Bertemu Dubes Korsel, Mendagri Bahas soal Pelaksanaan Pemilu di Tengah Pandemi
Menurut Tito, dalam pelaksanaan pemilu di Korea Selatan tidak melupakan protokol kesehatan. Sebab itu, usai pelaksanaan pemilu dia menjelaskan tidak ada peningkatan kasus Covid-19.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian bertemu dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom. Dalam pertemuan tersebut, keduanya melakukan diskusi pelaksanaan Pemilu di Korea Selatan.
Tito menjelaskan Korea Selatan sudah menggelar pemilu pada 15 April yang lalu di tengah pandemi Covid-19. "Siang ini saya menerima kunjungan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia, kita tadi berdiskusi, mendapat masukan dari Bapak Dubes mengenai pelaksanaan election Pemilu Legislatif Nasional di Korea Selatan," kata Tito usai bertemu Dubes Korea Selatan, Jakarta, Senin (8/6).
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
-
Kenapa Pilkada Serentak dianggap penting? Sejak terakhir dilaksanakan tahun 2020, kali ini Pilkada serentak diselenggarakan pada tahun 2024. Dengan begitu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui kapan Pilkada serentak dilaksanakan 2024.
Dia menjelaskan dalam pelaksanaan pemilu di Korea Selatan tidak melupakan protokol kesehatan. Sebab itu, usai pelaksanaan pemilu dia menjelaskan tidak ada peningkatan kasus Covid-19.
"Tadi kita banyak dapat masukan tentang bagaimana hasilnya malah sangat menarik karena semenjak tahun 1992 angka partisipasi tertinggi yaitu 96,6 persen, di tahun lalu 58 persen, jadi tertinggi semenjak tahun 1992, itu menarik sekali dan kemudian berlangsung juga aman tanpa ada ledakan kasus Covid," kata Tito.
Tito mengatakan pihak Korea Selatan menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat melaksanakan pesta demokrasi tersebut. Salah satunya yaitu memperhatikan hak suara para hak pilih yang terpapar Covid-19.
"Protokol-protokol kesehatan yang dilakukan, termasuk bagaimana perlakuan terhadap hak pilih yang positif, hak pilih mereka yang sedang di karantina dan kemudian ada hak pilih untuk para pemilih umum, bagaimana penggunaan alat protektif, kemudian jenis-jenis proteksi apa yang dipakai pada saat pemilihan umumnya, dan lain sebagainya," jelas Tito.
Korsel Harap Indonesia Bisa Sukses Lakukan Pemilu
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Kim Chang-Beom berharap kesuksesan yang dilakukan Korea Selatan dalam pemilu juga dapat diikuti oleh Indonesia. Diketahui Pilkada Serentak yang akan digelar pada 9 Desember.
"Pada hari ini juga saya juga menyampaikan harapan kami agar Pilkada yang akan diselenggarakan di Indonesia tanggal 9 Desember nanti dapat berlangsung secara sukses, aman dan juga dengan partisipasi yang sangat tinggi," ungkap Kim Chang-Beom.
Kim menjelaskan kesuksesan tersebut diutamakan oleh protokol kesehatan yang ketat, juga karena kepercayaan publik lewat partisipasi masyarakat yang tinggi. Tak hanya itu, aksi solidaritas dan kolaborasi untuk saling menjaga diri, melakukan protokol kesehatan, dan dukungan semua pihak juga dibutuhkan untuk keberhasilan Pemilu.
"Indonesia tentu perlu sebuah keyakinan dan kepercayaan dan juga kerjasama bersama gotong-royong untuk menunjukkan sebuah mode baru, sebuah mode sukses Pilkada dan Pemilu kepada dunia," jelas Kim.
Reporter: Muhammad Radityo Priyasmono
(mdk/gil)