Aktivitas Terakhir Dian saat 3 Anggota Keluarga jadi Mayat di Kalideres
Merunut waktu kematian, Dian Febbyana (42) yang wafat terakhir.
Misteri kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres satu per satu terkuak. Merunut waktu kematian, Dian Febbyana (42) yang wafat terakhir. Dian juga masih sempat melakukan aktivitasnya sebelum meninggal.
Adapun urutan kematian empat anggota tersebut dimulai dari Rudyanto Gunawan (71), sang istri Reni Margaretha (66) lalu paman Budyanto Gunawan (68).
-
Kapan peradaban Maya menghuni kota Ichkabal? Jenis dan tata letak bangunannya menunjukkan bahwa kota ini dihuni sejak akhir periode Praklasik (400 SM hingga 200 M) dan dihuni hingga sekitar tahun 1500 M, meskipun sebagian besar arsitektur monumentalnya berasal dari tahun 350 SM dan 50 SM.
-
Bagaimana kota bangsa Maya itu ditemukan? Juan Carlos Fernandez-Diaz, asisten profesor dari Teknik Sipil Univeristas Houston, Amerika Serikat, menemukan kota itu pada Maret lalu ketika dia sedang melakukan survei arkeologi dengan pesawat di atas wilayah itu.
-
Apa penemuan utama di makam raja Maya? Para arkeolog menemukan kotak batu berbentuk peti mati, kerangka yang sebagian besar sudah membusuk, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh National Geographic . Persembahan tersebut termasuk sebuah pot, koleksi cangkang tiram besar, beberapa tulang manusia yang diukir dan dihias dari individu yang terpisah, dan sejumlah potongan batu giok, yang menurut para peneliti merupakan topeng yang rumit.
-
Kapan jalan beraspal Maya tersebut dibangun? Jalan ini menjadi penghubung antara kota Uxmal dan Kabah selama lebih dari 250 tahun, dari tahun 700 hingga 950 M.
-
Dimana jalan beraspal Maya tersebut ditemukan? Selama melakukan pemindaian hutan Yucatan di Meksiko menggunakan teknologi laser, para ilmuwan dari Institut Nasional Antropologi dan Sejarah Meksiko (INAH) menemukan sebuah jalan bangsa Maya sepanjang 18 kilometer, yang menghubungkan kota Uxmal dan Kabah lebih dari 1.200 tahun yang lalu.
-
Di mana kota bangsa Maya itu berada? Penerbangan tiga jam di atas hutan Meksiko di Semenanjung Yucatan mengungkap sebuah peradaban menakjubkan di bawah lebatnya hutan: sebuah kota bangsa Maya yang hilang sejak sekitar 1.000 tahun lalu.
Ketua Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia (APSIFOR), Reni Kusumowardhani menceritakan mulanya saat turut mengunjungi TKP melihat kondisi rumah tampak rapih dan bersih layaknya rumah yang terawat. Usai dirinya melakukan penelitian hal tersebut merujuk pada Dian yang merupakan orang terakhir tewas.
"Rumah begitu rapih tertata sampai posisi lemari, susunan pakaian terlihat tertata. Tampak seperti rumah yang sehari-sehari diberesin," ujar Reni saat dihubungi merdeka.com, Selasa (13/12).
Terlebih, Reni mengungkapkan Dian masih sempat merawat ibunya yang sudah sudah tekujur kaku. "Masih juga merawat ibunya, masih mengganti kalender. Dia juga masih belanja makanan di bulan Agustus masih beli nugget," lanjut dia.
Reni menilai bahwa tindakan dari Dian merupakan bentuknya rasa mempertahankan hidupnya sehingga tidak ada unsur kesengajaan untuk bunuh diri atau semacamnya.
"Itu yang kemudian memperkuat data-data lain bahwa tidak ada bunuh diri di situ. Termasuk si Dian ini yang terakhir meninggal. Meskipun dalam kedaan yang kepepet gitu tapi insting bertahan hidup itu masih ada," jelas Reni.
Penyebab Kematian
Dokter Forensik RSCM atau FKUI, Ade Firmansyah Sugiharto mengatakan, Dian meninggal dunia karena kelainan pada paru-paru. Temuan terbaru, Dian meninggal terakhir jika dibandingkan dengan ketiga jasad lainnya.
"Gambaran organ makroskopik saat pembedahan maupun hispatologi forensik dengan jelas kita meyakinkan sekali bahwa sebab kematiannya adalah kelainan di paru tersebut," kata Ade.
Kesimpulan Ade merujuk pada hasil pembedahan. Hasil bedah menunjukkan ditemukan adanya perlengketan pada paru dengan dinding dada Dian. Kondisi ini biasanya terjadi akibat peradangan atau paru-paru kronis.
"Nah ini kalau dilihat dari gambaran hispatologi forensiknya, ternyata ada bintik-bintik hitam yang berada di potongan jaringannya. Ini biasa terjadi pada kondisi pneumokoniosis," jelasnya.
Menurut Ade, pneumokoniosis disebabkan banyak hal. Salah satunya, terlalu lama menghirup asbes dan silika.
Khusus pada kasus yang dialami Dian, kemungkinan akibat terlalu lama menghirup bedak talcum. Ade menyebut, temuan di tempat kejadian perkara, terdapat bedak talcum yang tak jauh dari posisi jenazah Dian.
Selain itu, sebelum meninggal dunia Dian selalu memberikan bedak kepada ibunya. Aktivitas itu membuat terjadinya peradangan menahun dialami Dian akibat menghirup serbuk atau bedak diberikan kepada ibunya.
Tewas Bukan Karena Kelaparan atau Kekerasan
Pemeriksaan forensik juga tidak menemukan tanda-tanda kekerasan maupun luka-luka terhadap keempat jasad. Hasil pengecekan organ tubuh keluarga Rudyanto dipastikan tidak ada bahan bahan beracun atau berbahaya pada tubuh keempatnya.
Sedangkan dari analisis feses, ditemukan karbohidrat dan serat pada Budyanto dan Dian. Temuan ini menyangkal kabar keluarga tersebut meninggal karena kelaparan.
Hasil penyelidikan polisi juga memastikan satu keluarga ini meninggal tak terkait sekte tertentu. Temuan benda klenik serta obat diyakini merupakan kepercayaan keluarga tersebut untuk menyembuhkan penyakit.
Namun temuan benda klenik itu bukan sesuatu yang aneh. Sebab ritual yang dilakukan keluarga Rudyanto Cs, kerap dilakukan masyarakat pada umumnya.
Temuan-temuan hasil penyelidikan tersebut dipastikan polisi keluarga Rudyanto meninggal dalam cara wajar. Polisi menghentikan penyelidikan kasus tersebut dan akan menyerahkan jenazah kepada keluarga.
Tidak Ada Unsur Pidana
Polisi memastikan tak ada unsur pidana terkait kasus kematian satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Oleh karena itu, penyelidikan terkait kematian keluarga Kalideres dihentikan polisi.
"Oleh karenanya rekan-rekan sekalian hasil penyelidikan kami tidak ada peristiwa pidana maka kasus ini ke depan akan kami hentikan penyelidikannya," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di Mapolda Metro Jaya, Jumat (9/12).
Hengki mengatakan bahwa tidak ditemukan peristiwa pidana maupun perbuatan melawan hukum terkait kematian satu keluarga itu berdasarkan penyelidikan polisi menggandeng tim ahli dari sosiolog, psikolog hingga laboratorium forensik Polri.
Selain itu, hasil penyelidikan juga tak ditemukan motif ataupun alasan kematian empat orang tersebut apakah bunuh diri maupun tidan pidana lain yang ditemukan seperti kasus pembunuhan pada umumnya.
Hengki menyebut berdasarkan hasil penyelidikan berbasis scientific crime investigation tersebut ditemukan bahwa kematian satu keluarga di Kalideres itu wajar dalam kondisi tak wajar.
"Jadi merupakan fenomena cukup unik. Bagi kami pengalaman yang sangat berarti dan sangat jarang ditemukan kasus seperti ini oleh karenanya ke depan kita akan bekerja sama dengan kampus menyelidiki fenomena ini," kata Hengki.
Baca juga:
Merunut Rentang Waktu Kematian Satu Keluarga di Kalideres
Akhir Cerita Maut di Rumah Kalideres
VIDEO: Kematian Keluarga Kalideres jadi Kasus Langka di Indonesia, Ini Alasannya
Kasus Ditutup, Polisi Koordinasi Pengembalian Jenazah Sekeluarga Tewas di Kalideres
Polisi Ungkap Kendala Penyelidikan Kasus Sekeluarga Tewas Kalideres