Bandar Narkoba di Kampar Simpan 4,5 Kg Sabu dan 929 Pil Ekstasi di Kamar Kos
Personel Polres Kampar menangkap dua gembong narkoba, Fendi Nursalim (FN) dan Yoga Deni (YD) dengan barang bukti 4,5 kilogram dan 929 butir pil ekstasi.
Personel Polres Kampar menangkap dua gembong narkoba, Fendi Nursalim (FN) dan Yoga Deni (YD) dengan barang bukti 4,5 kilogram dan 929 butir pil ekstasi. Dua bandar ini ditangkap berdasar hasil pengembangan beberapa kurir narkoba yang diringkus sebelumnya.
Kapolres Kampar, AKBP Andri Ananta Yudhistira menjelaskan, pengungkapan sabu dan pil ekstasi dalam jumlah banyak itu berawal dari penangkapan terhadap Anwar Sodik yang merupakan pengguna narkoba di Desa Hang Tuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, Riau. Dari situ, anggota Satuan Reserse Narkoba Polres Kampar melakukan pengembangan dan berhasil menangkap Guntur. Kepada polisi, Guntur mengaku sebagai anak buah dari Heru (masih diburu) yang juga kaki tangan Fendi Nursalim.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
-
Kapan Kodak bangkrut? Ya, perusahaan yang memiliki slogan “You press the button, we do the rest” itu pada tahun 2012 lalu dinyatakan bangkrut.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Rumah Hantu Malioboro buka? Objek wisata ini buka setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00.
-
Kenapa Bingka Kentang Khas Banjar begitu istimewa? Penggunaan bahan-bahan lokal yang melimpah seperti kelapa, tepung beras, gula merah, dan santan menjadi ciri khas utama dari Bingka Banjar yang membuatnya begitu istimewa.
-
Kapan Perang Kamang terjadi? Perang Belasting yang berlangsung di Kamang ini kemudian disebut juga dengan peristiwa Perang Kamang yang terjadi sekira tahun 1908.
"Setelah pemeriksaan Anwar, muncul nama pengedar narkoba, yaitu Guntur, lalu ditangkap dengan barang bukti satu paket sabu. Lalu ada Heru, masih dalam pengejaran," ujar Andri kepada merdeka.com, Jumat (26/7).
Polisi membawa Guntur untuk menunjukkan lokasi penyimpanan sabu dan pil ekstasi serta bandar narkoba lainnya. Lalu polisi melakukan penggeledahan di salah satu rumah kos di Gang Gunsai, Kelurahan Sido Mulyo, Marpoyan Damai Pekanbaru.
"Petugas menggerebek rumah tersebut dan menemukan Fendi di dalam salah satu kamar rumah itu. Dia menginap di kamar nomor 22, lalu kita geledah," ucap Andri.
Polisi kaget setelah melihat barang bukti narkoba yang berada di kamar kos tersebut ternyata bernilai miliaran rupiah.
"Dari hasil penggeledahan, petugas menemukan lima bungkus sabu dan 451 butir pil ekstasi. Selanjutnya pelaku dan barang bukti dibawa ke Polres Kampar untuk proses penyelidikan lebih lanjut," tegas Andri.
Pemeriksaan dilakukan terhadap Fendi. Kemudian dia menunjukkan gudang narkoba dan pelaku lain yang masih satu jaringan dengannya. Yakni di gang Melon, Gading Marpoyan, Kecamatan Siak Hulu, Kampar.
"Namun dalam penggerebekan rumah itu, petugas hanya mendapati sisa-sisa bungkusan sabu saja," lanjutnya.
Tak menyerah sampai di situ, polisi juga menggerebek salah satu rumah di jalan Kartama, kelurahan Maharatu, Marpoyan Damai, Pekanbaru. Di sana, polisi menangkap Yoga Deni dan menyita narkoba juga dalam jumlah besar.
"Barang bukti milok Yoga berupa 12 paket sabu, empat di antaranya berukuran besar menggunakan bungkus teh cina berwarna kuning dan bertuliskan Guanyinwang dan 478 butir pil ekstasi berwarna coklat," kata Andri.
Saat ini, kurir dan bandar narkoba tersebut ditahan polisi untuk proses hukum. Mereka dijerat Undang-undang narkotika nomor 35 tahun 2009 dan diancam hukuman mati karena sebagai bandar.
Baca juga:
16 Marinir AS Ditangkap atas Dugaan Narkoba dan Selundupkan Migran
Pemasok Narkoba Nunung dari Balik Penjara
Nunung: Saya Belum Siap Bertemu Ibu, Kasihan Sudah Tua
Sepanjang 2019, BNN Sita Aset Rp60 Miliar Pencucian Uang Kasus Narkoba
Kratom Lebih Berbahaya dari Ganja dan Kokain, Banyak Ditemukan di Kalbar
Napi Lapas Bayur Kendalikan Peredaran Narkoba di Samarinda, Balikpapan dan Bontang