Analisis Polisi soal Penyebab Kecelakaan Cipularang: Pengemudi, Kontur Jalan dan Hujan
Korlantas Polri dan Polda Jawa Barat (Jabar) menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP)
Peristiwa kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang KM 92 arah Jakarta masih terus diselidiki. Penyebabnya bisa dari berbagai faktor.
Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Korlantas Polri Kombes Aries Syahbudin mengatakan penyebab kecelakaan kombinasi berbagai faktor yang saling berkaitan.
- Kecelakaan Beruntun KM 92 Cipularang, Jalur Arah Jakarta Macet Total!
- Kronologi Polisi di Garut Ketahuan Tiduri Istri Orang Berujung Terancam Dipecat
- Terungkap! Perilaku Pemutilasi di Garut, Kerap Jalan Tanpa Tujuan tapi Tak Meresahkan & Suka Makan Bangkai
- Kompolnas Ungkap Klarifikasi Penanganan Kasus Vina Cirebon ke Polda Jabar, Ada Hambatan Usai Lima Terpidana Cabut BAP
Kombes Aries mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap truk yang terlibat, kecelakaan tersebut terjadi di jalur menurun yang panjang dengan berbagai faktor yang mempengaruhi, antara lain manusia, kendaraan, kondisi jalan, dan lingkungan sekitar.
"Kecelakaan ini adalah kombinasi dari berbagai faktor. Pengemudi mungkin tidak sepenuhnya memahami kontur jalan, kendaraan ditemukan melanggar, kondisi jalan yang licin karena hujan, serta adanya perbaikan jalan," ucapnya, dilansir dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/11).
Kini, kata Kombes Aries, Korlantas Polri dan Polda Jawa Barat (Jabar) menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan menggunakan peralatan canggih untuk menganalisa kejadian tersebut.
Selain itu, tim gabungan juga telah memotret tempat kejadian perkara dan akan membuat animasi untuk menggambarkan secara detail bagaimana kecelakaan itu terjadi.
Kombes Pol. Aries mengatakan, langkah tersebut dilakukan untuk memperdalam analisis kecelakaan serta meningkatkan keselamatan lalu lintas di masa mendatang.
Pun, ia mengimbau agar pengemudi yang melewati jalur tersebut lebih berhati-hati, terutama pada titik kecelakaan yang berada di jalan turunan panjang.
"Kami imbau pengemudi untuk menggunakan engine brake atau gigi rendah saat melintasi jalanan turunan. Fungsi pengereman yang dilakukan oleh mesin, bukan oleh rem service, akan lebih efektif dan mengurangi risiko overheat pada rem yang dapat menurunkan fungsi pengereman itu sendiri," ujarnya.
Diketahui, kecelakaan beruntun antara sebuah truk dan 17 minibus itu terjadi pada Senin (11/11) sore. Jasa Marga mencatat satu orang meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami luka-luka. Seperti dikutip Antara.