Aparat menemukan permukiman eks Gafatar di Kaltim berisi 600 warga
Saat ini keberadaan mereka dalam pengawasan kepolisian dan pemerintah setempat.
Sekitar 600 mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) terdeteksi berada di wilayah Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Saat ini keberadaan mereka dalam pengawasan kepolisian dan pemerintah setempat.
Keberadaan ratusan mantan Gafatar itu, diketahui Rabu (27/1) kemarin, setelah tim gabungan Polres Kutai Barat, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) dan pihak berkompeten lainnya melakukan peninjauan lapangan.
"Jumlahnya sekitar 600 orang. Mereka (warga eks Gafatar) berada di wilayah Muara Pahu di Kutai Barat," kata Kepala Sub Bidang Organisasi Politik, Organisasi Masyarakat dan Kelembagaan Badan Kesbangpol Kutai Barat, Muhammad Imam Danuri kepada merdeka.com, Kamis (28/1).
Diterangkan Imam, dalam pemantauan, aktivitas warga eks Gafatar itu, melakukan kegiatan pertanian di kawasan permukiman mereka. Lokasi permukimannya pun jauh dari permukiman warga lainnya.
"Terlihat, permukimannya seperti permukiman khusus ya," ujar Imam.
Sejauh ini aktivitas mereka masih dalam pengawasan berbagai pihak. Sampai dengan saat ini, menurut Imam, belum ada aksi penolakan warga sekitar terhadap keberadaan warga eks Gafatar itu.
Imam dikonfirmasi merdeka.com terkait pemberitaan mantan Gafatar asal Gorontalo, yang mengaku pernah tinggal di Kutai Barat. Dia berhasil kabur, setelah dia mengetahui paham ajaran menyimpang selama tinggal di permukiman. Berjalan 2 hari, dia akhirnya sampai di Polsek Muaralawa, dan akhirnya bisa pulang kembali ke Gorontalo.
Ajaran menyimpang yang dia maksud adalah aktivitas pertanian, hasilnya untuk membeli senjata. Tidak kurang sekitar 6.000 orang, bermukim di Kutai Barat, tempat yang pernah dia tinggali.
"Kalau soal beli senjata dari hasil pertanian, saya belum tahu info itu. Yang jelas, sekarang mereka dalam pengawasan," terang Imam.
Sebelumnya, Polda Kalimantan Timur melansir 642 orang warga eks Gafatar, bermukim di kalimantan timur dan kalimantan utara. Rinciannya, 400 orang berada di Kutai Kartanegara, 121 orang di kota Samarinda serta 121 orang di Bulungan, Kalimantan Utara.
"232 orang di antaranya sudah dipulangkan ke Sulawesi Selatan dari Samboja di Kutai Kartanegara. Sisanya, menunggu anggaran dari Pemda setempat," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol Fajar Setiawan.