Besok, Komisi I DPR Panggil Kominfo dan BSSN Buntut Server PDNS Diserang Ransomware
Rapat kerja bersama Kominfo dan BSSN dilakukan untuk mendalami masalah bocornya PDNS yang tak kunjung
- Layanan PDNS 2 Pulih Total Usai Diserang Ransomware, Kominfo Ungkap Pembangunan PDN 1 Cikarang Capai 83 Persen
- Kronologi PDNS Kena Serangan Ransomware
- PDNS Diserang Virus Ransomeware, Menko Polhukam: Kita Selidiki Dampak Lanjutannya
- Apa Itu Ransomware yang Serang Pusat Data Nasional dan Bagaimana Cara Menghindarinya? Simak Penjelasannya
Besok, Komisi I DPR Panggil Kominfo dan BSSN Buntut Server PDNS Diserang Ransomware
Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid menyampaikan, pihaknya akan memanggil Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terkait bocornya, Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) pada Kamis (27/6).
Meutya mengatakan, rapat kerja bersama Kominfo dan BSSN dilakukan untuk mendalami masalah bocornya PDNS yang tak kunjung selesai sampai hari ini.
"Kamis, besok, ya. Kominfo, BSSN, mungkin ada beberapa pihak lain yang memang mengurusi teknologi siber securitynya dalam siber security pusat data nasional kita," kata Meutya, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6).
Dia mengatakan, selama ini penjelasan yang disampaikan dari pihak eksekutif sangat singkat. Komisi I DPR butuh pendalaman dari pihak pemerintah untuk mengetahui benang merah dari masalah ini.
Termasuk, pihaknya juga ingin mengetahui, apa saja langkah-langkah mitigasi yang sudah dilakukan oleh pemerintah.
Setelah itu, Komisi I akan mengevaluasi atas masalah ini setelah mendengarkan secara komprehensif pandangan dari pihak pemerintah.
"Jadi besok penjelasan dari pemerintah, apa yang sudah dilakukan, baru kemudian kalau data sudah lengkap, evaluasi," ujarnya.
Namun, Komisi I meminta agar Kominfo dan BSSN harus sama-sama tanggungjawab dan tidak boleh saling menuduh satu sama lain, karena tidak akan produktif.
"Yang paling penting sekarang nggak saling tuduh, kerja sama untuk kemudian membereskan ini masalah. Masalah belum beres kok malah jadi saling tuduh duluan. Saling tuduh itu kan perlu energi. Ngeberesin masalah ini perlu energi luar biasa,"
pungkas Meutya Hafid.