Ada Klaster Baru Covid-19, Wali Kota Bandung Khawatir Terjadi Eskalasi
Meski tidak merinci lokasi penyebaran dari tiga klaster tersebut, Oded memastikan bahwa semua orang yang terpapar sudah melakukan isolasi mandiri. Khusus untuk klaster pasar, satu blok sudah ditutup dan segera disemprot cairan disinfektan.
Wali Kota Bandung, Oded M Danial, mengaku was-was dan khawatir terjadi eskalasi kasus positif Covid-19 di Kota Bandung. Sejauh ini, ia menyebut ada tiga klaster baru penyebaran virus tersebut.
"Dua hari terakhir kemarin ada 10 orang yang positif itu terdiri klasternya dari pasar, tiga klaster lah, nakes (tenaga kesehatan) terpapar juga, satu lagi ojol atau apa lah, ada tiga klaster," kata dia kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin (8/6).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada bocah yang viral di Bandung? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jenderal Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat. Videonya viral setelah seorang pelaku mengaku sebagai keponakan seorang jenderal.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
Meski tidak merinci lokasi penyebaran dari tiga klaster tersebut, Oded memastikan bahwa semua orang yang terpapar sudah melakukan isolasi mandiri. Khusus untuk klaster pasar, satu blok sudah ditutup dan segera disemprot cairan disinfektan.
Oded menilai, kasus yang terjadi di Kota Bandung masih tergolong landai. Namun, ia mengaku waswas akan terjadi eskalasi seiring dengan kebijakannya melakukan tes masif menggunakan rapid tes maupun PCR.
"Sekarang sedang intensif menyisir dari nakes. Dan memang yang membuat saya pribadi masih gegebegan, was was dan khawatir. Di satu sisi kita mempunyai amanah dari (pemerintah) pusat untuk tes masif, kedua, melacak, di sisi lain ketika ada tes masif saya khawatir bisa jadi (angka kasus) membeludak karena masyarakat tidak disiplin," ucap dia.
Untuk itu, ia meminta masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh. Pihak terkait diminta untuk terus meningkatkan pemeriksaan dan meningkatkan kewaspadaan. Petugas yang sebelumnya bertugas di perbatasan disebar ke rumah-rumah.
Sejauh ini, masih banyak masyarakat yang menganggap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selesai. Ini tentu membahayakan dan harus diantisipasi. "(Evaluasi) PSBB proporsional peningkatan ada tapi Alhamdulillah tidak signifikan perlu disyukuri dengan peningkatan hari ini landai," terang dia.
Wacana Pembukaan Mal dan Imbauan untuk Pernikahan
Dalam kesempatan yang sama, Oded akan terus melakukan pemeriksaan di mal-mal yang ada di Kota Bandung untuk melihat kesiapan beroperasi dengan protokol kesehatan. Di lain pihak, ia belum memperbolehkan acara resepsi pernikahan yang bisa mengumpulkan banyak orang. Namun, semua keputusan tetap akan bergantung hasil evaluasi.
"(pembukaan) mal masih harus dibahas dan dievaluasi dulu. Nanti dirapatkan," ucap dia.
"Bagi semua masyarakat yang mau mengadakan event berkumpul termasuk pernikahan saya mengimbau mengindahkan aspek protokol kesehatan, ada yang mau menikah, jangan dulu ada resepsi. Kalau akad kedua belah pihak bisa," pungkasnya.
Dinkes Sebar Imbauan untuk Tenaga Kesehatan
Sehubungan dengan adanya kasus positif PCR Covid-19 pada pegawai di puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan, Rita Verita mengaku masih menunggu surat edaran resmi berkaitan dengan kebijakan baru. Sambil menunggu, ia meminta para tenaga kesehatan melakukan langkah strategis.
Imbauan tersebut di antaranya adalah memberlakukan pembagian hari kerja di kantor dan kerja dari rumah untuk seluruh pegawai selama 14 hari ke depan. Kemudian, jumlah pegawai yang hadir di kantor disesuaikan dengan jumlah tenaga yang ada dan kebutuhan layanan, minimal 30 persen pegawai hadir di kantor.
"Mohon tetap tenang dan dapat terus memberi support untuk seluruh pegawai di puskesmas. Mengingatkan kembali konsep PPI, di antaranya penggunaan APD, cara melepas APD dan melakukan disinfeksi alat dan ruangan," kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima.
(mdk/lia)