Pemerintah Australia telah mulai menghentikan subsidi untuk mobil listrik, apa alasannya?
Beberapa negara bagian di Australia mulai menghentikan insentif mobil listrik. Kenapa? Yuk simak selengkapnya!
Empat negara bagian di Australia, yaitu Queensland, Victoria, New South Wales, dan Australia Selatan, telah mengambil keputusan untuk menghentikan insentif bagi kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). Setiap negara bagian tersebut memiliki kebijakan insentif yang berbeda. Menurut laporan dari carexpert.com.au pada Senin (2/9/2024), penghentian insentif untuk mobil listrik baru di Queensland akan mulai berlaku pada Selasa (3/9/2024). Sebelumnya, pemerintah Queensland memberikan diskon sebesar 6.000 AUD, yang setara dengan Rp 63,1 juta.
Bart Mellish, yang menjabat sebagai Menteri Transportasi dan Jalan Utama Queensland, mengonfirmasi bahwa skema potongan harga untuk kendaraan bebas emisi telah dihapus. Insentif ini dihentikan setelah lebih dari dua tahun sejak peluncurannya yang pertama.
Lebih Banyak Pembelian Tanpa Insentif
Pertama kali diperkenalkan pada 1 Juli 2022, insentif untuk mobil listrik di Queensland awalnya sebesar 3.000 AUD (sekitar Rp 31 juta) untuk kendaraan listrik yang harganya di bawah 58.000 AUD (sekitar Rp 610 juta). Selanjutnya, insentif tersebut dinaikkan menjadi 6.000 AUD untuk semua mobil listrik dengan harga di bawah 68.000 AUD (sekitar Rp 715 juta). Sejak peluncurannya pada Juli 2022, pemerintah Queensland melaporkan bahwa lebih dari 10.000 warganya telah memanfaatkan program insentif ini. Namun, dari Juli 2022 hingga akhir Agustus 2024, tercatat ada 46.000 mobil listrik baru yang dibeli.
Ini menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen yang memilih untuk membeli mobil listrik tanpa adanya skema insentif. Mengenai hal ini, pemerintah Queensland tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai alasan di balik penghentian skema potongan harga tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Queensland telah menganggarkan 45 juta AUD (setara dengan Rp 473 miliar) untuk insentif kendaraan listrik. Dari jumlah tersebut, sekitar 10 juta AUD (sekitar Rp 105 miliar) digunakan untuk membangun infrastruktur pengisian daya publik (SPKLU) dan untuk mengganti kendaraan dinas pemerintah dengan mobil listrik.
Penghentian di 4 Negara Bagian
Queensland kini menjadi negara bagian keempat di Australia yang menghentikan pemberian insentif untuk mobil listrik baru. Sebelumnya, negara bagian Victoria telah menghapus subsidi sebesar 3.000 AUD untuk mobil listrik baru. Program tersebut hanya berlangsung selama dua tahun sejak diluncurkan pada Mei 2021.
Di sisi lain, New South Wales juga telah menghentikan potongan harga sebesar 3.000 AUD untuk mobil listrik yang harganya di bawah 68.750 AUD (sekitar Rp 723 juta). Keputusan ini diambil setelah 25.000 warganya memanfaatkan subsidi tersebut, meskipun jumlah itu masih di bawah target penjualan yang diharapkan.
Di sisi lain, Australia Selatan telah menghentikan diskon sebesar 3.000 AUD untuk kendaraan listrik baru dan plug-in hybrid (PHEV) sejak 1 Januari 2024. Awalnya, insentif ini direncanakan akan berakhir pada Juni 2025.
Sementara itu, Indonesia masih memberikan insentif untuk mobil listrik. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 Tahun 2024 Pasal 4, Kendaraan Bermotor Listrik (KBL) roda empat yang memiliki nilai TKDN lebih dari 40% berhak mendapatkan pengurangan PPN sebesar 10 persen dari harga jual. Dengan demikian, konsumen mobil listrik hanya perlu membayar PPN sebesar 1 persen.