5 Provokasi Australia yang harus ditindak tegas pemerintah
Pemerintah Indonesia harus meminta agar pemerintah Australia turut bertanggung jawab atas permasalahan suaka.
Australia lagi-lagi menunjukkan sikap yang tidak bersahabat dengan Indonesia. Setelah sebelumnya melakukan penyadapan, Australia kini menghalau imigran gelap asal Timur Tengah dan mendorong mereka kembali ke wilayah perairan Indonesia.
Sikap Australia ini kembali membuat geram. Namun sayang hingga kini pemerintah terkesan letoy menghadapi negara kanguru itu.
Pengamat Hukum Internasional Hikmahanto Juwana mengkritisi kebijakan Australia menghalau kapal para pencari suaka kembali ke perairan Indonesia.
Dalam pernyataannya di Jakarta, ia menyebut negeri kanguru itu tidak mempraktikkan kebijakan bertetangga yang baik merujuk pada sikap AL Australia menghalau 45 imigran gelap.
"Pemerintah Indonesia perlu memprotes keras tindakan AL Australia tersebut. Pemerintah Indonesia harus meminta agar pemerintah Australia turut bertanggung jawab dan tidak sekadar cuci tangan atas permasalahan pencari suaka," katanya.
Berikut lima provokasi Australia yang seharusnya ditindak tegas oleh pemerintah Indonesia:
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Apa yang dituntut kepada SYL? SYL dituntut pidana penjara 12 tahun dan denda Rp500 juta subsider pidana kurungan 6 bulan dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementan pada rentang waktu 2020-2023.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa yang SBY lukis di Pestapora? Di depan kerumunan penonton yang telah memenuhi lokasi, SBY menciptakan lukisan pemandangan Gunung Lawu, yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan dengan Ponorogo.
Australia sadap SBY dan pejabat Indonesia
Laporan yang dibocorkan Edward Snowden menyebutkan bahwa Australia pada 2009 lalu menyadap komunikasi ponsel Presiden SBY. Tidak hanya SBY, sejumlah pejabat kenegaraan juga disadap oleh Australia.
Yang mengejutkan, ternyata ibu negara, Ani Yudhoyono, pun masuk dalam daftar penyadapan tersebut. Hingga kini motivasi Australia menyadap Ibu ANi masih belum diketahui.
Akibat penyadapan ini Presiden SBY memutuskan beberapa kerja sama dengan Australia. Namun sikap yang ditempuh SBY tersebut dinilai beberapa pihak kurang galak.
Akibat isu penyadapan ini, beberapa situs pemerintah Australia diretas oleh hacker Indonesia. Atas nama nasionalisme, para peretas menyerang situs-situs negeri sekutu AS itu.
Australia dukung gerakan separatis Indonesia
Pemerintah Australia dituding juga dekat dengan gerakan separatis di Tanah Air. Hal ini dibuktikan ketika negara kanguru itu ikut menaruh perhatian atas terbunuhnya seorang pemimpin separatis di Papua, Mako Tabuni pada Juni 2012 lalu.
Menlu Australia, Bob Carr pada awal Agustus 2012 lalu meminta pemerintah Indonesia melakukan penyelidikan atas tewasnya Mako Tabuni. Pernyataan itu pun segera mendapat reaksi keras dari dalam negeri.
DPR kala itu menuding bahwa Australia mendukung gerakan separatis di Indonesia. Beberapa politisi Senayan pun langsung melontarkan kritik pedas kepada Bob Carr.
Di tahun 2006, Indonesia pernah menarik duta besarnya di Australia. Penyebabnya, kala itu Australia memberikan visa sementara untuk 42 warga Papua. Ke 42 warga Papua itu sendiri dianggap kelompok separatis oleh pemerintah Indonesia.
Australia bayar mata-mata di Pantai Selatan
Diam-diam Australia juga membangun jaringan di Indonesia untuk menghadang laju para imigran gelap. 8 Orang dari Angkatan Darat tentara Australia kini sedang berada di wilayah pantai selatan, di antaranya di perairan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya dan Pangandaran.
Aksi diam-diam tentara negeri Kanguru itu telah diendus oleh intelijen Indonesia. Ke-8 tentara Australia itu membuat jaringan, semacam agen khusus yang terdiri dari warga wilayah selatan untuk melaporkan setiap ada pelolosan imigran gelap menuju Pulau Christmas.
"Menurut informasi, masyarakat tersebut akan dibayar atau digaji Rp 6 juta per bulan. Yang menjadi catatan dan perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah wilayah Sulawesi Selatan karena merupakan salah satu daerah yang dijadikan pelarian imigran gelap," ujar sumber itu.
Namun ketika dikonfirmasi, Kepala Pusat Penerangan TNI Laksda Iskandar Sitompul mengaku tidak tahu soal pelatihan itu. Alasannya, latihan yang dilakukan AD Australia itu tidak melibatkan TNI.
Kapal imigran di dorong ke wilayah Indonesia
Angkatan Laut Australia menghalau imigran gelap asal Timur Tengah yang hendak masuk ke perairan benua tersebut. TNI AL Australia mendorong mereka kembali ke wilayah perairan Indonesia, Senin (7/1).
Sebanyak 45 imigran gelap asal Timur Tengah itu akhirnya terdampar di wilayah perairan Indonesia di sekitar Laut Timor, kemudian diamankan oleh Polres Rote Ndao.
Kapolres Rote Ndao AKBP Hidayat ketika dihubungi Antara dari Kupang, membenarkan adanya upaya penyelamatan tersebut, dan mengatakan para imigran tersebut masih diamankan oleh pihaknya di Pulau Rote.
Sebelum didorong kembali ke perairan Indonesia di sekitar Laut Timor yang tak jauh dari Pulau Rote, kata Hidayat, para imigran tersebut sudah diberikan sejumlah fasilitas pelampung dan alat komunikasi dan nakhoda kapal oleh AL Australia.
Australia dukung lepasnya Timor Timur
Pasang surut hubungan Indonesia dengan Australia juga pernah terjadi akibat Timor Timur yang kini lepas dan menjadi Timor Leste. Indonesia menganggap bahwa lepasnya Timor Timur kala itu akibat dari turut campur Australia.
Saat itu Australia mendukung dan mendorong referendum yang dilakukan oleh Presiden BJ Habibie. Australia pun dituding di balik lepasnya Timor Timur dengan jalan yang tidak fair saat referendum.
Baca juga:
Operasi Claret, misi rahasia pasukan Australia di Kalimantan
Australia bukan tetangga yang baik, Indonesia harus tegas!
Polisi Bali kesulitan ungkap penyebab tewasnya 2 turis Australia
AL Australia dorong kapal imigran gelap kembali ke Indonesia
Pria bugil di Australia tersangkut di dalam mesin cuci