Anaknya Aniaya Remaja hingga Meninggal, Ketua DPRD Ambon: Kami Turut Prihatin
Ketua DPRD Kota Ambon buka suara terkait kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anaknya.
Ketua DPRD Kota Ambon buka suara terkait kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anaknya.
Anaknya Aniaya Remaja hingga Meninggal, Ketua DPRD Ambon: Kami Turut Prihatin
Ketua DPRD Kota Ambon Elly Toisuta akhirnya buka suara terkait kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anaknya, bernama Abdi Toisuta (AT) kepada seorang remaja hingga tewas. Dia mengaku prihatin atas peristiwa tragis tersebut. "Kami turut prihatin atas apa yang terjadi, mewakili keluarga kami menghormati dan menyerahkan penanganan proses perkara ini kepada aparat penegak hukum," kata Elly di Ambon, Selasa (1/8). Dikutip dari Antara.
- Terungkap, Menantu Dibunuh Mertua di Pasuruan Ternyata Mahasiswi UT Unair
- Rekam Jejak Kekejaman dan Kesadisan 5 KKB Kelompok Ananias Ati Mimin yang Ditembak Mati
- Rombongan Remaja Konvoi Bawa Sajam di Tangerang Mau Tawuran dan Teror Warga
- Terungkap, AKBP Achiruddin Todong Korban Penganiayaan Anaknya Pakai Senjata Laras Panjang
Dia menyampaikan turut berbelasungkawa dan permohonan maaf atas kasus tindak pidana penganiayaan yang dilakukan oleh anaknya, hingga merenggut nyawa seorang remaja.
"Atas nama keluarga saya sampaikan permohonan maaf sedalam-dalamnya, dan turut berbelasungkawa atas meninggalnya korban," ucapnya.
AT memukuli kepala korban sebanyak tiga kali di kawasan Tanah Lapang Kecil (Talake), Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, tepatnya di depan rumah Bripka Alamsyah Bakker depan Asrama Polri Talake, Minggu (30/7) sekira pukul 21.00 WIT. Insiden ini bermula saat korban bersama saksi Muhammad Fajri Semarang (16) berboncengan, dari arah Ponegoro menuju rumah saudara mereka di Talake.
Saksi Muhammad Fajri kepada polisi menerangkan, awalnya dia bersama korban berboncengan dengan menggunakan sepeda motor dari arah Ponegoro menuju rumah saudaranya di Talake untuk mengembalikan jaket. Pada saat saksi dan korban memasuki Gapura lorong Masjid Talake, dia bersama korban melewati pelaku dan hampir menyenggol yang bersangkutan. Kemudian saksi sempat menengok ke arah belakang dan melihat terduga pelaku sementara berjalan mengejar mereka.
Setelah saksi dan korban tiba di depan rumah saudaranya, korban yang masih menggunakan helm ini duduk di atas sepeda motor, sedangkan saksi telah turun dan berhadapan dengan korban. Terduga pelaku pun menghampiri mereka dan tanpa bertanya memukul korban dari bagian kepala yang masih menggunakan helm sebanyak satu kali. AT mengatakan kepada korban dengan dialek Ambon, "Kalo maso (kalau masuk) orang kompleks itu kasih suara abang-abang dong".
Kemudian pelaku kembali memukuli kepala korban. Korban sempat menjelaskan bahwa sepeda motor dengan perlahan.
Usai mendengarkan penjelasan korban, terduga pelaku kembali melayangkan pukulan untuk ketiga kalinya ke arah kepala korban. Di saat itu saudara korban keluar dari dalam rumah mengatakan bila terjadi sesuatu maka terduga pelaku bertanggung jawab. Akibat pemukulan tersebut, korban tertunduk di atas sepeda motor sambil meletakkan kepalanya di atas setir motor dalam keadaan pingsan.
Korban kemudian dievakuasi ke dalam rumah saudaranya namun tidak siuman sehingga dibawa ke Rumah Sakit Tentara dr. Latumeten Ambon pukul 21.25 WIT. Korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia oleh tim medis pada pukul 21.45 WIT. Menurut keterangan keluarga korban, bahwa korban memiliki penyakit bawaan.