Bergigi emas, 2 korban AirAsia teridentifikasi pasutri WN Korsel
WN Korsel tersebut juga mengenakan bra khusus ibu menyusui dan gendongan bayi.
Tiga jenazah korban AirAsia QZ8501 kembali teridentifikasi, Minggu (11/1). Dua di antaranya adalah suami-istri warga Negara Korea Selatan (Korsel). Keduanya mengenakan tambalan gigi emas.
Dikatakan Kabid Dokkes Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, yang juga Ketua Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Budiyono, selain sama-sama mengenakan tambalan gigi emas, kedua WNA Korsel tersebut juga mengenakan bra khusus ibu menyusui dan gendongan bayi.
Kedua jenazah ini berlabel B047 dan B048. "Hari ini kita kembali berhasil mengidentifikasi tiga jenazah lagi. Dari data primer, yaitu pemeriksaan gigi, ada kesamaan antara data post mortem dan ante mortem."
"Didukung lagi dengan data sekunder dan properti berupa BH atau bra khusus untuk ibu menyusui, maka tidak terbantahkan lagi, jenazah berlabel B047 adalah Kyung Hwa Lee, usia 34 tahun warga negara Korsel," terang Budiyono dalam gelar persnya.
Selanjutnya, dengan data post mortem yang sama, yaitu pemeriksaa gigi yang juga terdapat tambalan gigi emas sesuai data ante mortemnya, kemudian data sekunder berdasarkan rekam medis serta properti berupa gendongan bayi, jenazah berlabel B048 adalah suami dari Kyung Hwa Lee, yaitu Seong Beom Park.
Hal ini, kata Budiyono, juga diperkuat dengan data rekaman CCTV bandara yang menunjukkan kesamaan dengan ciri-ciri korban serta adanya kesamaan properti yang dikenakan penumpang.
Maka, masih kata Budiyono, sudah tidak terbantahkan lagi, jenazah berlabel B048 adalah Seong Beom Park, usia 37 tahun, warga Korsel. Dalam rekaman CCTV bandara, suami-istri WNA Korsel ini, juga terlihat membawa bayi.
"Sesuai data manifes penumpang pesawat, bahwa benar, suami-istri warga Korsel ini adalah penumpang AirAsia yang satu-satunya penumpang dengan membawa bayi berusia 1 tahun. Namun untuk bayinya belum ditemukan," lanjut Budiyono.
Sementara jenazah yang ketiga adalah jenazah berlabel B037, yang berdasarkan data primernya ada kesamaan antara data post mortem dan ante mortemnya. Kemudian diperkuat dengan data medis serta properti berupa anting yang dikenakan.
"Sesuai pemeriksaan data primer, diperkuat data sekunder dan properti yang masih melekat, maka jenazah berlabel B037 adalah Vera Chandra Kho, usia 19 tahun, warga Tarakan Tengah, Kalimantan Selatan," tandasnya.
Dengan tambahan tiga jenazah teridentifikasi ini, maka dari total jenazah yang ada di RS Bhyangkara Polda Jawa Timur, yaitu 48 jenazah, yang selesai diidentifikasi ada 32 jenazah, dan tersisa 16 jasad yang masih dalam proses post mortem.