Ahli toksikologi Australia sebut Mirna tewas bukan karena sianida
Ahli toksikologi Australia sebut Mirna tewas bukan karena sianida. Ahli toksikologi forensik Australia, Michael Robertson meragukan kematian Mirna akibat dari sianida. Pasalnya dia menilai secara toksikologi tidak ada bukti yang menunjukkan sianuda masuk dari mukut Mirna.
Ahli toksikologi forensik Australia, Michael Robertson meragukan kematian Mirna akibat dari sianida. Pasalnya dia menilai secara toksikologi tidak ada bukti yang menunjukkan sianuda masuk dari mukut Mirna.
"Tidak ada bukti toksikologi masuknya sianida lewat mulut," kata Michael di ruang sidang Koesoemah Atmadja 1 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (21/9).
Michael menerangkan ada beberapa alasan yang mendukung pernyataan dirinya tadi. Pertama, hasil pemeriksaan yang tercantum dalam berkas kematian Mirna, tidak ditemukannya sianida dalam sampel cairan lambung yang jadi salah satu barang bukti yang dicantumkan.
Padahal, kata Michael jika Mirna ditetapkan meninggal karena sianida masuk melalui mulut, maka bekas sianida ada di cairan lambung. Terlebih, sampel cairan lambung diperiksa baru 70 menit setelah Mirna dinyatakan meninggal.
Kedua, Michael memperlihatkan laporan pemeriksaan yang menunjukkan adanya sianida dalam lambung sebanyak 0,2 miligram. Jumlah itu, kata dia terlalu sedikit untuk orang yang divonis meninggal karena sianida.
"Dosis mematikan sianida masuk lewat mulut, 2,9 miligram untuk setiap kilogram berat manusia. Atau 180 miligram dengan melihat berat badan seseorang sekitar 60 kilogram," kata Michael.
Michael menerangkan sifat sianida memang terurai atau menguap. Namun, bila sianida terurai dalam rentang waktu pengambilan sampel maupun pengujian dilakukan, maka seharusnya di sampel-sampel itu tetap dapat ditemukan sianida.