Anggota DPR ingatkan Irjen Heru: BNN 'belantara' dan tak ada 'mata air'
Awalnya, Arteria menyanjung Heru dengan prestasinya selama menjadi Deputi Penindakan KPK. Dia dianggap mampu bergerak sebagai penyidik handal meski dengan gayanya yang dianggap adem ayem.
Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan menyebutkan perbedaan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) di hadapan Kepala BNN yang baru, Irjen Heru Winarko.
Tantangan pun dilayangkan. Diketahui, sebelum menjabat sebagai Kepala BNN, Heru Winarko bertugas di KPK dengan jabatan Direktur Penindakan.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa yang menurut Ganjar Pranowo menjadi salah satu bukti bahwa KKN masih terjadi di Indonesia? “Kemarin di Kendari, bapak ibu ada yang bertanya kepada saya, pada saat beliau bertanya 'Pak sikat KKN', wah sesuatu yang ternyata memang dirasakan oleh masyarakat."
-
Apa prestasi Kartini Hermanus di TNI? Ia memegang predikat sebagai jenderal wanita pertama di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, sebuah prestasi yang mengilhami banyak wanita di tanah air.
-
Di mana Nunuk Maryati berkebun? Warga Kelurahan Kuciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang ini memang menyulap rooftopnya menjadi penyedia bahan pokok makanan seperti sayur sampai ikan segar.
-
Apa yang dijamin Heru Budi terkait TK Gudang Peluru? "Enggak ada. Dari awal enggak ada niatan itu (gusur)," kata Heru Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, memastikan tidak bakal menggusur Taman Kanak-kanak (TK) Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan karena aktivitas revitalisasi taman di kawasan tersebut.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
Awalnya, Arteria menyanjung Heru dengan prestasinya selama menjadi Deputi Penindakan KPK. Dia dianggap mampu bergerak sebagai penyidik handal meski dengan gayanya yang dianggap adem ayem.
Namun begitu, lanjut Arteria, BNN tidaklah terfasilitasi layaknya KPK. Lembaga antirasuah dianggap memiliki sarana melimpah untuk menjalankan tugas, sementara BNN penuh keterbatasan.
"Saya ingin sampaikan Pak Heru Winarko, bedanya KPK itu kewenangannya begitu melimpah, semua sarprasnya tersedia dengan baik, mewah dia. Sedangkan di BNN ini, bapak harus prihatin," tutur Arteria dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 bertemakan 'Pemerintah Serius Tangani Narkoba' di Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
BNN dinilai merupakan lembaga yang hebat sejak dulu meski kondisinya sulit. Contoh mudah, tim BNN di kabupaten bahkan para personelnya minim atau bahkan tidak memiliki senjata untuk menjalankan operasi. Kantor sendiri pun lembaga antinarkoba itu tidak punya.
"Senjata boleh dihitung jari tangan, tapi bisa. Yang dihadapi adalah sindikat penjahat-penjahat yang luar biasa hebat," jelas dia.
Kemudian soal pendanaan, untuk setahun BNN hanya mendapatkan biaya pemberantasan sebesar Rp 70 juta. Sementara KPK, memiliki anggaran Rp 850 miliar per satu satuan kerja. Maka, dia mengingatkan sulitnya memimpin BNN.
"Saya ingin menantang Pak Heru, bisa enggak (Pimpin BNN). Kalau di KPK pasti bisa. Kalau di sini tempatnya agak lumayan nih. Belantara ini, terjal, dan ini mata airnya enggak ada. Dari pucuk pimpinan tertinggi sampai rakyat main narkoba," kata Politikus PDIP tersebut.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Harga jual tinggi, alasan bandar jadikan RI pasar besar peredaran narkoba
Kepala BNN: Urusan narkoba ini seperti dipukulin
Polri resmi serahkan 6 nama pengganti Heru Winarko dan Aris Budiman ke KPK
Cegah anak buah 'nakal', Kepala BNN Heru Winarko gandeng KPK
BNN musnahkan 21 liter sabu cair hasil operasi diskotek