Apel Granny Smith dan Gala masih dijual bebas di Solo
Bahkan hingga saat ini pasokan kedua buah tersebut di Solo masih lancar.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah melarang para importir buah asal Indonesia mendatangkan apel Granny Smith dan Gala yang mengandung bakteri Listeria Monocytogenes. Kendati surat edaran pelarangan peredaran Apel Granny Smith dan Gala sudah diterbitkan, namun sejumlah pedagang buah di Kota Solo masih leluasa menjualnya.
Ketua Paguyuban Pedagang Buah Pasar Gede, Solo, Jumadi mengungkapkan, pihaknya belum mengetahui pelarangan penjualan kedua apel di pasar tradisional. Bahkan hingga saat ini pasokan kedua buah tersebut masih lancar.
"Kami belum mendapat informasi apapun terkait pelarangan dan dihentikannya penjualan Apel Granny Smith dan Gala, baik dari distributor maupun dari pemerintah. Belum ada informasi terkait pelarangan itu," ujar Jumadi, saat ditemui wartawan, Rabu (28/1).
Meski demikian, pihaknya siap jika kedua jenis apel asal California itu ditarik dari peredaran. Penarikan kedua jenis apel tersebut, tidak akan memberikan imbas berarti pada penjualan buah lainnya.
"Kita siap saja kalau memang mau ditarik, imbasnya tidak seberapa. Selama ini yang mengonsumsi Apel Granny Smith dan Gala kalangan perhotelan, restoran, masyarakat umum, hingga olah ragawan. Rata-rata per harinya kami dapat menjual sebanyak 3 kuintal untuk jenis Apel Gala, dan 3,5 kuintal untuk jenis Apel Granny Smith," jelasnya.
Selain warnanya yang menarik, kata Jumadi, kedua jenis apel ini cukup diminati oleh masyarakat karena mempunyai manfaat bagi kesehatan tubuh.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Surakarta, Triyana menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan ke lapangan. Jika kedua apel yang masih beredar di pasaran ini dan positif terkandung Bakteri Listeria Monocytogenes, kami akan menginstrusikan tim untuk mencabut peredaran kedua jenis apel ini dari pasaran.
Baca juga:
Dinas Kesehatan: Apel berbakteri asal Amerika belum sampai Jakarta
Pemprov DKI gelar operasi pasar cegah apel beracun dijual ke warga
Terkena bakteri, apel Gala dan Granny Smith masih dijual di Medan
Ahok larang keras Apel AS berbakteri beredar di Jakarta
BPOM Aceh temukan apel diduga mengandung lilin
Pemerintah Aceh minta pedagang tak jual Granny Smith dan Gala
-
Bagaimana alap-alap Amerika menyimpan makanannya? Jika mereka tidak dapat menghabiskan makanan yang mereka tangkap, alap-alap akan secara cerdik menyembunyikan kelebihan makanan di berbagai tempat seperti rongga pohon, tiang pagar, semak-semak, atau tempat tertutup lainnya.
-
Kenapa massa menggelar aksi di depan Kedubes Amerika? Aksi damai kali ini yang digelar di depan Dubes AS pun lantaran presiden Joe Biden yang secara terang-terangan mendukung tentara Zionis Israel.
-
Apa yang disosialisasikan Kemendag? Kementerian Perdagangan berupaya untuk terus mendorong kinerja ekspor dengan memberikan kemudahan dan kepastian hukum. Untuk itu, Kemendag menggelar sosialisasi dua Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terbaru mengenai ekspor pada Selasa, 18 Juli 2023.
-
Apa tujuan utama massa yang berdemonstrasi di Kedubes Amerika ? Massa mendesak Amerika untuk menghentikan dukungan terhadap Israel. "Hei Biden! Kami meminta Anda menghentikan kejahatan perang dan untuk menghormati Islam atau Amerika dihapus dari muka bumi," lantang salah seorang orator di atas panggung, Minggu (17/12).
-
Apa keunikan yang dimiliki Benua Amerika? Dari gletser megah di Alaska hingga hutan hujan Amazon yang luas, serta dari situs arkeologis kuno di Meksiko hingga keramaian kota-kota metropolitan seperti New York dan Sao Paulo, benua ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung dari seluruh dunia.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.