Alasannya Mulia, Ini Kisah Penjual Bakso Perbaiki Jalan Kampung Halaman Pakai Uang Pribadi hingga Miliaran
Ferry Suwadi, pengusaha bakso asal Kabupaten Malang menjadi perbincangan publik karena aksi inspiratifnya.
Ferry Suwadi, pengusaha bakso asal Kabupaten Malang menjadi perbincangan publik karena aksi inspiratifnya. Ferry rela merogoh kantong pribadi hingga puluhan miliar untuk biaya pembangunan jalan kampung.
Ferry itu membangun jalan kampungnya di Dusun Segelan Sidomulyo, Desa Balesari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang. Lokasi kampung kelahiran Ferry tersebut berjarak sekitar 30 Km yang bisa ditempuh sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Malang.
- Tak Cuma Jalanan ini Daftar Fasilitas Umum yang Dibangun Penjual Bakso di Malang, Pemerintah & Dana Desa Kemana?
- Bapak Tua Bawa Piring Kotor Tak Ada Uang Hampiri Tukang Bakso, Tindakan Pedagang jadi Perbincangan
- Dunia Memang Keras, Anak Usia 13 Tahun Jualan Bakso Keliling Dapat Komisi Segini Jika Dagangannya Habis
- Mudik Lebaran 2024, Pemudik di Lampung Antre 3 Jam untuk Masuk Kapal ke Merak
Jalan yang dibangun Ferry merupakan poros utama yang menghubungkan dusun tersebut ke dusun lain. Panjang jalan desa keseluruhan sekitar 4 kilometer dan menjadi akses satu-satunya warga di empat dusun tersebut.
Warga secara gotong royong dengan dana swadaya bantuan dari Ferry membangun jalan yang rusak berat tersebut. Warga memperbaiki jalan sepanjang 1,5 kilometer dengan cor beton selama hampir lima tahun belakangan ini.
Proses perbaikan jalan dengan rabat beton itu dilakukan dalam lima tahap. Tahap pertama pengecoran dilakukan sepanjang 250 meter dengan durasi waktu hampir enam bulan.
"Per tahap pengerjaan sepanjang 250 meter dengan lebar 9 meter beserta gorong-gorong atau drainase. Semuanya dibangun oleh donatur Pak Ferry Suwadi," tegas Antok Johanes, Kepala Dusun Segelan Sidomulyo kepada wartawan dikutip Rabu (8/1).
Proyek Berlangsung Lima Tahun
Selama proses pengerjaan, Ferry Suwadi menyediakan kebutuhan material dan membayar gaji para tukang yang telah ditunjuk sebagai penanggungjawab. Selain itu, proyek ini melibatkan warga dengan bergotong-royong membantu secara bergiliran selama proses pengerjaan.
Pembangunan juga melibatkan Pemerintah Desa untuk menggerakkan warga agar turut bergotong-royong membantu selama proses pengerjaan. Setiap hari setidaknya 20 orang sampai 25 orang warga terlibat dalam pengecoran. Warga secara bergiliran kerja bakti secara terjadwal.
"Kami ada 7 RT, setiap hari 20 sampai 25 warga yang ikut gotong royong. Ini bergiliran termasuk untuk mencukupi kebutuhan konsumsinya," ucapnya.
Rencananya pengecoran dilakukan untuk memperbaiki seluruh jalan dusun sepanjang 4 Kilometer. Sekitar 2,5 kilometer masih belum dibangun dan rencananya akan dilanjutkan dengan cara serupa yakni bergotong-royong seluruh warga. Namun karena musim hujan dan kontur tanah yang labil pengecoran akan dilaksanakan saat musim kemarau.
Lima tahapan pengecoran sebelumnya untuk jalan sepanjang 1,5 kilometer yang diperbaiki dengan cor beton. Termasuk di dalamnya jalan akses mengarah ke SD Negeri.
Sukri, Kepala Tukang Pengerjaan Jalan mengatakan kondisi jalan tersebut sebelumnya mengelupas tinggal bebatuan karena aspalnya habis dimakan waktu. Lebar jalan pun semula hanya 2,5 meter dan kini dirabat penuh disertai gorong-gorong di sisinya.
Perbaikan berlangsung dalam lima tahap dan tahap pertama dikerjakan 2019 secara berturut-turut hingga tahap kelima pada 2024. "Dalam satu tahun dikerjakan beberapa ratus meter,” katanya.
Perawatan jalan pun dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Warga iuran Rp15 ribu per bulan untuk dana perawatan jalan yang akan digunakan pengecatan.
Profil Ferry
Ketua RT 01/ RW 16 Dusun Segelan Sidomulyo, Yuda Prasetya mengatakan Ferry merupakan warga kampungnya yang sukses merantau di Batam. Sudah puluhan tahun membangun bisnis bakso dan memiliki sejumlah cabang.
"Pak Ferry ini asli orang sini. Usahanya di Batam lancar. Melihat jalan di sini kurang bagus berinisiatif mendanai,” ujar Yuda.
Sementara, Ferry Suwadi dalam podcast Kasihsolusi mengaku hanya lulus SMP dan terpanggil membangun jalan tersebut karena memang masih sering menggunakannya. Setiap bulan, dia masih pulang kampung menjenguk orang tuanya.
"Saya kan sering lewat situ juga untuk jenguk orang tua. Saya masih sering pulang kampung, tiap bulan pulang kampung," katanya.
Ferry mengaku tidak pernah mengatakan jumlah nilai yang sudah disumbangkan dalam pembangunan jalan tersebut. Selama ini, angka Rp10 Miliar yang muncul di media hanya perkiraan warga atau nitizen.
"Kalau Rp10 miliar itu kan warga yang bilang. Kalau angka saya tidak pernah menyebutkan ke siapapun, karena ini adalah niat ibadah saya. Jangan sampai ini jadi riya'," ungkapnya.
Alasan Perbaiki Jalan
Ferry hanya terpanggil ingin membantu dan tidak pernah berharap sesuatu. Ia pun berjanji akan melanjutkan pembangunan jalan yang masih tersisa secara bertahap.
"Kalau total jalan 5 Km, sudah terbangun 1,5 Km, bertahap. InsyaAllah kalau masih diberi umur yang panjang sama rezeki yang barokah saya mau lanjutin," terangnya.
Ferry juga mengaku akibat pembangunan jalan yang viral tersebut banyak nitizen yang menyalahkan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa. Karena menurut nitizen pembangunan itu tanggung jawab pemerintah terhadap warganya yang selama ini banyak terabaikan.
"Saya belum pernah ketemu (Bupati), kemarin ada yang bilang mau silaturahmi bupatinya, kalau saya sudah pulang ke Malang," katanya
Jalan Viral
Jalan desa di Kabupaten Malang mendadak viral dan menjadi perhatian warganet. Video yang diunggah akun TikTok @karang.taruna.tunas.muda menarasikan jalanan yang awalnya rusak parah diperbaiki dengan beton cor oleh penjual bakso.
Dana perbaikan mencapai Rp10 Miliar disumbang oleh Ferry Suwadi, pengusaha bakso Malang yang warga setempat yang merantau puluhan tahun ke Batam.
Jalan desa tersebut cukup lama tidak tersentuh pembangunan oleh Pemerintah Daerah. Terakhir kali diperbaiki pada era kepemimpinan Bupati Sujud Pribadi (2005-2010) sekitar 15 tahun lalu.
Status jalan sebagai jalan desa membuat proses perbaikan tergantung kepada alokasi anggaran dari desa yang terbatas. Warga sendiri telah mengajukan perbaikan jalan ke Pemerintah Desa, tetapi setelah datang bantuan dari Ferry dana tersebut dialihkan untuk membangun gorong-gorong.