Bisnis para ibu rumah tangga ini bisa bantu keuangan keluarga
Usaha para ibu rumah tangga ini tentu tidak selalu mulus. Berbagai kendala pernah mereka rasakan.
Usaha sampingan memang menjadi salah satu solusi untuk menopang perekonomian keluarga. Para ibu ini rela banting tulang membantu keuangan keluarga untuk mendapatkan penghasilan lebih. Segala usaha apa pun dilakoninya asal halal.
Usaha para ibu rumah tangga ini tentu tidak selalu mulus. Berbagai kendala pernah mereka rasakan sebelum menikmati manisnya jerih payah usahanya itu.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
-
Bagaimana cara mendapatkan inspirasi? Salah satu cara menemukan inspirasi yang paling mudah adalah bertemu dan berdiskusi dengan banyak orang. Saling berbagi dan bertukar pikiran tentu akan membuka wawasan dan juga ide-ide yang unik.
-
Bagaimana kata-kata indah bisa menginspirasi kita? Dengan keindahan makna dan ucapan, kata-kata Bahasa Indonesia yang bermakna indah bisa menjadi inspirasi dalam menulis karya hingga pemberian nama.
-
Apa pesan utama yang ingin disampaikan oleh kata-kata inspiratif pengusaha muda? "Alasanku menjadi pebisnis karena mau membuka banyak lapangan kerja dan banyak bermanfaat buat orang lain."
Berikut beberapa ibu rumah tangga yang berhasil membantu meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya, seperti dihimpun merdeka.com:
Usaha Setrika keliling, penghasilan tambahan untuk keluarga
Tri Amelia (31) warga Villa Mutiara Gading III, Blok H3 nomor 6 Kebalen, Babelan, Bekasi Utara membuka usaha jasa setrika uap keliling. Tri menjajakan usaha tersebut berkeliling dari rumah ke rumah dengan menggunakan sepeda motor yang sudah di modif.
Dari hasil usahanya tersebut, Tri bisa memberikan penghasilan tambahan untuk suami dan tiga anaknya.Â
"Tiap hari ya keliling perumahan sekitar sini. Dari pagi sampe sore. Alhamdulillah order setrika ada aja sih tiap hari," kata Tri saat ditemui merdeka.com, kemarin.
Selain butuh modal, katanya, menjalani usaha setrika uap juga mesti sabar. Sebab, bisnis tersebut terbilang masih langka di Tanah Air ini.
"Ya harus sabar sih, terus berusaha. Dan jaga kepercayaan pelanggan. Jangan malu kalau mau usaha maju, kan yang penting halal," ujarnya.
Tri mengaku, usaha setrika uap yang dirintis bersama sang suami tidak selamanya berjalan mulus, mulai dari kekurangan modal sampai ada pelanggan yang nakal.
"Suka dukanya banyak. Malah lebih banyak dukanya. Ya namanya merintis usaha setrika uap ini belum semua orang tahu. Ya harus perih-perih hati dulu. Saya yakin kalau kita masih mau usaha, Insya Allah ada jalan," tuturnya.
Lebih jauh Tri berharap ke depannya, usaha setrika uapnya itu bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, sehingga dapat bermanfaat untuk orang banyak.
"Ke depannya, saya berharap bisa membuka lapangan kerja buat masyarakat sekitar," harapnya.
Usaha olahan salak, Sri raup keuntungan Rp 15 juta per bulan
Sri Sujarwati (50), ibu rumah tangga membuka usaha olahan buah salak dengan cara dijadikan camilan karamel untuk anak muda. Selai itu, olahan salak ini sebagai siasat untuk agar salak mempunyai nilai tambah.
"Untuk Anak-anak muda biar makannya tidak malu. Ini seperti soyjoy, camilan sehat tidak bikin gemuk, antioksidannya tinggi," kata Sri.
Pada 2012, Sri mulai produksi dan memasarkannya ke seluruh Indonesia. Sisi pemasaran tidak hanya dilakukan secara tradisional. Sri juga menggarap pemasaran secara online. Melalui pemasaran secar online ini, karamel salak sudah mulai dikirim ke wilayah Timur Tengah.Â
"Kita juga jual online. Sudah kirim ke Timur Tengah," beber Sri.
Saat ini, Sri sedang membidik pasar Amerika Serikat. Diakui Sri, untuk bisa menembus pasar Amerika Serikat tidak mudah, terlebih lagi karamel salak buatan Sri masih menggunakan minyak sawit.
"Prepare ke Amerika tapi masih kendala karena kita pakai minyak sawit, izin halal Amerika sudah, tinggal sertifikasi keamanan pangan Amerika," paparnya.
Sri bisa mendapatkan Rp 10-15 juta per bulan melalui jualan berbagai olahan salak. Angka tersebut bisa didapat Sri dalam sehari saat hari raya Idul Fitri.
Bisnis rumahan itu tidak hanya untuk menghidupi keluarganya, Sri juga membangun bisnis olahan salak untuk bisa menjadi sosok yang bermanfaat bagi lingkungannya.
"Sekitar 14 orang pekerja kalau lagi tidak musim. Kalau lagi musim itu ada tambahan (pekerja) manula yang sudah tidak bisa ngapa-ngapain cuma duduk saja bersihin (salak), itu bisa sampai 50 orang. Saya memang ajak orang-orang sekitar saya," ujarnya.Â
Sri mengakui permintaan karamel salak ini sangat banyak. Namun, dirinya masih terkendala permodalan untuk bisa ekspansi menggarap kebutuhan pasar moderen. Sri mengaku masih khawatir mengajukan pinjaman modal dari perbankan. Dirinya selama ini mengandalkan kekuatan pribadi dan keluarganya.
"Permintaan banyak, tapi belum bisa masuk pasar moderen karena permodalan masih kurang," pungkasnya.
Jadi bos kue, Siti raup untung Rp 50 juta per bulan
Siti, ibu rumah tangga yang berjualan kue ini mampu menghasilkan pemasukan puluhan juta perbulan. Kue-kue tersebut ia jajakan mulai dari acara pesta pernikahan sampai pesta jamuan para pejabat. Â
Dia dibantu suami serta kedua anaknya, mulai memproduksi kue di rumahnya Jalan Cisitu Lama, Kota Bandung, Jawa Barat. Peralatan digunakan pun masih sederhana seperti hand mixer serta tungku pembakaran kecil.
Menggunakan nama dagang Nanamie Cake & Pastry yang diambil dari nama kedua putrinya, Nana dan Remie. Kini, perempuan 47 tahun itu dapat meraih omzet hingga Rp 50 juta per bulan. Bahkan dari hasil usaha kue yang ia tekuni, Siti bisa menyekolahkan putrinya hingga ke perguruan tinggi.
Di balik kesuksesan usaha kue miliknya, rupanya Siti memiliki cerita sedih. Pernah suatu kali usaha yang dirintisnya mengalami masalah. Itu terjadi saat dirinya menerima pesanan kue dalam jumlah besar.Â
"Kegagalan itu bagian dari bisnis dan usahanya harus tetap dilanjutkan," kata Siti.Â
Dari usahanya dia membangun rumah industri sendiri di Jalan Cisitu Lama VII Nomor 6 Bandung. Selama proses produksi dia dibantu lima orang karyawan.
Produk andalan toko kue miliknya adalah Bagelen Ganyong, yaitu kue berbahan dasar tepung ganyong yang ditanam petani lokal. Produk ini diproduksi dalam sebelas rasa. Yaitu keju, cokelat, stroberi, dan lain-lain. Selain itu ada juga Stick Mocaf, yaitu kue stick dengan bahan dasar tepung singkong (mocaf) yang memiliki dua rasa.
Dalam sebulan Siti mampu memproduksi 400 potong Bagelen Ganyong, dan 800 potong Stick Mocaf. Kue buatannya itu mampu menembus pasar supermarket dan minimarket.
Tak hanya di dalam negeri, kue buatan Susi juga diminati di Malaysia. Melalui distributornya, dia mengirim 600 potong kue ke negeri jiran. Di sana, kue ukuran 200 gram buatannya dijual Rp 40 ribu per kemasan.
"Kita berusaha meyakinkan konsumen bahwa kita berusaha menyajikan kue berkualitas," ucapnya.
(mdk/cob)