Atasi krisis air bersih, Wonogiri siapkan anggaran Rp 13 M
Atasi krisis air bersih, Wonogiri siapkan anggaran Rp 13 M. Anggaran itu diadakan karena selama ini program yang dijalankan bersifat sementara tanpa ada solusi permanen. Pemda berupaya mencari solusi permanen agar bisa bisa mengurai sedikit demi sedikit permasalahan air bersih.
Musim kemarau sudah terjadi di sebagian wilayah tanah air. Tak terkecuali di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Hampir setiap tahun kekeringan dan krisis air bersih mengancam warga di wilayah bagian selatan Kota Gaplek tersebut yakni di Kecamatan Paranggupito, Kecamatan Eromoko dan Kecamatan Giritontro.
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah daerah menganggarkan Rp 13,3 miliar per tahun. Namun dana tersebut bukan untuk bantuan air bersih masyarakat. Solusi mengatasi kekeringan bukan lagi berbasis tangki melainkan berbasis teknis.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Kenapa Air Terjun Roro Kuning dinamai seperti itu? Legenda Penamaan air terjun "Roro Kuning" berasal dari dua tokoh, yaitu Ruting dan Roro Kuning. Ruting adalah Dewi Kilisuci, sementara Roro Kuning adalah Dewi Sekartaji.
-
Bagaimana warga Desa Ronggo mengatasi krisis air bersih? Menabung air menjadi pilihan paling realistis bagi Sulasmi. Pasalnya sudah sebulan sumur-sumur di Desa Ronggo, Kecamatan Jaten, Pati, mulai mengering akibat kemarau panjang. Sumur di belakang rumah sebenarnya masih mengeluarkan air. Namun debitnya terus berkurang setiap harinya.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kenapa pasokan air di wilayah tertentu terganggu? Akibatnya, kuantitas air PAM yang sampai ke masyarakat menjadi berkurang.
"Artinya, dana Rp 13,3 miliar itu bukan untuk bagi berdampak kekeringan, tapi untuk mendanai sejumlah kegiatan fisik, seperti pemeliharaan dan rehabilitasi embung, pengadaan sarana dan prasarana air bersih, dan sanitasi," ujar Bupati Wonogiri, Joko Sutopo saat dihubungi, Senin (21/5).
Joko mengatakan, anggaran itu diadakan karena selama ini program yang dijalankan bersifat sementara tanpa ada solusi permanen. Pihaknya juga berupaya mencari solusi permanen agar bisa bisa mengurai sedikit demi sedikit permasalahan air bersih.
"Kalau terjadi kekeringan, selama ini yang dilakukan hanya membantu air bersih menggunakan tangki air. Mulai tahun ini kami mengalokasikan anggaran secara rutin. Solusi permanen kekeringan di Wonogiri harus dengan cara menerapkan model teknis, bukan dengan memberikan bantuan air bersih," ucapnya.
Pihaknya akan memanfaatkan potensi air baku yang telah memenuhi syarat berdasarkan kajian-kajian teknis. Survei akan dilakukan secara berkesinambungan terkait kondisi wilayah yang sering dilanda kekeringan sekaligus menemukan potensi pemanfaatan sumber air yang ada. Pihaknya akan mengalokasikan sebagian anggaran untuk mengangkat sumber air itu.
"Ke depan, masyarakat tidak perlu lagi bantuan air lewat tangki-tangki. Salah satu potensi sumber air yang saya jumpai terdapat di Dusun Mendang, Desa Petirsari, Kecamatan Paranggupito. Sumber itu memiliki instalasi penyaluran air, selama ini belum bisa didistribusikan karena belum ada pipanisasi. Dari dana itu, kami akan menghidupkan instalasi dengan melakukan pipanisasi dari sumber air ke rumah-rumah warga. Saya kira ini tidak butuh biaya banyak," ucapnya.
Bupati menambahkan, tahun ini, pihaknya juga mulai memaksimalkan sumber air di salah satu luweng (saluran bawah tanah) di Kecamatan Paranggupito. Ia berharap persoalan kekeringan sedikit demi sedikit bisa dipecahkan permanen.
(mdk/noe)