Bentrok Maut Karyawan WNI dan WNA Industri Nikel di Sulteng, 2 Orang Meninggal
Unjuk rasa berujung bentrok maut terjadi di lokasi industri pengolahan nikel PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (14/1) siang hingga malam.
Unjuk rasa berujung bentrok maut terjadi di lokasi industri pengolahan nikel PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, Sulawesi Tengah (Sulteng), Sabtu (14/1) siang hingga malam.
Dikutip dari Antara, kerusuhan yang terjadi di lingkungan perusahaan tersebut dilaporkan menimbulkan dua orang korban jiwa meninggal dunia, seorang TKI dan seorang TKA serta kerugian material yang cukup besar.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
Dilaporkan pula terjadi penjarahan di asrama putri TKI serta pembakaran asset perusahaan. Sekitar 70 orang telah ditahan kepolisian.
Direktur Intelkam Polda Sulteng dan Sekda Morut Musda Guntur yang didampingi Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Morut Buharman Lambuli, melakukan pertemuan dengan manajemen PT GNI untuk membahas berbagai hal terkait kerusuhan tersebut.
Pertemuan ini dihadiri oleh Kapolres Morut dan Dandim Morowali dan Morowali Utara.
Kasatpol PP Morut Buharman Lambuli mengakui bahwa hingga Minggu siang, situasi di sekitar PT GNI cukup kondusif, namun semua pihak masih berjaga-jaga untuk mencegah terulangnya peristiwa sebelumnya.
Bupati Morut Delis Julkasson Hehi mengecam keras terjadinya aksi unjuk rasa anarkis tersebut.
"Saya sangat menyesalkan bahkan mengecam keras aksi yang ditengarai dipicu oleh para provokator dari luar, yang membawa agenda-agenda lain," kata Delis di Kota Palu, Minggu (15/1).
Delis menyerahkan sepenuhnya kepada jajaran kepolisian dan aparat keamanan lainnya untuk menangani secara hukum para perusuh, serta dapat segera memulihkan situasi keamanan yang selama ini berjalan kondusif agar industri kembali berjalan normal.
Bupati Morut menduga keras kerusuhan ini dipicu provokator dari luar terkait kepentingan kesejahteraan karyawan, dan keberlangsungan industri nikel dengan membawa agenda-agenda mereka.
"Kami tidak ingin suasana tenteram dan damai yang selama ini terjaga di Morut, dirusak oleh para provokator. Kami menginginkan kehadiran investor untuk mengelola potensi daerah bagi kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Delis juga membantah isu-isu yang disebarkan para provokator bahwa kerusuhan yang ditandai perusakan, pembakaran dan penjarahan tersebut dipicu oleh penganiayaan oleh oknum tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Tolong diluruskan informasinya ya. TKA yang diserang duluan, lalu terjadi bentrok. Di tengah bentrok ini, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan pengrusakan dan penjarahan di asrama karyawan putri TKI," ujar Delis lagi.
Guna memulihkan situasi di sekitar GNI, Delis telah memerintahkan Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Morut untuk mengumpulkan ormas-ormas agar memiliki kesatuan pemahaman serta pernyataan yang benar terkait peristiwa ini.