Bantahan Kolonel Iwa Kartiwa, Eks Komandan KRI Cakra-401 Sakit Terkena Radiasi
Dengan hadirnya Iwa di Jakarta, ini sekaligus meluruskan isu beredar di masyarakat terkait kondisinya yang dikaitkan dengan KRI Nanggala 402.
Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel Koarmada II) Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa akhirnya buka suara soal isu yang menyangkut kesehatan dirinya. Dia membantah semua kabar terkait dirinya yang terbaring sakit dan tak bisa bicara.
"Yang pertama ada pernyataan tentang kondisi saya yang terbaring sakit tidak bisa berbicara, hanya bisa di tempat tidur. Saya sampaikan pada media, saya seperti ini. Kalau dikatakan sakit, saya masih bisa beraktivitas, biarpun terbatas," ujar Iwa saat jumpa pers RSAL mintohardjo, Jakarta, Selasa (4/5).
-
Kapan KRI Nanggala (402) dinyatakan tenggelam? KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Siapa yang memimpin KRI Nanggala (402) saat tenggelam? Saat dilaporkan hilang, KRI Nanggala membawa 53 orang yang terdiri dari 49 awak, 1 komandan, dan 3 spesialis senjata. Kolonel Harry Setyawan merupakan awak yang memiliki pangkat tertinggi. Kapal ini juga diawaki oleh Letkol Heri Oktavian sebagai komandan kapal selam.
-
Apa yang terjadi pada KRI Nanggala (402) pada 21 April 2021? KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 saat melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali bersama 53 awaknya. KRI Nanggala kemudian dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021 oleh TNI AL setelah ditemukannya puing-puing yang diduga berasal dari kapal selam tersebut.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Dimana KRI Nanggala (402) melakukan latihan penembakan torpedo yang menyebabkan tenggelamnya? KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 saat melakukan latihan penembakan torpedo di Laut Bali bersama 53 awaknya.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
Dengan hadirnya Iwa di Jakarta, ini sekaligus meluruskan isu beredar di masyarakat terkait kondisinya yang dikaitkan dengan KRI Nanggala 402.
"Saya berangkat dari Tasikmalaya pakai kendaraan sendiri ke Jakarta, bukan atas perintah pimpinan," ujar Kolonel Iwa.
Dia menambahkan pernah menjadi komandan di kapal selam KRI Cakra-401, bukan Nanggala-402.
Selain itu, Iwa juga membantah berita menyebut dia menjual rumah. Iwa bahkan mengaku memiliki dua rumah, satu rumah dinas di Surabaya, dan di Tasikmalaya.
"Saya punya rumah, dua. Rumah dinas di Surabaya dan rumah pribadi di Tasik. Saya tidak pernah jual apapun karena AL selalu berikan segalanya untuk saya," imbuh Iwa.
Oleh karena itu, Iwa meminta agar rumor yang sedang hangat diperbincangkan ini tidak digembor-gemborkan kembali. Terlebih saat ini instansi TNI AL masih berduka atas gugur personel awak TNI AL KRI Nanggala 402.
"Kami tidak ingin mencari sensasi apa-apa, apalah artinya kami, saat ini kami sedang berduka, saudara kami gugur," tutur dia.
Iwa menjelaskan, terkait keterangan yang disampaikan kakak kandungnya, Anton Charliyan soal kondisi kesehatannya. Dia pun meminta agar apa yang disampaikan kakaknya itu tidak dipolitisasi.
Iwa menceritakan ketika dirinya menginap di rumah orang tuanya di Tasikmalaya yang pada saat itu memang terlihat kurang sehat. Lalu pada saat berbuka puasa barulah Iwa bertemu dengan Anton namun tak banyak komunikasi yang berlangsung kala itu.
"Akhirnya setelah berbuka saya memang bertemu dengan kaka saya yang memang saya waktu itu memakai masker. Ketika saya bicara, biasanya banyak yang saya bicarakan. Karena saya ingin istirahat saya hanya bicara tidak sampai seperempat jam," katanya.
Karena perbincangan yang sebentar dan kondisi yang kurang sehat itulah membuat Anton, kata Iwa, beranggapan kalau dirinya sakit akibat radiasi besi ketika bertugas di kapal selam. Sebagaimana keterangan Iwa ketika ditanya awak media kala itu.
"Saya yakin mungkin kaka saya tau kondisi saya seperti ini. Kalau masalah update kan mungkin beliau bukan dokter. Tapi dari sisi keluarga beliau saudara saya yang tertua sehingga itu perhatian dengan kondisi saya, itu bentuk kasih sayang pengertian jangan disalahartikan," ucap Iwa sambil menahan tangis.
"Kami tidak minta jangan dikasihani, kami tidak ingin ada sensasi apapun, kami jangan dipolitisir, kami sudah bersyukur masih bisa berdinas kami tidak ingin apapun. Jadi kalau kaka saya menyampaikan hal tertentu kami tidak tau sama sekali, karena itu masalah kedinasan," tutup Iwa.
Sebelumnya, dikabarkan sosok awak yang pernah betugas di KRI Nanggala Kolonel Laut Iwa Kartiwa dikabarkan sakit akibat selama puluhan tahun terkena radiasi serbuk besi saat menjalankan tugas di kapal selam. Terlebih isu tersebut dikaitkan dengan kabar tugasnya di KRI Nanggala 402.
Baca juga:
Kemensos Beri Tabungan Rp100 Juta kepada Anak-anak Almarhum Letda Laut (T) Rintoni
Bantu Evakuasi Nanggala-402, Dua Kapal Angkatan Laut China Tiba di Indonesia
Sido Muncul Serahkan Cek Total Rp720 Juta untuk Keluarga Korban KRI Nanggala
CEK FAKTA: Hoaks Panglima TNI dipecat Karena Insiden KRI Nanggala
Curi Perhatian, Begini Cara Komunitas Anak Muda di Medan Kenang KRI Nanggala 402
Pemuda di Sukabumi Ditangkap Hina TNI dan Kru KRI Nanggala-402 Alami Gangguan Jiwa