Ahli: Kita Punya Rp695,2 T, Kenapa Tidak Fokus Pencarian Kasus Covid-19 Lewat Tes
"Kita bisa lihat negara negara yang tes rasionya tinggi, kasusnya banyak dan penanganan cepat, angka kesembuhannya mendekati 100 persen,"
Ahli kesehatan Abidinsyah Siregar meminta pemerintah bergerak cepat melakukan tes secara masif untuk melacak kasus Covid-19. Menurutnya, cara tersebut efektif untuk memutus penyebaran virus corona.
"Upaya penemuan kasus tidak boleh berhenti dan satu satunya caranya tes harus diperbanyak. Kita bisa lihat negara negara yang tes rasionya tinggi, kasusnya banyak dan penanganan cepat, angka kesembuhannya mendekati 100 persen, hanya satu cara temukan kasus secepat mungkin, tracing dengan sangat teliti, jangan takut rugi," kata dia dalam diskusi virtual, Sabtu (20/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus-virus tersebut di peternakan bulu? Tim peneliti internasional menggunakan teknik yang disebut pengurutan metagenomik, jenis analisis yang memeriksa seluruh sampel DNA dan RNA. Tim meneliti jaringan paru-paru dan usus dari 461 hewan.
-
Bagaimana para peneliti menemukan virus tertua yang pernah ditemukan? Dalam sekuens mentah tersebut, mereka mencari sisa-sisa genom atau keseluruhan informasi genetik suatu organisme dari tiga jenis virus DNA: adenovirus, herpesvirus, dan papillomavirus. Dari analisis tersebut, para peneliti berhasil menemukan virus tertua yang pernah ditemukan.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Dimana para ilmuwan mengambil inti es yang berisi virus purba? Pada 2015 tim peneliti internasional menjelajah ke Gletser Guliya yang terpencil di Dataran Tinggi Tibet di Himalaya untuk mengumpulkan inti es sepanjang ratusan meter.
Abidinsyah menyayangkan, anggaran besar yang dimiliki pemerintah tidak difokuskan untuk tes corona. Dia kembali menegaskan bahwa tes yang masif adalah cara ampuh mencegah penularan.
"Kita kan punya uang Rp405 triliun bahkan sekarang sampai Rp600 triliun, Menteri Kesehatan dapat Rp75 triliun. Kenapa kita tidak fokus pencarian kasus melalui tes, hanya tes caranya, tidak bisa cara lain," ujar Abidinsyah.
Dia ingin di setiap kerumunan orang dilakukan tes Covid-19. Dia bilang, hal ini akan membuat masyarakat belajar dan menjadi terpelajar bahwa di antara kerumunan orang ada yang positif corona. Sehingga, menyadarkan masyarakat agar lebih disiplin dan waspada.
"Contoh beberapa pasar didatangi di Jakarta, maupun di Solo, Surabaya, ternyata di pasar itu penjual ada yang positif, mereka di tutup. Ini kan menimbulkan suatu keyakinan masyarakat ternyata memang Covid itu ada di antara kita, begitu nanti perintah protokol turun mereka bisa terima," pungkasnya.
Baca juga:
Menuju Zona Hijau Covid-19, Pemkot Kediri Gelar Rapid Test Acak
6 Warga Binaan Rutan Pondok Bambu Reaktif Covid-19 Dites Usap
Gubernur Banten: Warga Tolak Rapid Test Karena Takut Bayar
Gubernur Bali: Kalau Terus-Terusan Rapid Test Sopir Logistik Gratis, Habis Dananya
Putus Mata Rantai Covid-19, BIN Gelar Rapid Test Covid-19 di BPK