Beda dengan Mahfud MD, Menlu Sebut RI Sudah Lobi China tentang Uighur
Katanya, Pemerintah Indonesia telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China pada 16 Desember lalu. Dalam pertemuan itu, Retno menekankan pentingnya menghormati kebebasan beragama.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menilai, konflik etnis Uighur dan China terjadi sejak lama. Saat ini, katanya, Indonesia terus berkomunikasi dengan China membahas hal itu.
"Jadi saya pernah melakukan pertemuan dengan dubesnya dan pasti teman-teman kalau melihat rekam jejak digital dari Twitter saya pasti ada," katanya usai lakukan rapat tertutup di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (27/12).
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur di China yang membuat mereka terpisah dari keluarga? Abdul mengaku mendapat telepon dari kerabat di Shanghai pada September 2017. Menurut Abdul, kerabatnya itu mengabarkan bahwa adiknya diambil dari kamp konsentrasi warga Uighur di China. "Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka," ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Bagaimana cara Indonesia bisa membantu warga Uighur di China? Menurutnya, Indonesia sebagai negara yang menganut prinsip non-intervensi juga bukan berarti hanya bisa diam, tetapi dapat menerapkan mekanisme dialog ataupun diplomasi untuk ikut bersuara dalam permasalahan dunia. "Ini bukan berarti kita diam atau memalingkan kepala. Namun, bukan berarti indonesia juga langsung lantas berangkat ke sana, tapi kita dapat menggunakan mekanisme dialog dan diskusi," ujar Astrid.
-
Siapa yang menganggap pelanggaran HAM di China terhadap warga Uighur sebagai tindakan pelanggaran HAM? Presiden Organization of Islamic Conference (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita menilai banyak dugaan pelanggaran HAM dalam persoalan warga Uighur."Kalau merujuk pada HAM, kebebasan beragama, itu banyak sekali hal-hal yang melanggar HAM," kata Astrid saat menyampaikan pidato pembukaan di konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Kapan Mahalini resmi memeluk agama Islam? Yang pasti, Mahalini menjadi mualaf bulan ini setelah acara memapit kemarin," ujarnya.
-
Mengapa Masjid Perahu di Tebet didesain menyerupai perahu? Bentuk perahu ini dibuat bukan tanpa alasan. Menurut kisahnya, si empunya dahulu sangat mengagumi sosok Nabi Nuh AS.
Katanya, Pemerintah Indonesia telah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri China pada 16 Desember lalu. Dalam pertemuan itu, Retno menekankan pentingnya menghormati kebebasan beragama.
"Tanggal 23 Desember Dirjen Pasifik Asia ketemu dengan dubes Tiongkok, intinya kita menyampaikan concern mengenai situasinya terus kita juga meminta informasi apa yang terjadi dan dengan menteri luar negeri RRT, kita cukup panjang berdiskusi mengenai masalah situasi, prinsipnya adalah bahwa kita menyampaikan antara lain pentingnya untuk terus menghormati kebebasan beragama," bebernya.
Dengan itu semua, Retno mengklaim kalau Indonesia mempunyai perhatian atas masalah di sana.
"Jadi itu sehingga kalau dikatakan bahwa kita tidak melakukan sesuatu itu tidak benar, cek rekam jejak digital apa yang pernah kita sampaikan ke pemerintah China," pungkasnya.
Sebelumnya, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan tidak bisa ikut campur dengan urusan China dan etnis Uighur. Dia mengatakan hal itu setelah mendapatkan penjelasan dari Dubes China di Indonesia.
"Saya katakan orang Islam Indonesia agak terusik dengan peristiwa di Uighur itu. Saya pribadi, Mahfud, sering ke China. Kok di sana banyak perkampungan muslim aman. Di Beijing itu saya ke masjid nyaman. Cari restoran Islam, restoran halal, ada perkampungannya sendiri. Kok terjadi di Uighur seperti itu? Lalu dia beri penjelasan Uighur itu apa," jelas Mahfud.
Usai mendengarkan hal tersebut, dia menegaskan pemerintah Indonesia tak akan ikut campur. Dan menanyakan itulah bagian dari diplomasi yang dimaksud dengan diplomasi lunak.
"Oh kalau begitu, kami tidak ikut campur. Ini namanya diplomasi. Diplomasi lunak, gitu ya. Bukan diplomasi megaphone," pungkasnya.
(mdk/rnd)