Banjir Kendari, Puluhan Warga Dievakuasi dan 1 Anggota TNI Meninggal Tersengat Listrik
Banjir Kendari, Puluhan Warga Dievakuasi dan 1 Anggota TNI Meninggal Tersengat Listrik
Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, diterjang banjir sejak Rabu (6/3) malam. Sebanyak 31 warga dievakuasi tim SAR gabungan.
- Jenderal TNI Angkat Bicara Bongkar Fakta di Balik Pria Berbaret Merah Kopassus Jadi Pesakitan
- Banjir Landa Tiga Kecamatan di Ogan Komering Ulu, Ribuan Warga Dievakuasi
- Wajah Sangar, Prajurit TNI AD Lari Terbirit-birit Melihat Ular, Semua Anggota Tertawa
- Keras Andika Eks Panglima di Tim Ganjar, Relawan Langsung Diserang Anggota TNI!
Banjir Kendari, Puluhan Warga Dievakuasi dan 1 Anggota TNI Meninggal Tersengat Listrik
Selain itu, dikabarkan satu anggota TNI Serka Pande Pratama Putra meninggal akibat tersengat listrik saat membersihkan rumah dari sisa banjir.
Informasi yang beredar, Serka Pande sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari pada pukul 02.00 Wita. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Selanjutnya, jenazah Serka Pande Pratama Putra dibawa ke rumah duka di BTN Bumi Anawai Land, Kecamatan Lepo-Lepo, Kota Kendari untuk dimakamkan.
Sementara itu, Kepala Basarnas Kendari Muh Arafah mengatakan banjir, menerjang Kota Kendari sejak Rabu (6/3) hingga Kamis (7/3) pagi. Ribuan rumah di enam kecamatan di Kota Kendari terkena dampak banjir.
"Banjir menggenangi enam kecamatan di antaranya Kecamatan Kendari, Kendari Barat, Mandonga, Wua-wua, Kadia dan Baruga," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Kamis (7/3).
Selain ribuan rumah warga terendam, banjir juga membuat tim SAR gabungan mengevakuasi 31 warga ke tempat aman. "Operasi Sar terhadap korban banjir itu dilakukan berdasarkan dengan laporan masyarakat, pada Rabu (6/3) sekitar pukul 23.45 Wita. Yang melaporkan telah terjadi bencana banjir di Kelurahan Sodhoa, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari," kata dia.
Berdasarkan laporan, Basarnas Kendari menurunkan lima Tim Penyelamat menuju lokasi kejadian yang membutuhkan evakuasi.
"Setibanya di lokasi, lima tim penyelamat itu langsung mengevakuasi para korban," ujarnya.
Arafah menjelaskan bahwa untuk Tim 1 yang terdiri dari sembilan orang ABK KN SAR Pacitan melakukan evakuasi terhadap 16 orang korban.
Sebagian korban dievakuasi ke rumah keluarga dan sebagian lagi dievakuasi ke Puskesmas Kandai.
"Selanjutnya Tim 2 yang terdiri dari lima orang Penyelamat Basarnas Kendari mengevakuasi lima orang korban ke Puskesmas Kandai dan Rumah Sakit PMI (Palang Merah Indonesia)," kata Arafah.
Untuk Tim 3 yang terdiri dari lima orang Penyelamat Basarnas Kendari, lanjut Muhammad Arafah, mereka melakukan evakuasi terhadap tiga orang korban dan diserahkan kepada pihak keluarganya.
Sementara Tim 4 yang terdiri dari lima orang penyelamat Basarnas Kendari melakukan evakuasi di Rumah Sakit Santa Anna dan mengevakuasi enam orang korban banjir. Lima orang dievakuasi ke Aula Rumah Sakit Santa Anna, dan satu orang dievakuasi ke Rumah Sakit PMI.
"Untuk Tim 5 yang terdiri dari lima orang penyelamat Basarnas Kendari mengevakuasi satu orang ke rumah keluarganya di Kecamatan Kadia," jelasnya.
Arafah mengungkapkan bahwa untuk total yang dievakuasi oleh Tim Basarnas Kendari ke tempat aman dalam keadaan selamat sebanyak 31 orang hingga operasi tersebut ditutup.
"Mengingat kondisi air yang sudah surut, operasi SAR terhadap bencana banjir di Kota Kendari dinyatakan selesai dan ditutup," ucapnya.
Sementara, Kepala BPBD Kendari Fadlil menambahkan, Pemkot Kendari menetapkan status tanggap darurat pascabanjir tersebut. Fadlil mengaku masih melakukan asesmen warga terdampak banjir.
"Sejak hari ini, Kota Kendari sudah menetapkan status tanggap darurat," ucapnya.