6 Daerah di Sumsel Paling Rawan Karhutla, Pemprov Minta Bantuan Water Bombing dan TMC
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di sepuluh kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Enam di antara sepuluh daerah itu dinilai paling rawan karhutla, sehingga butuh bantuan water bombing dan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di sepuluh kabupaten dan kota di Sumatera Selatan. Enam di antara sepuluh daerah itu dinilai paling rawan karhutla, sehingga butuh bantuan water bombing dan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Iriansyah menjelaskan, enam daerah yang menjadi perhatian saat ini adalah Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, dan Penukal Abab Lematang Ilir. Pembasahan dan penyiraman air dari udara harus segera dilakukan karena karhutla biasanya lebih awal terjadi di daerah-daerah itu.
-
Kenapa kebakaran hutan sering terjadi di musim kemarau, terutama di Sumatera dan Kalimantan? Kebakaran hutan menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari ketika musim kemarau datang, terutama di pulau Sumatra dan Kalimantan. Bahkan sampai menimbulkan bencana kabut asap yang bisa sampai ke negara lain.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Apa yang mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitar perkebunan kelapa sawit besar di Sumatra? Sehingga kehadiran perkebunan besar ini mendorong munculnya perkebunan rakyat di sekitarnya.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
"Kami sudah usulkan helikopter water bombing dan TMC ke pemerintah pusat. Untuk sementara enam daerah itu menjadi perhatian," ungkap Iriansyah, Kamis (18/3).
Menurutnya, bantuan water bombing dan TMC itu harus direalisasikan paling lambat bulan depan, karena sudah memasuki musim kemarau. "Mudah-mudahan bulan depan usulan diterima dan armada tiba di Palembang," kata dia.
Saat ini, 9.000 personel gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, regu pemadam dari perusahaan, dan masyarakat, sudah berada di daerah-daerah rawan kebakaran. "Satgas siaga 24 jam di titik-titik rawan. Kami tak ingin muncul titik api yang menyebabkan kebakaran meluas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Palembang Hartanto mengatakan, musim kemarau di Sumsel diprakirakan pada dasarian ketiga Mei 2021. Namun pada April diperkirakan sudah terjadi penurunan intensitas hujan. "Jika lahan sudah kering, TMC menjadi solusi agar lahan tetap basah," jelas dia.
Baca juga:
Antisipasi Kebakaran Hutan, Polda Kaltim Luncurkan Aplikasi LembuSwana
Tiga Hektare Lahan Terbakar di Lembah Seulawah Aceh
Karhutla di Aceh Barat Meluas Menjadi Enam Hektare
60 Hektare Hutan dan Lahan di Bintan Terbakar dalam Sepekan Terakhir
Operasi Modifikasi Cuaca Cegah Karhutla Riau Mulai Dilakukan BPPT
Gubernur Sumsel: BMKG Memprakirakan Kemarau Tahun Ini Lebih Kering