Bernapas dalam lumpur, ikan dewa di Banyumas gagal berkembang
Persoalan air keruh ini tak lepas dari sisa pembukaan lahan (cut and fill) PLTPB Baturraden yang mengalami longsor karena cuaca buruk dan longsoran menggelontorkan massa sedimen dalam jumlah besar ke hulu sungai Prukut.
Budidaya ikan Dewa (Labeobarbus douronensis) di desa Karang Tengah Kecamatan Cilongok Banyumas mengalami permasalahan untuk kesekian kalinya karena aliran sungai Prukut kembali keruh bercampur lumpur. Proses pemijahan ikan yang di masa silam dikeramatkan dan kini berharga sampai jutaan per kilogram ini mengalami kendala yakni terserang penyakit cacar yang ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit.
Persoalan air keruh ini tak lepas dari sisa pembukaan lahan (cut and fill) PLTPB Baturraden yang mengalami longsor karena cuaca buruk dan longsoran menggelontorkan massa sedimen dalam jumlah besar ke hulu sungai Prukut. Tak ayal budidaya ikan dewa terkena imbasnya, karena mengandalkan pasokan air dari aliran Sungai Prukut.
Sesuai daftar pengaduan diterima PT SAE, pengembang panas bumi yang akan membangun PLTPB Baturraden sebesar 220 MW, pengusaha ikan dewa di Karang Tengah, Bing Urip Hartoyo, pada 19 Jnauari 2017 sempat mengadu ganti rugi ikan tak dapat memijah karena air keruh tersebut.
Pengelola kolam ikan Dewa di desa Karang Tengah, Karyo mengatakan, pemilik kolam yakni Bing Urip Hartoyo memang pernah mengklaim kerugian usaha hingga Rp 800 juta karena banyak bibit mati dan gagal memijah. Pemilik kolam waktu itu juga sempat terpaksa menghentikan produksi bibit karena kondisi air tak bersahabat. PT SAE seingatnya waktu itu mengganti kerugian sebesar Rp 100 juta.
"Ikan Dewa memang sulit memijah dalam kondisi air keruh. Pemijahan hanya bisa dilakukan saat kondisi air jernih," katanya, Sabtu (14/10).
-
Apa yang dilakukan warga di Banyumas karena sungai kering? Sungai kering itu kemudian dimanfaatkan warga untuk membuat sumur di dasar sungai dengan cara melubangi dasar sungai. Air kemudian akan keluar dari lubang buatan dan bisa langsung diambil oleh warga untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
-
Kapan jembatan kaca di Banyumas pecah? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Apa yang terjadi pada jembatan kaca di Banyumas? Pecahnya wahana jembatan kaca di kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus pada Rabu (25/10) mengundang perhatian banyak pihak.
-
Bagaimana cara penambang di Banyumas mengumpulkan batu emas? Batu-batu yang dikumpulkan para penambang kemudian dimasukkan ke dalam karung lalu ditarik ke atas dengan tali kerek. Di atas, batu-batu tersebut dihancurkan secara manual menggunakan palu, lalu dimasukkan ke mesin penggiling untuk dihancurkan kembali sampai halus.
-
Apa yang terjadi di jembatan kaca Wahana Wisata Banyumas? Pecahnya lantai jembatan kaca hingga kini masih dalam penyelidikan polisi Rabu (25/10), sebuah wahana wisata jembatan kaca di kawasan wisata The Geog, Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, pecah. Insiden pecahnya jembatan kaca itu menyebabkan seorang pengunjung meninggal dunia dan seorang lainnya terluka.
-
Bagaimana jembatan kaca di Banyumas bisa pecah? “Yang kami dalami di TKP bahwa tebal kaca adalah sekitar 1,2 centimeter. Kemudian lebar sekitar 118 centimeter. Ini akan kami cek, kemudian hasil labfor-nya seperti apa, seharusnya itu dipasang dalam komposisi ukuran berapa, nanti akan dijelaskan oleh pihak Labfor bersama pihak ahli kontruksi yang kami datangkan.”
Sejak akhir September, kata Karyo, terpaksa harus menghentikan pemijahan ikan Dewa karena kondisi air keruh kembali terjadi. Air keruh ia jelaskan bukan hanya menyebabkan bibit mati. Ikan Dewa dewasa juga rupanya tak cukup kebal terhadap kepekatan lumpur dalam air.
Karena terkontaminasi lumpur dengan kadar tinggi, ikan Dewa di kolam ini banyak terserang penyakit cacar yang ditandai dengan bintik-bintik merah pada kulit.
"Kandungan lumpur terlalu pekat, kadar oksigen berkurang. Ikan indukan gampang terserang penyakit. Kalau untuk ikan kecil langsung mati karena kekebalannya masih lemah,"katanya.
Budidaya ikan dewa di desa Karang Tengah sendiri memang lebih banyak mengandalkan usaha pemijahan ikan Dewa karena dinilai lebih menguntungkan ketimbang usaha pembesaran.
Dalam sehari, indukan ikan Dewa di kolam ini bisa menghasilkan sekitar 50 ribu bibit ikan Dewa. "Untuk pemijahan kami sudah berhenti sejak air keruh akhir September ini," katanya.