Biskuit Ulat Karya Mahasiswa Universitas Brawijaya Bisa untuk Obati Anak Stunting
Inovasi pengembangan dan pembuatan biskuit berbahan ulat hongkong oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) yang diberi nama Biskot ini bisa digunakan untuk pengobatan terhadap anak-anak yang mengalami kekerdilan (stunting).
Inovasi pengembangan dan pembuatan biskuit berbahan ulat hongkong oleh sejumlah mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) yang diberi nama Biskot ini bisa digunakan untuk pengobatan terhadap anak-anak yang mengalami kekerdilan (stunting).
Anggota tim yang mengembangkan biskuit dari ulat hong kong Fakultas Peternakan (Fapet) UB, Sularso di Malang, Rabu, menjelaskan berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2014 mencatat 24,5 persen balita di dunia mengalami kekerdilan.
-
Bagaimana cara mahasiswa KKN UGM menurunkan angka stunting di Jepara? “Kita melakukan program social mapping penyebab masalah yang terjadi dengan mengukur tinggi badan per umur balita, kerja sama interdisipliner untuk pencegahan seperti dari farmasi mengenai saran obat untuk ibu-ibu, sosialisasi gemar makan ikan, kacang kedelai, dan pisang,” kata Nicolas.
-
Apa yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UGM untuk menurunkan angka stunting di Jepara? Mahasiswa Kormanit KKN Unit Mlonggo, Nicolas Kriswinara, mengatakan bahwa program penurunan stunting menjadi salah satu dari empat program unggulan yang dilakukan oleh 27 mahasiswa. Program tersebut terbagi ke dalam empat kluster yaitu kluster sosial humaniora, agro, medika, dan saintek. Pada program penurunan stunting, tim melakukan pemetaan di setiap rumah dengan bekerja sama dengan delapan posyandu lewat penyuluhan serta edukasi soal stunting melalui pemberian makanan tambahan.
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Siapa yang mengapresiasi keberhasilan mahasiswa KKN UGM dalam menurunkan angka stunting? Atas keberhasilan ini, Camat Mlonggo, Sulistyo, mengapresiasi kerja mahasiswa KKN dalam membantu pemerintah kecamatan menurunkan angka stunting.
-
Bagaimana cara Genbestival Kota Semarang mendorong pelajar untuk melakukan aksi nyata cegah stunting? Selain disi dengan pertunjukkan seni, Genbestival Kota Semarang mendorong pelajar untuk melakukan aksi nyata cegah stunting, salah satunya dengan minum TTD bersama yang dilakukan secara simbolis. Sedangkan pengetahuan mereka diperkaya dengan informasi yang hadir dengan permainan cerdas cermat.
-
Kenapa stunting berbahaya bagi anak? Melansir dari halodoc, para orang tua jangan menyepelekan stunting pada anak. Tahukah kalian, kondisi ini mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh anak. Mulai dari terjadi gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif hingga risiko peningkatkan penyakit kronis ketika anak beranjak dewasa.
"Indonesia merupakan negara dengan prevalensi kekerdilan terbesar kelima, yakni 36 persen (dari 7.547 jumlah anak stunting) pada tahun 2019," katanya seperti dikutip Antara.
Ia menuturkan berlatar belakang kondisi tersebut, pihaknya bersama tim berupaya mencari inovasi untuk mengembangkan produk-produk inovatif dari peternakan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan bidang kesehatan, termasuk kekerdilan.
Kandungan protein pada larva ulat hong kong, katanya, cukup tinggi, yaitu 47,44 persen dengan kadar lemak 21,84 persen, serta asam amino berupa taurin sebesar 17,53 persen yang sangat dibutuhkan pada masa tumbuh kembang anak.
Taurin merupakan asam amino terbanyak kedua dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperan penting dalam proses pematangan sel otak.
"Ulat hong kong atau mealworm biasanya dibudidayakan hanya untuk dijadikan pakan unggas, karena memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Namun, sebenarnya ulat ini termasuk dalam ordo coleoptera yang merupakan ordo keempat, artinya paling banyak dikonsumsi manusia," kata Sularso
Dalam proses pengolahannya ulat hong kong dicuci bersih dan dikeringkan, kemudian dikeringkan (oven). Selanjutnya dihaluskan menggunakan blender dan disaring airnya, kemudian dicampur ke dalam adonan dari terigu, gula, dan telur.
Penelitian yang dilakukan oleh Retno Nur Fadillah, Sularso, Yasri Rahmawati, Hendarto, dan Zuhdan Alaik di bawah bimbingan Dr. Dedes Amertaningtyas, S.Pt.,MP, ini berhasil memboyong medali perak dalam ajang internasional bertajuk Asean Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2021.
AISEEF merupakan kompetisi internasional tahunan antar universitas se- Asia dalam bidang science, lingkungan dan entrepreneurship.
Ada empat kategori yang dilombakan, yaitu entrepreneur (business plan, management, marketing), social science, environmental science (interaksi komponen fisik, kimia, dan biologi lingkungan serta hubungan dan efek komponen tersebut dengan organisme pada lingkungan), serta innovation science (inovasi dalam bidang Fisika Terapan, Kimia dan Biologi dapat berupa produk aplikasi, alat peraga dan temuan kreatif).
AISEEF diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) pada 18 sampai 22 Februari 2021.
Kegiatan tersebut terlaksana atas kerja sama dengan Food Technology Department-Institut Pertanian Bogor (IPB), Nutrition Department-Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), Yayasan Prestasi Pendidik Indonesia, Himpunan Pegiat Adiwiyata Indonesia Malang Raya, dan AISEEF Organizing Committee.
Baca juga:
Menteri Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Sanitasi dan Air Bersih Tekan Angka Stunting
Pemkot Jakpus Mulai Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi
Jokowi Targetkan Stunting Turun Jadi 14 Persen di 2024
Jokowi Tunjuk BKKBN Jadi Ketua Pelaksana Percepatan Penanganan Stunting
Pemerintah Target Angka Stunting Turun Capai 14 persen di 2024
Butuh Kolaborasi Pemerintah Swasta untuk Turunkan Angka Stunting 14 Persen di 2024