Bentrok saat disergap TNI AL, penyelundup pakaian bekas tewas
Pengawal kapal selundupan sekitar 60 orang. Sementara anggota TNI AL berpatroli hanya 4.
Penyergapan kapal penyelundup pakaian bekas dilakukan TNI AL di Selat Malaka, Jumat (22/1) dini hari, mendapat perlawanan. Satu orang diduga penyelundup tewas diterjang peluru.
Komandan Pangkalan TNI AL I Belawan, Laksamana Pertama TNI Yudo Margono memaparkan, insiden terjadi di sekitar perairan Tanjung Balai, Sumatera Utara, sekira pukul 05.30 WIB.
Peristiwa itu berawal saat empat personel TNI AL menggunakan KAL Boa melakukan patroli rutin di sana. Mereka menemukan kapal dicurigai berasal dari Malaysia.
Kapal itu ditengarai membawa pakaian bekas memang dilarang masuk ke Indonesia. Penyergapan pun dilakukan. Namun, upaya personel TNI AL tidak mudah. Kapal penyelundup pakaian bekas itu ternyata dikawal empat kapal lain membawa sejumlah orang diduga merupakan preman bayaran.
"Mereka melempari petugas menggunakan senjata tajam dan bom molotov," kata Yudo.
Menurut Yudo, petugas sudah memberikan tembakan peringatan menghentikan perlawanan. Namun, peringatan itu tidak diindahkan.
Yugo menyatakan, personel TNI AL terpaksa menembak karena hanya berjumlah empat orang dan terdesak dengan perlawanan puluhan orang pengawal kapal penyelundup. "Empat personel kita hanya menggunakan kapal sekoci kecil untuk memasuki perairan dangkal. Di pihak lain, preman bayaran itu berjumlah sekitar 60 orang," ujar Yudo.
Kelima kapal terus melaju masuk ke jalur perairan Tanjung Balai. Keempat kapal mengawal kapal penyelundup itu berhasil dihalau menjauh. Sementara, kapal penyelundup diamankan petugas Bea dan Cukai Teluk Nibung, Tanjung Balai.
Belakangan diinformasikan seorang turut mengawal kapal itu tewas. "Data yang kami terima, seorang di antara preman itu, bernama Eka Syahputra, meninggal dunia setelah mengalami luka berat di kepala," tutup Yudo.