7 Gelar kehormatan untuk Presiden SBY
SBY akan menerima gelar Ksatria Inggris. Sebelumnya, SBY pun sudah banyak menerima penghargaan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini bertolak ke London, Inggris untuk menggelar acara kenegaraan. Di Inggris Kepala Negara akan menggelar serangkaian acara, di antaranya akan mendapatkan gelar kehormatan dari Ratu Inggris Elizabeth II.
"Nama penghargaannya Knight Grand Cross in the Order of Bath. Pemimpin asing yang menerima penghargaan tersebut Presiden AS Ronald Reagan, Presiden Perancis Jacques Chirac dan Presiden Turki Abdullah Gul," ungkap Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizansyah di Jakarta, Senin (29/10).
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Apa yang SBY lukis di Pestapora? Di depan kerumunan penonton yang telah memenuhi lokasi, SBY menciptakan lukisan pemandangan Gunung Lawu, yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan dengan Ponorogo.
Penghargaan yang diberikan Ratu Inggris tersebut memiliki kelas tertinggi dari Order of the Bath. Meski demikian, tidak ada acara khusus saat memberikannya kepada Presiden SBY saat menemui Ratu Elizabeth di kediaman kerajaan.
Tak cuma mendapatkan gelar kehormatan di Inggris saja, Presiden juga pernah mendapatkan penghargaan sejenis. Negara-negara yang pernah memberikan gelar kehormatan tersebut di antaranya negeri jiran Brunei Darussalam, dan negara sahabat Ekuador.
Beberapa gelar kehormatan dari masyarakat lokal juga pernah diberikan kepada Presiden SBY, di antaranya masyarakat Melayu Jambi, masyarakat Batak dan Minang.
Apa-apa saja sebutan gelar tersebut, berikut penjelasannya:
Gelar 'La Senor' dari Ekuador
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapat gelar sebagai warga kehormatan kota Quito, Ekuador. Penghargaan tersebut diberikan oleh Walikota Augusto Barrera dalam sebuah upacara penghormatan di Museo de la Ciudad, di Pusat Kebudayaan, Quito, Ekuador, Sabtu (23/6) waktu setempat atau Minggu (24/6).
Mendapat penghargaan ini, Presiden SBY merasa bangga. "Saya bangga mendapat gelar kehormatan ini, gelar yang tidak pernah saya duga sebelumnya. Dan ini sebuah kejutan yang manis bagi saya dan rakyat Indonesia. Dengan senang hati saya menerimanya," kata Presiden SBY dalam sambutannya saat itu.
Dalam kesempatan ini, Presiden SBY menerima pin berupa burung perak, simbol kota Quito, dan kunci dari Walikota Augusto Barrera. SBY mendapat panggilan 'La Senor' yang berarti yang terhormat.
SBY berharap, dengan gelar kehormatan ini akan makin mempererat ikatan persahabatan Indonesia dan Ekuador. "Mudah-mudahan ini akan makin mempererat persahabatan kedua bangsa dan negara kita yang lebih harmonis dan saling menghormati," ujar SBY.
Bintang Darjah Kerabat Laila Utama dari Brunei Darussalam
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Senin (27/2) lalu menerima gelar penghormatan tertinggi dari Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, yaitu bintang kehormatan Darjah Kerabat Laila Utama. Bintang kehormatan tersebut diserahkan kepada Presiden SBY di Istana Nurul Iman, Bandar Seri Begawan.
Bintang kehormatan tersebut lalu dikenakan Presiden pada jamuan santap malam kenegaraan yang berlangsung malam itu.
Berlangsung di Istana Nurul Iman, Presiden kemudian mendapatkan upacara kenegaraan, melakukan kunjungan kehormatan kepada Sultan Brunei, yang dilanjutkan dengan pertemuan formal pemimpin kedua negara itu.
Gelar Ksatria dari Ratu Inggris
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan menerima penghargaan dari Ratu Inggris Elizabeth II saat melakukan kunjungan kerja ke Inggris. Penghargaan ini juga pernah diberikan kepada tiga pemimpin negara lainnya di seluruh dunia.
"Nama penghargaannya Knight Grand Cross in the Order of Bath. Pemimpin asing yang menerima penghargaan tersebut Presiden AS Ronald Reagan, Presiden Perancis Jacques Chirac dan Presiden Turki Abdullah Gul," ungkap Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizansyah di Jakarta, Senin (29/10).
Menurut dia, penghargaan yang diberikan dari Ratu Inggris itu memiliki kelas tertinggi dari Order of the Bath. Meski demikian, tidak ada acara khusus saat memberikannya kepada Presiden SBY saat menemui Ratu Elizabeth di kediaman kerajaan.
"Ini adalah kelas tertinggi dari Order of the Bath. Tidak ada upacara khusus, hanya Ratu akan menunjukannya di ruang display ke Bapak Presiden seusai makan siang tanggal 31 Oktober 2012," tandasnya.
Atas dasar apa penghargaan itu diberikan, Faiz tidak ingin menduga-duga. "Disebutkan sebagai recognition, persisnya atas apa saya tidak berani menduga-duga," pungkasnya.
Dari penelusuran merdeka.com, Knight Grand Cross of the Order of the Bath (GCB) merupakan penghargaan tertinggi dari Order of the Bath. Sering kali, penghargaan ini diberikan kepada kalangan militer dan segelintir kalangan sipil.
Gelar adat Melayu Jambi
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan Presiden pertama yang mendapatkan gelar adat dari Jambi.
Untuk Presiden, Jambi baru pertama kali ini memberikan gelar adat. Tetapi tokoh nasional seperti mantan Kasad Edi Sudrajat dan Faisal Tanjung pernah memperoleh gelar adat.
Dalam penyerahan gelar adat ini, semestinya ada prosesi penjemputan bagi penerima gelar adat itu ditiadakan, lalu prosesi penerimaan dengan acara adat juga dihilangkan.
Namun prosesi pencak silat, rebana dan kepala kerbau masih ada. Dihilangkannya beberapa rangkaian acara tersebut tidak menghilangkan makna gelar adat tersebut.
Menurut Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Jambi bersama seluruh Lembaga Adat Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi telah melaksanakan musyawarah, dan dalam musyawarah tersebut disepakati untuk memberikan Gelar Adat kepada Presiden.
Dasar pertimbangannya, menurut Gubernur, LAM Provinsi Jambi bersama LAM Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi merasakan sudah sepantasnya pada saat Presiden membuka Musyawarah Lembaga Adat se-Sumatera, LAM Jambi memberikan gelar kehormatan kepada Presiden, juga merupakan penghargaan kepada Presiden.
Gelar Maharajo Pamuncak Sari Alam dari Minang
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono juga pernah menerima gelar adat Sangsako Minangkabau dari Masyarakat Tanjung Alam dan Pewaris Kerajaan Pagaruyung di Istano Basa Pagaruyung, Jumat 22 September 2006 lalu.
SBY bergelar "Yang Dipertuan Maharajo Pamuncak Sari Alam," sedangkan Ibu Ani mendapat gelar "Puan Puti Ambun Suri". Upacara adat pemberian gelar berlangsung di Balai Adat Kenagarian Tanjung Alam oleh para penghulu Kerapatan Adat Nagari Tanjung Alam. Saat mendapatkan gelar, keduanya mengenakan baju kebesaran adat Minangkabau.
Menurut Ketua Umum Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau Kamardi Rais Datuk P. Simulie, gelar Sangsako adalah gelar untuk diri pribadi si penerima yang telah menenamkan budi dan memberikan jasa.
"Gelar ini tidak dapat diturunkan kepada anak kemenakan, tidak seperti gelar adat sako di Minangkabau, yaitu gelar datuk atau penghulu yang diwariskan kepada kemenakan," ujarnya saat itu.
Gelar adat Lembaga Batak Puak Angkola
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mendapatkan gelar adat Lembaga Batak Puak Angkola. Gelar Patuan Sorimulia Raja atau Paduka Tuan yang memberikan kemakmuran, keteladanan dan kenyamanan tersebut sempat menimbulkan kontroversi.
Sebagian pihak memandang pemberian gelar adat tanpa dasar yang kuat menghilangkan nilai sakralnya, karena Presiden SBY dianggap sama sekali tidak pernah berjasa kepada warga Batak.
Pemberian gelar berlangsung dalam peresmian Museum Batak di Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara, Januari 2011 lalu. Gelar tersebut merupakan gelar kehormatan tertinggi Batak Mandailing yang juga berarti "Paduka Tuan". Pemberian gelar itu juga melengkapi nama Presiden menjadi Susilo Bambang Yudhoyono Siregar.
Antropolog Universitas Negeri Medan, Bungaran Simanjuntak, mengecam pemberian penghargaan tersebut. "Saya kira kalau saya ke Solo, ada kawan saya di dalam, saya minta gelar akan dikasih, tetapi saya harus memberi sesuatu," ujarnya.
Gelar Bapak Demokrasi dari KNPI
Presiden SBY rencananya akan menerima penghargaan sebagai Bapak Demokrasi dari DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Rencananya, penghargaan akan diberikan kepada Presiden SBY pada Desember nanti.
Ketua Pusat Pengembangan Strategi Kebijakan DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla mengatakan, pemberian gelar sebagai Bapak Demokrasi oleh DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sangat tepat.
"Saya rasa gelar sebagai Bapak Demokrasi sudah tepat karena Presiden SBY punya kontribusi besar untuk konsolidasi demokrasi," kata Ulil kepada antara beberapa hari lalu.
Dia menambahkan, konsolidasi demokrasi itu disebabkan dua hal. Pertama, kata dia, Presiden SBY melakukan kontribusi dalam menegakkan pokok-pokok dalam demokrasi.
Selain itu, apa yang dilakukan oleh Presiden SBY selama menjabat juga telah membuat ekonomi menjadi lebih baik. "Demokrasi itu ditunjang oleh ekonomi. Ekonomi yang baik mampu melahirkan demokrasi yang baik pula. Presiden SBY telah menjalan keduanya," kata Ulil.