Bersama KPK dan BNN, BNPT Perkuat Sinergi Lawan Terorisme hingga Narkoba
Kepala BNPT Boy Rafli Amar menyampaikan, sinergitas BNPT, BNN dan KPK harus dilakukan demi menguatkan sendi negara dari degradasi moral, utamanya kepada generasi muda Indonesia.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memperkuat kerjasama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam menangani kejahatan luar biasa yakni terorisme, narkoba, dan korupsi.
Kepala BNPT Boy Rafli Amar menyampaikan, sinergitas BNPT, BNN dan KPK harus dilakukan demi menguatkan sendi negara dari degradasi moral, utamanya kepada generasi muda Indonesia.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Kenapa BPK dilibatkan dalam proses PMN? Daftar 20 BUMN yang Dapat Suntikan Modal Tunai dan Non Tunai Penyertaan modal negara ini akan melibatkan BPK untuk memastikan akuntabel kinerja BUMN.
-
Apa jabatan Basaria Panjaitan di KPK? Melansir dari merdeka.com, Basaria diangkat menjadi Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
-
Kenapa BBNKB II dan pajak progresif dihapus di beberapa provinsi? Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) II dan pajak progresif akan dihapus di beberapa provinsi sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, khususnya pasal 74.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Kapan KPK menahan Mulsunadi? "Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
"Melalui upaya bersama ini potensi ancaman di tiga kejahatan ini akan tereliminasi dengan baik. Kolaborasi ini juga dengan masyarakat luas, menjadi bagian penting agar kita bergandeng tangan dalam menghadapi musuh negara," tutur Boy Rafli dalam keterangannya, Kamis (25/11).
Menurut Boy Rafli, kolaborasi ketiga lembaga tersebut akan fokus pada upaya pencegahan. Dalam kejahatan terorisme misalnya, kemajuan teknologi sangat berkontribusi dalam meningkatnya aktivitas terorisme.
Proses radikalisasi, perekrutan, hingga pendanaan terorisme dapat dilakukan melalui internet. Fenomena tersebut melahirkan aktor tunggal atau lone wolf dalam aksi terorisme, seperti yang terjadi di Mabes Polri pada awal tahun 2021 lalu.
"Kelompok radikal sangat sadar dengan media sosial, mereka pun jadi sistematis karena didukung sumber pendanaan besar, sehingga dengan uang itu mereka melakukan radikalisasi dan aksi terorisme," jelas dia.
Kemudian, lanjut Boy Rafli, narco-terrorism atau aksi terorisme yang didanai dari perdagangan gelap narkoba telah banyak dilakukan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Terorisme dan korupsi juga terkait satu dengan yang lain sebab dapat menjadi pemicu radikalisme dan terorisme imbas dari kesejahteraan masyarakat.
"Kini tidak ada masyarakat yang imun dari radikalisme dan terorisme. Paham tersebut masuk ke tiap sendi negara ini, termasuk di lembaga negara, lembaga pendidikan, bahkan organisasi keagamaan. Perlu ada penguatan nilai kebangsaan yang didukung oleh pemerintah dan masyarakat agar tercipta daya tangkal terhadap radikalisme dan terorisme," Boy Rafli menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Petinggi BNN, KPK dan BNPT Sepakat Bekerja Sama Hadapi Musuh Negara
PKB Minta MUI Gandeng BIN-BNPT untuk Periksa Internal agar Bebas dari Radikalisme
BNPT Sebut Ketum PDRI Farid Okbah ke Afghanistan Jadi Koordinator JI untuk Al-Qaeda
Eks Anggota Fatwa MUI yang Ditangkap Densus 88 Murid Abu Bakar Ba'asyir
BNPT: Farid Ahmad Okbah Alumni Afghanistan dan Terkait Jaringan JI
BNPT Pastikan Penangkapan 3 Terduga Teroris di Bekasi Didasari Alat Bukti