Anggota PPK di Aceh Meninggal saat Distribusikan Logistik Pemilu ke Pedalaman
Tim gabungan melanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor menuju tujuan.
Tim distribusi logistik kemudian dibagi dua.
Anggota PPK di Aceh Meninggal saat Distribusikan Logistik Pemilu ke Pedalaman
- Kisah Haru Petugas Antar Logistik Pilkada di Pedalaman Papua Barat, Tiga Hari Jalan Kaki Turuni Lembah Curam
- Pemutihan Denda Pajak Sepeda Motor Juni-Desember 2024, Simak Daftar Provinsi dan Persyaratannya
- Jalannya Hanya Bisa Dilalui Gerobak Sapi, Ini Kisah Petugas KPU Antar Surat Suara ke Pedalaman Desa di Lampung
- Perjuangan Bawa Logistik Pemilu di Pedalaman Maluku, Jalan Kaki 20 Km Lewati Sungai dan Hutan
Komisi Independen Pemilihan Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, melaporkan seorang anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Syiah Utama meninggal dunia saat mendistribusikan logistik pemilu ke wilayah pedalaman daerah itu.
Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Bener Meriah Khairul Akhyar ketika dihubungi dari Banda Aceh, Selasa, mengatakan anggota PPK yang meninggal dunia pada Selasa siang sekitar pukul 11.00 WIB itu bernama Juandi.
"Dia meninggal dunia saat mendistribusikan logistik pemilu. Kami belum bisa menyebutkan penyebab kematiannya, kemungkinan bisa saja sakit saat dalam perjalanan," katanya, dilansir Antara, Rabu (13/2).
Sebelumnya, Juandi bersama tim gabungan memulai perjalanan distribusi logistik pemilu ke Kampung Pasir Putih, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah.
Khairul Akhyar mengatakan Kampung Pasir Putih merupakan kampung terjauh di Kabupaten Bener Meriah yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur.
Untuk menuju Kampung Pasir Putih, distribusi logistik dimulai dari ibu kota kecamatan menuju Kampung Samarkilang menggunakan angkutan darat. Dari Samarkilang, tim gabungan melanjutkan perjalanan menggunakan perahu motor menuju tujuan.
"Dari Samarkilang mereka tiba pukul lima sore dan melanjutkan perjalanan menyusuri sungai menggunakan perahu motor. Pada tengah malam, mereka berhenti di kawasan hutan dan mendirikan tenda, selanjutnya tim beristirahat," katanya.
Keesokan harinya, tim distribusi melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh 35 kilometer. Di tengah perjalanan itu, almarhum Juandi merasakan bagian perut dan dadanya panas.
Juandi kemudian mandi di sungai, tetapi setelah itu dia justru merasakan badannya lemas. Tidak berselang lama, Juandi meninggal dunia.
"Kampung (Pasir Putih) yang dituju merupakan kampung almarhum dan berulang kali dia ke tempat itu," imbuh Akhyar.
Almarhum Juandi pada Pemilu 2019 juga menjadi anggota PPK dan turut mendistribusikan logistik pemilu ke Kampung Pasir Putih. Pada Pemilu 2024, Juandi juga masuk daftar pemilih tetap (DPT) di kampung tersebut.
Menyusul kematian anggota PPK itu, tim distribusi logistik kemudian dibagi dua, masing-masing satu tim melanjutkan perjalanan mengantar logistik ke lokasi tujuan dan satu tim lagi mengevakuasi almarhum Juandi ke Kampung Samarkilang, rumah orang tuanya
"Distribusi logistik pemilu ke Kampung Pasir Putih memang agak berat. Rute yang dilalui naik perahu tiga jam, jalan kaki 35 kilometer, dan dilanjutkan dengan naik perahu lagi dua jam," jelas Khairul Akhyar.