Berhari-hari Aceh Diterjang Banjir, Ini Peta Sebaran Bencana
Sejak lima hari yang lalu, hujan deras melanda pesisir timur Aceh dan berdampak sejumlah daerah mengalami banjir dan tanah longsor.
Sejak lima hari yang lalu, hujan deras melanda pesisir timur Aceh dan berdampak sejumlah daerah mengalami banjir dan tanah longsor.
Adapun lima daerah itu adalah Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa dan Kabupaten Aceh Tamiang. Hingga kini, daerah tersebut masih tergenang banjir.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Bagaimana cara mencegah banjir di daerah perkotaan? Salah satu cara paling efektif untuk mencegah banjir, terutama di kawasan perkotaan, adalah dengan memiliki sistem drainase yang memadai.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Dimana saja lokasi rawan banjir di Kabupaten Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon,"
-
Bagaimana Kali Angke berperan dalam mencegah banjir? Sehingga mampu menyerap volume air dan menahan lajunya sebagai pencegah banjir.
-
Kapan banjir Demak terjadi? Banjir besar yang menerjang wilayah Demak terjadi sejak Kamis (8/2).
Sementara di wilayah tengah Aceh, banjir disertai tanah longsor juga melanda Kabupaten Bener Meriah, pada Sabtu (1/1). Jalan lintas Simpang KKA yang menghubungkan dua kabupaten, yakni Bener Meriah dan Aceh Utara, sempat lumpuh. Namun lalu lintas kini dilaporkan kembali lancar.
Baca juga:
Penampakan Jutaan Buku Rusak Akibat Banjir Malaysia
Jembatan Penghubung Aceh Timur dan Gayo Lues Ambruk Diterjang Banjir
Berdasarkan laporan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan, tiga kabupaten yang paling parah terdampak banjir di pesisir timur Aceh, yakni Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang.
Di Kabupaten Aceh Utara, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, 14 kecamatan terendam banjir. Ketinggian air mencapai satu hingga tiga meter lebih. Banjir merendam ribuan rumah warga, fasilitas publik, hingga area persawahan. Dua warga dilaporkan meninggal dunia. Sementara sebanyak 41 ribu lebih warga mengungsi.
Di pusat ibu kota Kabupaten Aceh Utara, Lhoksukon, banjir merendam jalan lintas nasional Banda Aceh-Medan. Ratusan kendaraan terjebak macet dan mogok selama dua hari. Kini, jalan lintas nasional tersebut sudah bisa dilalui, namun genangan banjir masih terjadi setinggi lutut orang dewasa.
Sementara di permukiman penduduk pedalaman Aceh Utara, setelah dua hari terisolasi, pemerintah baru mendistribusikan bantuan masa panik kemarin, Senin (3/1),
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Aceh Utara, Mirzani, menyebut curah hujan tinggi sejak Jumat (31/12). Debit air di sungai meluap, tanggul jebol, hingga terjadi banjir.
Dia menyebut, pada Minggu (2/1) Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan status tanggap darurat terhadap bencana itu. Berdasarkan surat keputusan Bupati Aceh Utara, Muhammad Thaib, Nomor 360/1/2022 status tanggap darurat bencana ini berlaku selama 14 hari.
Sementara di Aceh Timur, banjir juga melanda 14 kecamatan. BPBD setempat melaporkan sebanyak 13 ribu lebih warga terdampak. Saat ini, air banjir mulai berangsur surut.
Sekitar empat ribu lebih warga yang awalnya mengungsi ke meunasah (mushallah), rumah kerabat, atau ke tenda pengungsian yang didirikan pemerintah, kini sudah mulai kembali pulang ke rumah masing-masing. Banjir di Aceh Timur ini turut merenggut nyawa dua orang warga.
Bencana serupa juga dialami masyarakat di Kabupaten Aceh Tamiang. Sebanyak 12 kecamatan terendam banjir akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut. BPBD setempat merinci, 9 ribu jiwa lebih warga mengungsi.
Kondisi terkini, Selasa (4/1) tiga titik pengungsian yang didirikan masih dihuni ribuan warga. Sebagian juga telah memilih pulang ke rumah untuk membersihkan material yang terbawa banjir.
Kabupaten tetangga Aceh Tamiang, Kota Langsa juga tak luput dilanda banjir. Sekitar 5 kecamatan dilaporkan tergenang air banjir. Namun, kondisinya mulai surut. BPBD setempat mengingatkan warga untuk waspada sebab potensi curah hujan deras masih mengintai daerah tersebut.
Bantuan Pemerintah Aceh
Banjir parah yang melanda pesisir timur Aceh itu belum ditinjau langsung Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. Pemerintah Aceh baru menyalurkan bantuan masa panik kepada masyarakat di lima daerah terdampak, kemarin Senin (3/1) dan baru hari ini disalurkan.
Sebanyak empat truk bantuan tersebut diantar langsung Kepala Dinas Sosial Aceh, Yusrizal.
"Saya prihatin dan menaruh rasa kepedulian yang amat besar terhadap bencana ini," kata dia.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh mengkritik keras kebijakan penanganan banjir yang dilakukan Pemerintah Aceh dan daerah terdampak.
Menurut Direktur Walhi Aceh, Ahmad Shalihin, selama ini pemerintah selalu menangani persoalan banjir dari hilir, sementara penyebab utamanya ada di hulu.
Dia menyebut, bencana banjir di Aceh Utara dan wilayah sekitarnya sangat tergantung dengan kondisi wilayah hulu yang lebih tinggi, yakni Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.
Di wilayah tersebut, sekitar enam ribu hektare sudah dijadikan area perkebunan. Kerusakan hutan di hulu ini, menurut Ahmad Shalihin, yang jadi penyebab utama banjir melanda wilayah pesisir timur Aceh.
"Di hulunya yang rusak, tapi yang ditangani cuma di hilir saat banjir datang. Itu tidak menyelesaikan persoalan yang tiap tahun terus terjadi," ujarnya.
Belum lagi, tutur Ahmad Shalihin, perambahan hutan yang kerap terjadi di hutan sekitar Aceh Tengah, Bener Meriah, dan wilayah hutan Aceh Utara, makin memperparah banjir langganan tiap tahun itu.
"Pemerintah tidak pernah serius menindak (illegal logging) ini," ujarnya.
(mdk/cob)