Asa Ibunda Dinda Amelia, Penumpang Sriwijaya Air Jatuh: 'Adek Pulang ya Nak, Sayang'
Sambil memeluk dan mencium satu unit handphone yang berisi foto anaknya Dinda Amelia (15) yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Sabtu (9/1) di perairan sekitar Kepulauan Seribu.
Dinda Amelia, remaja putri berusia 15 tahun itu masuk dalam manifes Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1) lalu. Kini, tinggalah Lena, Ibunda Dinda yang terus berharap putri cantiknya itu bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
Asa Lena tak pernah putus, warga Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat itu terus bertahan di Posko Media Center Sriwijaya Air di Aula Angkasapura II Bandara Internasional Supadio Pontianak untuk menunggu dengan dengan cemas perkembangan informasi penumpang korban jatuhnya maskapai Sriwijaya Air SJ-182.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
Sambil terus berusaha keras menahan tangisnya pecah saat berada di Posko Media Center Sriwijaya Air di Aula Angkasapura II Bandara Internasional Supadio Pontianak, menunggu informasi tentang anaknya di antara penumpang korban jatuhnya maskapai Sriwijaya Air SJ-182.
"Adek pulang ya nak, Mamak sayang sama Adek pulang ya sayang," kata Lena dengan isakan tangis di Posko Media Center itu di Aula Angkasapura II Bandara Supadio Pontianak, Senin dini hari.
Sambil memeluk dan mencium satu unit handphone yang berisi foto anaknya Dinda Amelia (15) yang ikut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Sabtu (9/1) di perairan sekitar Kepulauan Seribu.
Saat mendapatkan informasi dari pihak Basarnas, telah ditemukan beberapa kantong potongan jenazah, Lena tampak semakin kuat isak tangisnya. Ia berharap ada kemukjizatan anak kesayangan itu selamat dari musibah tersebut.
Lena juga sempat menceritakan, Dinda Amelia anaknya itu ke Jakarta ikut dengan tante (ibu Kadis Log Lanud Supadio) tempat Lena bekerja sebagai asisten rumah tangga yang berangkat ke Jakarta tanggal 27 Desember 2020.
"Kami sudah dianggap keluarga oleh ibu, dan saat ibu mengajak Dinda untuk berlibur ke Jakarta, saya bilang boleh kebetulan sehari sebelum keberangkatan, anak saya itu ulang tahun," katanya.
Lena tampak sangat terpukul dan tak henti-hentinya menangis.
"Saya sangat sedih saat mengenang anak saya ini. Apalagi Dinda ini sangat dekat sekali dengan saya. Semoga Tuhan memberi keselamatan dan ada mukjizat anak saya selamat dari kecelakaan itu," katanya. Seperti diberitakan Antara.
Baca juga:
Tiba di Lokasi Jatuh Sriwijaya Air, KRI Semarang Bawa Mobile Hyperbaric Chamber
Seorang Ibu dan 3 Anak di Kota Serang Jadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air
9 Keluarga Korban Sriwijaya Air Diberangkatkan dari Pontianak ke Jakarta
Pimpinan DPR Minta Masyarakat Tak Sebar Hoaks Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air
Sampai 12.30 WIB, Sudah 19 Kantong Jenazah Bagian Tubuh Korban Sriwijaya Air
Duka Yusri, 5 Anggota Keluarga Besarnya Ikut dalam Penerbangan Sriwijaya Air SJ-182