Adik Kandung Gus Dur, Lily Wahid Meninggal Dunia
Lily Wahid, Adik Presiden ketiga RI KH Abdurahman Wahid meninggal dunia. Lily Wahid meninggal setelah sempat menjalani perawatan di RSCM, Jakarta.
Lily Wahid, Adik Presiden ketiga RI KH Abdurahman Wahid meninggal dunia. Lily Wahid meninggal setelah sempat menjalani perawatan di RSCM, Jakarta.
Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), mengabarkan berita duka tersebut. Wanita yang sempat berkiprah di PKB itu meninggal Pukul 16.25 WIB.
-
Bagaimana Gilga Sahid dikenal? Gilga Sahid Hardiansyah merupakan seorang penyanyi campur sari yang tenar berkat lagu ciptaannya yang berjudul “Nemen”.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Mengapa PKI berusaha mengaburkan lokasi jenazah para jenderal? PKI Juga Berusaha Menyesatkan Pencarian Dengan Membuat Banyak Gundukan Tanah Seperti Kuburan "Setiap digali, gundukan itu kosong tidak ada apa-apanya," laporan Mayor Subardi seperti ditulis dalam buku Achmad Yani Tumbal Revolusi.
-
Bagaimana keajaiban yang dialami Halimah As Sa’diyah? Wajah bayi Muhammad SAW memancarkan cahaya. Baru kali ini Halimah melihat bayi yang begitu istimewa. Bukan hanya itu saja keajaiban yang dialami halimah, air susunya juga mendadak mengalir deras. Bahkan unta miliknya yang semula kurus seketika berubah gemuk dan kuat.
-
Kapan Dewi Khotijah dibunuh? Saat ia sedang salat, para punggawa kerajaan menyerangnya dengan tombak dan keris.
Lily Chadijah Wahid binti KH Abdul Wahid Hasyim rencananya akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
"Jenazah akan dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang," kata Cak Imin dikutip dari Akun Twitternya, Senin (9/5).
Profil Lily Wahid
Hj. Lili Chodidjah Wahid atau yang akrab dipanggil Lily Wahid ini adalah adalah adik kandung Gus Dur. Dia lahir Jombang 4 Maret 1948. Dalam kancah politik nasional bisa dibilang dia adalah pendatang baru.
Namanya baru mulai dikenai publik ketika mendukung kepengurusan PKB hasil Muktamar Ancol awal 2008 yang melahirkan Muhaimin Iskandar dan Lukman Edy, masing-masing sebagai ketua umum dan sekjen.
Kala itu, Lily berseberangan dengan kakaknya, Gus Dur. Karena jasanya itulah Lily Wahid selanjutnya ditempatkan sebagai Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB. Dari posisi itu, Lily makin dikenal publik. Dan pada Pemilu 2009, Lily selanjutnya melenggang ke DPR setelah memenangkan pertarungan di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur II. Di DPR, ibu beranak tiga ini kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap bisa merugikan masyarakat. Bersama politisi perempuan dari partai lain, Lily menjadi inisiator koalisi politisi perempuan di parlemen.
Saat skandal Bank Century mencuat, Lily bersama delapan anggota DPR dari lintas fraksi berinisiatif membentuk Tim Sembilan. Tim inilah yang menggagas usulan penggunaan hak angket DPR untuk mengusut kasus pengucuran dana Rp 6,7 triliun ke Bank Century.
Langkah Lily ini cukup berani. Sebab saat itu tidak ada satupun politisi PKB yang berani menyatakan mendukung Pansus Century, apalagi menjadi inisiator. Beberapa elite PKB malah menyesalkan sepak terjang Lily.
Tapi dia yakin dengan apa yang dilakukannya. Bukan hanya di parlemen, di partainya sekalipun dia kritisi. Saat masih remaja, dia sudah mengenal politik. Ketika usianya masih sekitar 19 tahun, Lily sempat dicalonkan menjadi anggota DPR. Namun dia memutuskan membatalkan pencalonan karena sudah banyak anggota keluarga yang menjadi caleg kala itu.
Terlebih dia memang lahir dari keluarga Wahid Hasyim yang dekat dengan hirup pikuk politik. Bagi Lily, politik tak identik sebagai upaya perebutan kekuasaan. Menurutnya, makna politik sesungguhnya adalah cara untuk mencapai kemakmuran rakyat. Untuk mencapai tujuan itu, setiap orang bisa memainkan perannya masing-masing sesuai kemampuannya .
Masyarakat biasa bisa berpartisipasi dalam politik dengan ikut menyampaikan aspirasinya terhadap situasi perkembangan negara lewat saluran-saluran yang ada. Maka, dia tidak takut untuk menyuarakan kebenaran. Prinsipnya, katakanlah yang benar meski itu pahit.
(mdk/rnd)