Bantahan Keras Mantan Preman: Kalau Tangan Saya Jatuh, Pasti Berlumuran Darah Bahkan Mati!
Penyebabnya Arif sempat melontarkan kata-kata yang membuat Umar Kei tersinggung.
Ketua Umum Front Pemuda Muslim Maluku (FPMM) Umar Kei mendatangi Polda Metro Jaya untuk diminta klarifikasinya setelah dilaporkan oleh Stafsus Arsjad Rasyid, Arif Rahman terkait dugaan pengeroyokan di Menara Kamar.
Dia datang didampingi oleh kuasa hukumnya, Abdul Fatah Pasolo dan sejumlah masa pendukungnya.
Kepada wartawan, Umar Kei membantah terlibat dalam kericuhan yang terjadi di Menara Kadin hingga melakukan pengeroyokan.
"Tidak pernah tangan saya jatuh, kalau tangan saya jatuh, pasti berlumuran darah bahkan mati, tapi saya tidak pernah merasa. Tapi sebagai warga negara yang baik, kita negara hukum, dia (Arif) lapor saya, ya saya wajib dipanggil dan saya hari ini saya hadir dalam rangka surat klarifikasi dari teman-teman Polda," kata Umar di Polda Metro Jaya, Kamis (26/9).
Umar menjelaskan sebelum kejadian tersebut, dirinya hanya memenuhi panggilan dari Taufan Eko Nugroho Rotorasiko yang merupakan salah satu pendukung Anindya Bakrie yang terpilih melalui Munaslub tandingan.
Pada saat kedatangan dirinya, ada sekolompok orang yang juga sudah terlebih dahulu datang ke Menara Kadin. Mereka mengeluhkan ke Umar soal kontrak kerja mereka yang akan diputus sebelum waktunya.
"Ternyata saya tanya pada sekelompok orang di situ yang dibilang Ambon, saya tanya dari mana? Ambon mana? Mereka jawab, kami bukan Ambon kami timur. Saya tanya, kalian punya masalah apa? Nah ketika saya bertanya, mereka bilang 'kami punya keluhan ini'. Terus sya bilang, 'saya akan minta tolong ke bang Taufan dan pasti kalian dibantu'," cerita Umar.
"Saya bilang 'kalau gitu saya akan minta tolong ke bang Taufan dan pasti kalian dibantu'. saya minta tolong ke bang Taufan, dan mereka mau dibantu. kontraknya sudah mau sampai selesai 2025, tapi menurut mereka bahwa karena pengurus baru, mereka mau diputus kontrak," tambah dia.
Singkat cerita, telah terjadi keributan antara Umar Kei dengan kelompok Arif Rahman. Penyebabnya Arif sempat melontarkan kata-kata yang membuat Umar Kei tersinggung.
Ketua FPMM itu juga membawa sejumlah bukti dirinya tidak terlibat penganiayaan dengan Arif di Menara Kadin berupa video pada saat kejadian.
"Saya ada video langsung saya punya. kebetulan ada anak buah yang ikut," pungkas dia.
Sebagaimana diketahui, Umar Kei dilaporkan oleh Arif ke Polda Metro Jaya dengan nomor yang telah teregister STTLP/B/5591/IX.
Dalam cerita versi Arif, Umar Kei mendatangi menara Kadin yang pada saat itu kubu Arsjad akan mengadakan konferensi pers lantaran adanya Munaslub Kadin tandingan dengan ketua terpilih Anindya Bakrie.
Arif beralasan, acara yang diselenggarakan di Menara Kadin merupakan hak mereka karena masih berpedoman dengan Keputusan Presiden (Kepres) dimana Arsjad terpilih sebagai Ketum Kadin masa bakti 2021-2026 berdasarkan keputusan bersama pada Munas VIII.
Arif pun sempat menegaskan kepada Umar Kei yang merasa tidak memiliki kepentingan di acara Arsjad Rasjid untuk segera meninggalkan lokasi acara. Sontak Umar Kei yang sudah kepalang naik pitam melemparkan sebuah kaleng minuman ke arah wajah Arif.
Kericuhan pun terjadi hingga salah seorang anak buah Umar Kei mendaratkan pukulan ke arah Arif. Selain dia, ada dua orang lagi yang menjadi korban pengeroyokan.
Sosok Umar Kei
Umar Kei atau yang memiliki nama lengkap Umar Key Ohoiten adalah tokoh mMaluku yang cukup disegani di Jakarta.
Umar Kei lahir di Desa Ngursoen, Maluku Tenggara tanggal 17 Agustus 1978.
Ia merintis karir di bidang jasa keamanan bersama beberapa pemuda Maluku. Yakni, seperti penjaga keamanan, pengawal hingga penagih utang.