Belajar dari Kudeta di Myanmar, Tidak Boleh Ada Lembaga Superbody di Negara Manapun
Sekjen Komite Independen Pemantauan Pemilih (KIPP) Kaka Suminta menilai kondisi Myanmar saat ini bisa menjadi pembelajaran untuk negara lain terutama di Indonesia. Salah satunya yaitu sebuah negara tidak ada boleh memiliki lembaga yang superbody.
Sekjen Komite Independen Pemantauan Pemilih (KIPP) Kaka Suminta menilai kondisi Myanmar saat ini bisa menjadi pembelajaran untuk negara lain terutama di Indonesia. Salah satunya yaitu sebuah negara tidak ada boleh memiliki lembaga yang superbody.
"Sebuah negara, tidak ada sebuah lembaga yang superbody ini harus dicegah di negara manapun," kata Kaka dalam diskusi 'Seruan untuk Menerapkan Prosedur Elektoral yang Demokratis di Myanmar', Sabtu (6/2).
-
Siapa yang membawa Kue Mipan ke Jakarta? Dulunya kue ini dibawa oleh bangsa Tionghoa ke Jakarta, dan dijadikan kudapan saat hari-hari tertentu.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
Dia menjelaskan jalan demokrasi adalah jalan yang bisa dilalui untuk transisi serta memberikan kehidupan yang baik. Kaka pun menilai Indonesia kini sudah cukup baik dalam menerapkan demokrasi.
"Indonesia sudah belajar cukup baik. Tentu saja dengan segala kewaspadaan, kehati-hatian dengan segala mempertahankan negaranya," ungkap Kaka.
Sementara itu, Kaka mengatakan jika terlanjur dalam sebuah negara ada lembaga superbody hal tersebut akan jadi problem. Sehingga terjadi seperti di Myanmar.
"Kita lihat ya itu menghadapi problem karena memang adanya lembaga yang superbody yakni adalah militer," ungkap Kaka.
Tidak hanya itu dalam sebuah negara perlu memperjuangkan hak-hak serta memiliki kudeta. Sehingga tidak mudah dikudeta.
"Selain solidaritas agar semua pihak memahami agar harga sebuah demokrasi terlalu mahal kemudian kita tergelincir pada kemungkinan tidak dapat berjalan," ungkap Kaka.
Sebelumnya diketahui Militer Myanmar kemarin menggulingkan pemerintahan demokratis yang rapuh dalam sebuah kudeta dengan menangkap sejumlah pemimpin sipil, memutus jaringan internet, dan menutup penerbangan.
Kudeta tersebut mengembalikan negara itu ke kekuasaan penuh militer setelah pelaksanaan demokrasi singkat yang dimulai pada 2011, ketika militer, yang telah berkuasa sejak 1962, menggelar pemilu parlemen dan reformasi lainnya.
Baca juga:
Perludem Nilai Kudeta di Myanmar Jadi Refleksi Indonesia Mengelola Pemilu
Jokowi & PM Malaysia akan Utus Menlu Bahas Dampak Kudeta Myanmar di Tingkat ASEAN
Aksi Damai Kecam Kudeta Militer di Kedubes Myanmar
Joe Biden Desak Militer Myanmar Lepaskan Kekuasaan, Bebaskan Tahanan
Militer Myanmar Tangkap Pemimpin Senior Partai NLD Rekan Aung San Suu Kyi