Antisipasi Gempa Susulan, Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Sejumlah tenda darurat didirikan untuk menampung ratusan pasien di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya pascagempa. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi gempa susulan.
- Antisipasi Macet Puncak, Polisi Percepat Pemberlakuan Satu Arah
- Akibat Gempa, Pasien RS Unair Surabaya Dievakuasi Sementara ke Lapangan Parkir
- Antisipasi Terjebak Kemacetan, Ini Puncak Arus Mudik Lebaran 2024
- Bak Serpihan Surga, Curug Uci di Garut Suguhkan Pemandangan Air Terjun Bertingkat yang Eksotis
Antisipasi Gempa Susulan, Ratusan Pasien RS Unair Akhirnya Dirawat di Tenda Darurat
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya sudah mendirikan tiga tenda berukuran 6 kali 12 meter di lapangan parkir RSUA.
Kepala BPBD Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya mendirikan sejumlah tenda darurat untuk ratusan pasien guna antisipasi gempa susulan.
"Untuk yang RSUA ini kami dibantu muspika dan juga Unair sendiri untuk kewaspadaan maka didirikan tenda, ada tiga tenda, dari BPBD kota ada, BPBD provinsi juga ada, kemudian dari Dinsos meluncur," jelasnya.
Hebi mengatakan, satu tenda bisa menampung 12-13 pasien di dalamnya. Pihaknya akan terus menambah unit tenda bila diperlukan.
"Apabila tenda nanti kurang akan kita tambahkan. Unair yang meminta kita fasilitasi, Kewaspadaan ini harus kita jaga, tidak perlu panik. Mudah-mudahan tidak ada gempa susulan seperti tadi sore," ujarnya.
Sementara, Manajer Penunjang Medis RSUA Nur Cahyo Wibisono mengatakan, data pasien yang dievakuasi sebanyak 190 pasien. Sebanyak 30 di antaranya sudah boleh pulang
"(Sisa) 160-an (pasien). Dari pasien ICU 60 pasien, kemudian pasien dewasa 80 pasien. Sisanya anak-anak,” ucapnya.
Nur Cahyo memastikan akan mengutamakan pasien ICU karena mereka membutuhkan alat bantu inkubator. Sementara pasien dengan penyakit ringan berada di tenda dan lobi rumah sakit.
Perawatan darurat ini akan dilakukan sampai BMKG menyatakan situasi telah aman dan tak ada potensi gempa susulan.
Diketahui, Berdasarkan catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, telah terjadi gempa bumi di Laut Jawa dengan parameter OT: 11.22.45 wib Latitude :5,79 LS Longitude: 112,32 BT Magnitudo 6,0 dengan kedalaman:10 km.
Kepala Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan Rully Oktavia Hermawan mengatakan, gempa tersebut terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban.
Gempa diakuinya dirasakan mulai dari Pulau Bawean, Gresik; Tuban, Jepara, Lamongan, Bojonegoro, Surabaya, Kudus, Blora, Pekalongan, Nganjuk, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Sidoarjo, Madiun, Pasuruan, Malang, Semarang, Yogyakarta, Banjarmasin, Sampit, dan Barito Kuala.
"Penyebab gempa, sesar lokal di Laut Jawa dengan mekanisme sumber pergerakan sesar geser (strike slip). Gempa tersebut tidak berpotensi Tsunami," tegasnya, Jumat (22/3).
Berdasarka catatan Badan Meterorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Geofisika kelas II Pasuruan, terhitung hingga pukul 15.00 Wib, terjadi gempa susulan sebanyak 19 kali. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap gempa susulan yang masih mungkin terjadi.
"Kepada Masyarakat yang rumah atau bangunan yang rusak dan dirasakan tidak aman untuk tidak ditinggali terlebih dahulu antisipasi terjadi gempa susulan," tambahnya.