AJI Indonesia Nilai Belum Ada Kesetaraan Gender di Perusahaan Media
Reza menjelaskan, untuk Indonesia kesenjangan tersebut masih ditambah dengan perbedaan fasilitas yang diterima, terutama dalam fasilitas kesehatan. Yakni, untuk pekerja perempuan di media sering kali diberikan status single.
Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Revolusi Reza menilai, isu kesetaraan gender belum mendapat perhatian dari perusahaan media.
Dia menyebut berdasarkan laporan The International Women's Media Foundation (The IWMF) dalam laporan Global Report on the Status of Women in the News Media pada 2011 hanya 33,3 persen jurnalis perempuan yang bekerja penuh di 522 perusahaan.
-
Apa contoh kesetaraan gender di bidang hukum dan peradilan? Salah satu contoh nyata dari kesetaraan gender dalam hukum dan peradilan adalah hak dan perlindungan terhadap kekerasan dalam rumah tangga. Sebelumnya, kasus kekerasan dalam rumah tangga sering kali dianggap sebagai masalah pribadi yang tidak perlu campur tangan hukum. Namun, sekarang ini ada undang-undang yang jelas dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, tidak peduli apakah korban tersebut adalah pria atau wanita.
-
Apa yang dimaksud dengan 'pengarusutamaan gender' yang ingin diterapkan Ganjar Pranowo? Kepedulian Ganjar bukan hanya pada kepentingan perempuan saja, tetapi juga soal keluarga. Jadi sudah diakui PBB bahwa Ganjar sangat peduli terhadap kepentingan perempuan. Ganjar ingin kebijakan-kebijakan yang ada melibatkan peranan perempuan. "Pak Ganjar itu, pertama bukan cuma soal perempuan saja, tapi juga soal keluarga karena keluarga itu penting. Tetapi, bahwa perempuan itu harus diberdayakan. Pak Ganjar ingin agar kebijakan ke depan ada yang namanya pengarusutamaan gender, akhirnya perempuannya terlibat semua," ujarnya.
-
Kapan Yenny Wahid menyatakan bahwa Ganjar Pranowo peduli terhadap kesetaraan gender? Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid mengatakan, calon presiden (capres) Ganjar Pranowo sangat peduli terhadap isu kesetaraan gender.
-
Mengapa Yenny Wahid menyebut Ganjar Pranowo peduli terhadap kesetaraan gender? Kepedulian Ganjar bukan hanya pada kepentingan perempuan saja, tetapi juga soal keluarga. Jadi sudah diakui PBB bahwa Ganjar sangat peduli terhadap kepentingan perempuan. Ganjar ingin kebijakan-kebijakan yang ada melibatkan peranan perempuan. "Pak Ganjar itu, pertama bukan cuma soal perempuan saja, tapi juga soal keluarga karena keluarga itu penting. Tetapi, bahwa perempuan itu harus diberdayakan. Pak Ganjar ingin agar kebijakan ke depan ada yang namanya pengarusutamaan gender, akhirnya perempuannya terlibat semua," ujarnya.
-
Bagaimana kesetaraan gender di dunia kerja dapat terwujud? Kebijakan fleksibilitas jam kerja, pengurangan waktu kerja yang disebabkan oleh tanggung jawab keluarga, cuti hamil, cuti ibu, atau cuti ayah adalah langkah-langkah penting dalam menerapkan kesetaraan. Hal ini memberikan kesempatan bagi baik pria maupun wanita untuk membagi waktu antara tanggung jawab karier dan keluarga dengan adil. Selain itu, penghapusan diskriminasi gaji juga penting dalam mencapai kesetaraan gender. Para pekerja, tanpa memandang jenis kelaminnya, harus diberikan upah yang sama untuk pekerjaan yang setara baik dalam hal kualifikasi maupun tanggung jawab.
-
Siapa yang terpengaruh dengan perubahan peran gender di Indonesia? Terdapat perubahan dalam peran gender yang juga mempengaruhi sosial budaya Indonesia. Wanita tidak lagi terbatas pada tugas rumah tangga, melainkan juga aktif dalam dunia kerja dan berkontribusi dalam pengambilan keputusan keluarga. Hal ini mengubah pola hubungan dalam keluarga serta pola kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
"Posisi sebagai news gathering, reporter dan penulis (editor), juga masih didominasi laki-laki (64 persen). Sementara perempuan hanya mencapai 36 persen," katanya di Jakarta, Minggu (8/3).
Reza menjelaskan, untuk Indonesia kesenjangan tersebut masih ditambah dengan perbedaan fasilitas yang diterima, terutama dalam fasilitas kesehatan. Yakni, untuk pekerja perempuan di media sering kali diberikan status single.
"Sehingga saat memiliki anak, ia tak berhak mendapatkan asuransi untuk anak-anaknya," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Gender, Anak, dan Kelompok Marjinal AJI, Endah Lismartini menyatakan, ada Indeks Pemberdayaan Gender Badan Pusat Statistik (BPS) penempatan perempuan sebagai tenaga profesional di Indonesia pada tahun 2019 masih cukup rendah.
Angka terendah kata dia yakni Papua sebesar 35,7 persen dan tertinggi di Sumatera Barat 55,4 persen. Sedangkan di DKI Jakarta pemberdayaan perempuan berada pada angka 47,3 persen.
"Angka ini baru berbicara soal kesempatan yang diberikan pada perempuan. Belum sampai membicarakan kesenjangan upah, kesempatan jenjang karir yang lebih tinggi, atau fasilitas lain sebagai perempuan," katanya.
Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) tahun 2020, secara umum kesenjangan gender global berdasarkan jumlah penduduk berada pada posisi 68,6 persen. Artinya masih terdapat 31,4 persen kesenjangan yang menjadi tugas bersama masyarakat global.
"Indonesia berada pada peringkat 85 dalam urusan gender gap. Indikator kesenjangan tersebut terdiri dari empat dimensi, yaitu kesempatan memperoleh pendidikan, kesehatan, partisipasi ekonomi, dan pemberdayaan politik," jelasnya.
Sementara itu kata Endah, kondisi di media saat ini terdapat kemajuan, setidaknya 12 perempuan menjadi pemimpin redaksi media mainstream di Jakarta. Namun, kesetaraan gender di media masih perlu terus didorong.
Sebab untuk level yang lebih rendah tidak ada kepastian jenjang karir bagi perempuan. Terutama bagi perempuan yang telah menikah dan memiliki anak.
"Mereka akan ditempatkan pada kanal-kanal lebih soft, seperti lifestyle dan fashion, bukan pada kanal-kanal penting seperti politik," jelasnya.
Reporter: Ika Defianti
Sumber: Liputan6.com