Beruang Madu Mati Akibat Jerat di Riau
"Tim gabungan menemukan beruang yang terkena jerat di area kebun masyarakat, bekas hutan yang sudah dirambah, tepatnya di Desa Batu Teritip, Senepis," ujarnya.
Kaki kanan seekor beruang madu (helarctor malayanus) terkena jerat di Desa Batu Teritip, Senepis, Kota Dumai, Riau. Tak lama kemudian beruang tersebut mati.
"Beruang ini terjerat di kaki kanan depan dan diperkirakan berusia remaja," kata aktivis Rimba Satwa Foundation (RSF), Solfarina ketika dikonfirmasi Antara di Pekanbaru, Kamis (15/8).
-
Apa yang dilakukan Syahrini di Jakarta? Tidak ada perubahan, Syahrini selalu terlihat anggun dan menenangkan sekali.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Di mana saja di Jakarta yang terlihat dipenuhi salju dalam foto ilustrasi? Dalam foto-foto tersebut nampak Monas dipenuhi salju. Bahkan puncak Monas yang terbuat dari emas tertutup warna putih dari salju. Sementara itu, Bundaran Hotel Indonesia juga nampak dipenuhi salju. Stasiun KRL juga begitu sejuk dilihat karena dipenuhi salju. Bak stasiun kereta di luar negeri. Hal yang sama juga terjadi pada Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Stadion sepakbola nampak dipenuhi salju.
Ia menjelaskan, beruang tersebut awalnya ditemukan terjerat pada Selasa (13/8) oleh tim patroli gabungan RSF dan perusahaan PT. SGP (Suntara Gajah Pati). Kawasan hutan Senepis merupakan habitat satwa seperti beruang dan harimau sumatera.
Jerat dari tali nilon tersebut mencengkram kaki kanan beruang sehingga tidak bisa bergerak.
"Tim gabungan menemukan beruang yang terkena jerat di area kebun masyarakat, bekas hutan yang sudah dirambah, tepatnya di Desa Batu Teritip, Senepis," ujarnya.
Menurut dia, di lokasi yang sama tim juga menemukan banyak jerat yang masih aktif, dan langsung dimusnahkan. Terhadap beruang yang terjerat, tim gabungan berusaha membebaskannya dan berhasil.
Setelah dibebaskan dari jerat, lanjutnya, diharapkan beruang madu itu bisa masuk ke hutan habitatnya. Namun, ternyata kondisi fisik beruang sudah sangat lemah.
"Kondisi tubuh lemah, kaki kanan membengkak dan dehidrasi. Tim berusaha memberi minum dan melepaskannya ke habitatnya," ujar Solfarina.
Sejumlah kamera trap juga dipasang di sekitar lokasi beruang untuk memantau pergerakan satwa tersebut. Namun, beruang madu malang itu tidak bisa bertahan hidup dan mati sekitar 50 meter dari lokasi jerat.
"Pada 15 Agustus, tim menemukan beruang dalam keadaan mati," ujarnya.
Ia mengatakan sudah melaporkan kasus penemuan beruang madu tersebut ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. "Imbauan kepada masyarakat agar tidak lagi memasang jerat, sudah banyak korban satwa akibat jerat," ujarnya.
Dalam kurun dua tahun terakhir satwa di Riau banyak yang mati akibat jerat. Pada 2018, jerat yang dipasang oleh warga di Kuantan Singingi membunuh seekor harimau sumatera (panthera tigris sumatrea) serta dua bayi harimau yang dikandungnya.
Kemudian, pada Maret 2019 seekor harimau sumatera kembali terkena jerat hingga luka parah di kawasan Restorasi Ekosistem Riau (RER) yang dikelola oleh PT Gemilang Cipta Nusantara di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Harimau ini sempat diselamatkan dan diberi nama Inung Rio, hanya bertahap beberapa minggu saja sebelum akhirnya mati.
(mdk/ded)