Fakta Dibalik Meningkatnya Populasi Australia, Ternyata Bukan Penduduk Asli
Peningkatan populasi di Australia memantik kekhawatiran tentang ketersediaan hunian.
Negara-negara maju seperti Singapura dan Australia kebanjiran warga non residen. Ini terlihat dari jumlah populasi dua negara tersebut bertambah, yang mana warga non residen menjadi kontributor penambahan populasi.
Total populasi Singapura mencatat rekor tertinggi yakni 6 juta orang. Ini dipicu pertumbuhan jumlah non-residen. Dilansir Channel News Asia (CNA), hingga Juni tahun ini, jumlah penduduk negara ini mencapai 6,04 juta jiwa, meningkat 2 persen dari tahun lalu. Angka tersebut dipublikasikan pada Selasa (24/9) dalam laporan tahunan Population in Brief oleh Divisi Kependudukan dan Bakat Nasional (NPTD) Kantor Perdana Menteri dan lembaga mitranya.
Sementara itu, Badan Statistik Australia mencatat, terjadi meningkat sebesar 2,3 persen menjadi 27 juta orang pada Maret 2024. Penambahan populasi ini didominasi dari warga negara asing.
Dilansir dari ABC News, populasi Australia saat ini meningkat sekitar 615.300 orang dibandingkan tahun sebelumnya, dengan imigran yang berkontribusi sekitar 83 persen dari pertumbuhan ini. Semua negara bagian dan teritori mengalami peningkatan populasi mulai dari sekitar 3,1 persen di Australia Barat hingga 0,4 persen di Tasmania.
Demografer Universitas Nasional Australia, Liz Allen, mengatakan pencapaian tonggak sejarah populasi 27 juta merupakan momen untuk mempertimbangkan tantangan dan peluang yang dihadapi negara ini di masa depan.
"Setiap kali kita mencapai tonggak penting dalam pertumbuhan populasi, hal itu memberi kita alasan untuk berpikir tentang ke mana kita menuju dan seperti apa negara yang kita inginkan," kata Allen.
Allen mengatakan sering kali ketika suatu negara mengalami peningkatan populasi, terutama jika peningkatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh migrasi luar negeri, terdapat kecenderungan untuk panik.
"Sejenis kepanikan penduduk, kita melihat hal ini terjadi kita melihat khususnya (sejumlah) politisi dan komentator yang mungkin tidak senang dengan arah negara ini dan menyalahkan penduduk atas kegagalan kebijakan," katanya.
Allen mengatakan hal itu dapat memengaruhi kohesi sosial dan berpotensi memicu retorika yang merugikan seputar migrasi ketika perubahan populasi Australia dipermasalahkan.
"Jika Australia tidak memiliki imigrasi, kita tidak akan memiliki kedudukan sosial ekonomi yang baik seperti sekarang. Imigrasi menjaga Australia tetap bertahan secara ekonomi dan sosial," katanya.
Peningkatan populasi Australia terjadi lebih cepat dari proyeksi pemerintah
Pada tahun 2002, pemerintahan Howard telah memperkirakan dalam laporan antargenerasi pertama bahwa populasi nasional tidak akan mencapai 25,3 juta orang hingga tahun 2042 .
"Proyeksi yang dibuat dalam laporan antargenerasi pertama hanya sebaik asumsi dasar dan umur simpan proyeksi populasi," kata Allen.
"Proyeksi populasi menjadi semakin tidak akurat seiring berjalannya waktu, dan itu umumnya terjadi setelah lima tahun estimasi dibuat."
Para ahli mengatakan pemerintah belum merencanakan pertumbuhan penduduk Australia. Populasi penduduk lanjut usia di Australia telah diketahui selama bertahun-tahun, menurut Dr. Allen, tetapi pemerintah di semua tingkatan belum berinvestasi dalam infrastruktur yang tepat sejak tahun 1990-an.
"Itu bukan kesalahan populasi, melainkan masalah perencanaan. Dari waktu ke waktu, di Australia, dengan pemerintahan yang silih berganti di tingkat federal, negara bagian, dan teritori, kita melihat keengganan untuk berinvestasi dalam pengeluaran besar yang melampaui siklus politik," katanya.
"Kita sekarang dihadapkan pada berbagai krisis, krisis perumahan, krisis ekonomi, dan krisis iklim. Keengganan kita untuk menghadapi kenyataan bahwa Australia bukan lagi model keluarga dan perumahan tahun 1950-an merusak masa depan kita."
Chris Martin dari Universitas New South Wales, yang fokus dalam kebijakan perumahan, mengatakan selama dekade terakhir pemerintah telah mengabaikan kebijakan perumahan meskipun ada peningkatan permintaan yang didorong oleh pertumbuhan populasi.
"(Kami telah menerima) proposal yang relatif sederhana, cukup menarik perhatian dan tidak biasa yang diajukan oleh pemerintah, tetapi tidak ada rencana untuk mengatasi masalah sistemik yang ada dalam sistem perumahan kami," kata Martin
Martin mengutip contoh Dana Masa Depan Perumahan Australia senilai $10 miliar milik pemerintah federal , dan menggambarkannya sebagai kendaraan pendanaan yang dibuat-buat untuk jumlah perumahan sosial yang terjangkau yang relatif kecil.
"Ketika kita bisa melakukan peningkatan perumahan sosial dengan lebih cepat dan efektif hanya dengan melalui jalur yang sudah ada," katanya.
Martin mengatakan perlu ada pemikiran jangka panjang tentang kebijakan perumahan, menyoroti kebutuhan untuk membangun sektor perumahan sosial yang menurutnya telah kekurangan dana selama beberapa dekade.
"Jika sektor itu ingin memenuhi semua kebutuhan perumahan yang belum terpenuhi di masyarakat saat ini, dan proyeksi pertumbuhannya selama 20 tahun ke depan, sistem perumahan sosial yang ada perlu ditingkatkan tiga kali lipat ukurannya," katanya.
"Itu tidak bisa terjadi dalam semalam."