Balita Korban Penyanderaan Ayah Kandung di Depok Akan Dipertemukan dengan Ibunya
Pendampingan psikologis dilakukan untuk memulihkan trauma pada balita tersebut. Diharapkan, apa yang dialami balita tersebut tidak menimbulkan efek trauma berkepanjangan.
Balita yang disandera ayah kandungnya di kawasan Sukmajaya, Depok kini bersama keluarganya. Sesaat setelah diselamatkan dari penyanderaan yang berlangsung lebih dari lima jam, balita tersebut langsung dibawa ke rumah aman. Namun balita tersebut belum bertemu dengan ibu dan sedang diupayakan bertemu agar bisa dirawat lebih baik.
"Kondisi saat ini, belum bisa gambarkan secara detail ya, karena kita langsung amankan ke rumah keluarganya," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, Kamis (12/1).
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Kenapa bayi mudah terkena infeksi? Pada dasarnya bayi rentan terhadap infeksi disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
Pendampingan pada balita tersebut untuk melihat perkembangannya. Balita tersebut juga diupayakan bertemu dengan ibunya. Pendampingan psikologis dilakukan untuk memulihkan trauma pada balita tersebut. Diharapkan, apa yang dialami balita tersebut tidak menimbulkan efek trauma berkepanjangan.
"Setelah ini secara bertahap kita akan melakukan pendampingan dan kemungkinan kita akan mencari ibunya. Kami bertugas untuk memastikan anak ini mendapatkan tempat yang aman untuk kehidupannya, karena ayahnya kemungkinan sedang melalui proses hukum," ujarnya.
Pendampingan yang dilakukan berupa kunjungan setiap hari untuk melihat perkembangan balita tersebut. Agar terbangun kemampuan anak tersebut untuk bisa berbicara, bermain kembali dan sosialisasi. Semua itu kata Nessi dilakukan secara bertahap dengan alasan kondisi korban yang masih balita sehingga agak sulit komunikasi.
"Anak-anak kan harus pelan-pelan ya dalam pendampingannya. Yang jelas kita akan setiap hari untuk berkunjung ke anak ini, sehingga kalau sudah dekat mungkin akan lebih mudah lagi memberikan terapi untuk menghilangkan anak itu," tambahnya.
Pihaknya juga akan memberikan hak pada balita tersebut berupa pembuatan akta kependudukan agar nanti bisa sekolah. Balita tersebut diketahui belum memiliki akta.
"Anak ini juga enggak mempunyai akta. Kita akan melakukan beberapa upaya untuk memberikan haknya sebagai seorang anak, misalnya kita akan mencoba membuatkan akta bagi anak ini bisa melanjutkan untuk masa depannya," katanya.
Sementara itu, Kapolres Metro Depok, Kombes Pol Imran Edwin Siregar menambahkan, sementara balita tersebut masih berada di rumah aman. Selanjutnya akan diserahkan pada pihak keluarga.
"Kondisi anak ditaruh di rumah aman, nanti itu ada kita melibatkan beberapa instansi yang akan kita sama-sama menangani anak tersebut. Nanti akan dirawat oleh keluarga yang dari adiknya pelaku," ujarnya.
Ketika diselamatkan oleh polisi usai penyanderaan, balita tersebut tidak mengalami luka. Polisi juga masih mendalami apakah korban pernah mengalami penyiksaan atau tidak sebelumnya.
"Belum ada, nggak ada luka karena (sangkur) hanya ditempel ke leher (korban)," pungkasnya.
Baca juga:
Ayah Sandera Anak di Depok Alami Gangguan Jiwa, Mengaku Danton saat Diperiksa
Ada Sniper saat Misi Penyelamatan Anak Disandera Ayah di Depok
Detik-Detik Menegangkan Penyelamatan Anak Disandera Ayah di Depok, Negosiasi 5 Jam
Diduga Stres, Pria di Depok Mengamuk dan Sekap Putrinya yang Berusia 3 Tahun
Aksi Pemerasan di Sumsel Berakhir Dramatis, 1 Pelaku Tewas dan 3 Rekannya Ditangkap
Mencekamnya Aksi Penyanderaan di Apple Store Amsterdam