebih tinggi menunjukkan kehamilan bayi perempuan. Hal ini mungkin berkaitan dengan persepsi bahwa hormon stres seperti kortisol lebih tinggi pada ibu yang mengandung bayi perempuan. 5. Lebih mudah lupa (Pregnancy Brain): Banyak ibu hamil bayi perempuan melaporkan mengalami "pregnancy brain" atau kebingungan dan pelupa yang lebih sering. Kondisi ini diduga terkait dengan perubahan hormonal yang mempengaruhi fungsi otak. 6. Kulit lebih berminyak: Kulit yang lebih berminyak dan berjerawat sering dikaitkan dengan kehamilan bayi perempuan. Hal ini diyakini karena peningkatan hormon yang menyebabkan produksi minyak berlebih pada kulit.
-
Kapan bayi paling sering cegukan? Bayi yang makan atau minum terlalu cepat dapat menelan udara dalam jumlah besar. Udara yang tertelan ini bisa menyebabkan kontraksi tiba-tiba pada otot diafragma dan menyebabkan cegukan.
-
Apa yang sering dialami bayi saat menyusui? Salah satu isu yang kerap dihadapi oleh bayi saat menyusu, baik dari puting susu langsung maupun botol, adalah tersedak. Situasi ini tentu bisa membingungkan para ibu.
-
Kapan bayi paling sering menangis? Hal ini menjadi penyebab mengapa bayi bisa menangis berkali-kali dalam satu hari.
-
Apa yang harus dihindari saat membersihkan bayi perempuan? "Bersihkan pantat bayi perempuan dari arah depan ke belakang, agar kuman tidak masuk ke dalam vagina dan menimbulkan infeksi," saran UNICEF.
Siswi SMK di Tangerang keguguran di WC sekolah
Pertama tentang kisah Silvi (18), siswi salah satu SMK di Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jawa Barat pada 6 Maret 2013. Dia keguguran di WC sekolahnya, Selasa (5/3), saat istirahat jam sekolah sekitar pukul 10.00 WIB. Padahal saat itu Silvia sedang mengikuti ujian semester, karena sudah kelas 12.
Entah karena apa, tiba-tiba dia merasa sakit perut. Karena tidak tahan, dia langsung pergi ke WC di pojok sekolah. Akhirnya, di dalam WC yang kumuh itu, Silvia mengalami keguguran. Bayi laki-laki berusia enam bulan keluar dari rahimnya dengan ukuran sebesar kepal tangan orang dewasa.
Menurut salah seorang guru, bayi itu ditemukan oleh dua orang siswi yang hendak menggunakan WC tersebut. Karena masih ada darahnya, bayi itu sempat dibawa ke klinik sekolah, ujarnya.
Namun, karena masih berusia enam bulan, jiwa bayi itu tidak terselamatkan, lalu meninggal di klinik sekolah. Sementara Silvia langsung dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang, karena kondisinya lemah. Gadis yang dikenal baik itu terancam dikeluarkan dari sekolah.
Gara-gara hamil siswi SMK dikeluarkan dari sekolah
Seorang siswi Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, dinyatakan positif hamil. Akibatnya dia dikeluarkan dari sekolah. Padahal siswi kelas XI itu diketahui belum pernah menikah.
Siswi yang baru duduk di kelas XI tersebut dinyatakan diberhentikan dari sekolah dan dikembalikan kepada kedua orangtuanya, kata Kepala SMKN 1 Nunukan, La Sali di Nunukan seperti dilansir Antara, Selasa (26/2).
La Sali menegaskan, sebenarnya ada empat siswi yang diperiksa tetapi hanya satu orang yang dinyatakan positif hamil.
Dari empat siswi yang terindikasi hamil sesuai hasil tes kehamilan oleh sekolah akhirnya kami serahkan kepada RSUD Kabupaten Nunukan sebagai lembaga yang berwenang dan ternyata hanya satu yang positif hamil, ujarnya.
Dua pelajar SMA di Boyolali indehoy di warnet sampai punya anak
Paling 'gres' adalah kisah yang dialami Pr (16) dan S (16), pelajar kelas XII SMK di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dia ditangkap kepolisian setempat karena membunuh bayinya sendiri. Kasat Reskrim Polres Boyolali AKP Dwi Haryadi mengatakan, karena usia keduanya masih di bawah umur, kasus ditangani Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Boyolali.
Tersangka S berpacaran dengan Pr sejak Januari 2013 dan keduanya mengaku sering melakukan hubungan suami istri di beberapa tempat di antaranya di sebuah warnet di Juwangi, sehingga menyebabkan S hamil, katanya, Rabu (18/9).
Tersangka Pr sempat meminta pacarnya, yakni S untuk menggugurkan kandungannya, tetapi dia menolak, sehingga S berupaya menyembunyikan kondisi kandungannya terhadap orang lain. Selama hamil, S mengelabui keluarganya dengan mengenakan rok yang lebih longgar, sehingga orang tua tersangka tidak curiga. Dia kemudian melahirkan di kamar rumahnya pada Minggu (8/9) sekitar pukul 22.00 WIB.
Tersangka S saat melahirkan anaknya dalam kondisi kamar dikunci rapat. Sementara bayi saat dilahirkan tidak menangis. Dia kemudian membungkus bayinya dengan kain rok, lalu dimasukkan lagi ke tas kain berbentuk ransel.
Esok harinya, S berangkat sekolah dengan membawa tas ransel yang berisi orok anaknya dan dia juga memberitahukan kepada pacarnya bahwa dirinya sudah melahirkan, kemudian S bertemu dengan Pr sekitar pukul 14.00 WIB untuk menyerahkan bayinya. Pr lalu pergi ke kuburan di kawasan hutan petak 16 B RPH Ngaren, BKPH Kedung Cumpleng Juwangi mengubur bayinya itu.
Kisah siswi SMK di Tangerang kubur bayinya di belakang rumah
Kisah tragis lainnya dialami S (15), siswi kelas 2 di salah satu SMA kejuruan di Cikupa, Tangerang dan kekasihnya berinisial Sp (19). Keduanya diamankan petugas Polresta Tangerang karena mengubur bayi hasil hubungan gelap mereka karena takut diketahui orangtua mereka.
Kapolresta Tangerang Kombes Pol Bambang Priyo Andogo mengatakan, kedua tersangka merupakan warga Kampung Pabuaran, Desa Dukuh, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang ini sudah menjalani hubungan selama dua tahun. Mereka kerap melakukan hubungan suami istri hingga S pun hamil.
Sp berjanji akan menikahi S jika nanti hamil. Karena itu S mau melakukan hubungan intim. Namun ketika hamil, S tidak memberitahukannya kepada Sp, ujar Bambang kepada wartawan di Tangerang, Senin (18/3).
Ketika kandungan S memasuki usia tujuh bulan, S melahirkan bayi prematur-nya pada pada 8 Maret lalu pukul 16.00 WIB. S melahirkan buah hatinya di rumahnya yang saat itu sedang sepi. Proses kelahiran itu tidak dibantu bidan, sehingga bayi malang itu langsung meninggal.
Setelah itu, S memberitahukan kelahiran bayi itu kepada kekasihnya. Atas saran tersangka Sp, S (15) disuruh mengubur bayinya di belakang rumah pada Sabtu 9 Maret 2013. S lalu mengambil pacul dan menggali lubang di tanah, kemudian bayinya dibungkus plastik putih dan dikubur pukul 13.00 WIB, tambahnya.
Hamil duluan, siswi SMA dihabisi pacar sendiri
Muhamad Adriansyah (18) bingung ketika sang pacar, AR (18) yang tengah hamil lima bulan meminta dinikahi. Bukannya bertanggung jawab, pelajar SMK ini justru kalap menghabisi sang kekasih. Hubungan dua sejoli ini pun berakhir tragis. Kisah ini mencuat pada 28 Desember 2012.
Mulanya, pada 22 Desember, Adriansyah mengajak seorang teman Muhammad Yusuf (18) untuk menemui sang pacar. Tanpa menaruh rasa curiga AR nurut saja saat diajak ke daerah Cileungsi. Di sana, pelajar SMK di Cipayung, Jakarta Timur melancarkan aksinya.
Korban dicekik lalu dibuang ke Sungai Leuwilisung, Kampung Cipeucang, Cileungsi Kabupaten Bogor, ujar Kapolres Bogor AKBP Asep Safrudin, Jumat (28/12).
Menurut Asep, motif pembunuhan ini berawal dari korban yang meminta pertanggungjawaban karena perutnya semakin membuncit. AR sudah hamil 5 bulan, sementara Muhammad Adriansyah tidak mau bertanggungjawab. Setelah menghabisi nyawa AR, dia pulang menumpangi motor bebek B 6836 TPE. Adriansyah juga mengancam Yusuf agar tak buka mulut.
Polisi yang melakukan penyelidikan mendapatkan titik terang dari keterangan sejumlah saksi. Sampai akhirnya diketahui kalau para pelaku merupakan warga Jakarta. Kita ketahui kalau korban ternyata asal Jakarta, katanya.
Baca juga:
Ini yang menyebabkan wanita melakukan aborsi
5 Mitos populer tentang aborsi
Ibu & bapak tinggalkan bayinya di pabrik triplek karena panik
Wanita berambut panjang buang bayinya di bangsal Rumah Sakit
Pria misterius tinggalkan bayi di Puskesmas Palmerah