BKSDA Jatim buru pedagang kucing hutan yang diunggah mahasiswi Unej
Dari keterangan saksi didapati bahwa hewan yang dilindungi tersebut ternyata dikomersilkan dengan harga murah.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah III Jatim, Sunandar Trigunajasa menjelaskan hasil penyelidikannya terhadap Ida Tri Susanti (20) yang mengunggah foto dirinya menenteng dua kucing hutan mati. Dari keterangan saksi didapati bahwa hewan yang dilindungi tersebut ternyata dikomersilkan dengan harga murah.
"Harganya 15 ribu per ekor. Mereka kelihatannya bertemu (transaksi) lokasinya di perbatasan antara Jember dengan Lumajang, itu di daerah Desa Jombang, Lumajang. Desa itu memang berbatasan juga dengan daerah Yosowilangun," kata Sunandar kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (19/10).
Sebelumnya memang penyidik Polres Jember memanggil 3 orang sebagai saksi guna didalami keterangannya. Mereka ialah ida sendiri, ayahnya dan sepupunya bernama Agus Dwi Santoso.
Ida memberi pengakuan bahwa dirinya tak ikut memburu dan membunuh hewan itu. Akan tetapi ketika dia pulang ke rumahnya di Desa Tunjung Rejo, Yosowilangun, Lumajang, Jawa Timur sudah mendapati 3 ekor kucing hutan itu tergelak dalam keadaan mati dirumahnya.
"Gak tau iseng atau gimana, tiba-tiba dia ingin difoto dan diupload ke medsos. Itu yang akhirnya jadi permasalahan. Di balik itu ternyata yang dipamerkan itu kucing hutan yang dilindungi," tuturnya.
Namun ketika didalami, ternyata kucing hutan tersebut dibawa oleh Agus ke rumahnya. Agus mengaku tak berburu sendiri, dia membeli hewan itu dari seseorang. Kemudian setelah Ida meminta difoto, hewan itu dibersihkan.
"Lalu dimasak dan dimakan bersama keluarganya. Pengakuannya baru sekali mengonsumsi kucing hutan ini," pungkasnya.
Namun pihak Polres Jember tak kunjung menaikkan status ketiga saksi itu menjadi tersangka sebelum 1 kali 24 jam. Akhirnya siang tadi ketiganya dilepaskan. Meski ketiganya tidak brelit saat dimintai keterangan, para penyidik kesulitan menghimpun alat bukti yang kuat.
"Karena tidak ada bukti yang kuat jadi dilepas kembali. Tapi kan datanya sudah tercatat. Memang alat bukti berupa pisau ada. Tapi alat bukti berupa hewannya itu yang susah. Sudah dimasak 12 September yang lalu, jadi sudah tidak ada barangnya. Kami sudah gelar perkara dengan Polres Jember dan. Koordinasi dengan Kejaksaan Lumajang, sepertinya agak berat menetapkan sebagai tersangka," jelasnya.
Kemudian langkah selanjutnya ialah meminta bantuan tim forensik untuk menyelidiki terkait keaslian foto yang diunggah Ida di media sosial. Jika memang benar maka kemungkinan besar hasil forensik akan menjadi andalan yang menggiring Agus terlebih dahulu dinaikkan statusnya menjadi tersangka.
"Akan dicek forensik apakah foto itu benar tanpa rekayasa, setelah itu baru bisa terungkap. Jika didapati benar maka yang kemungkinan jadi tersangka duluan AGS karena perniagaan. Mudah-mudahan memang bisa biar pelanggar yang membeli itu bisa ditelusuri yang jualnya. Kemudian bisa diberikan hukuman efek jera biar tahu kalau salah," terangnya.
Sunandar juga menjelaskan bahwa kucing hutan habitatnya tidak hanya di hutan. Kadang-kadang masuk ke kebun tetangga. Ini tentunya perlu dukungan masyarakat, aparat, dan stakeholder untuk melindungi.
"Hewan itu statusnya dilindungi, meskipun jumlahnya masih banyak tapi akan tetap dijaga. Kami berharap kalau ada yang melihat pemburuan, pembunuhan, atau ada upaya memelihara agar segera dilaporkan pada kami," terangnya.
Atas apa yang dilakukan oleh Ida dan keluarganya, Sunandar menegaskan bahwa mereka bisa dijerat hukuman pidana. Menurut Sunandar, mereka bisa dijerat PP No. 07 tahun 1999 dan undang-undang No. 06 Tahun 1990.
"Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Kemudian denda maksimal 100 juta rupiah," ucapnya.
Menurut Sunandar, Januari yang lalu BKSA juga sempat mempidanakan pedagang lutung dan beberapa hewan lain yang dilindungi. Sunandar juga mengaku bahwa timnya tengah fokus pada pengungkapan perdagangan satwa yang diduga berada di Klakah, Probolinggo, Jawa Timur.
"Ada juga salah satu pondok pengobatan yang memiliki buaya di gumuk mas jember. Itu kami gerebek," tutupnya.
Seperti diketahui Ida merupakan Mahasiswi Fakultas MIPA Universitas Negeri Jember (Unej). Dia menempuh pendidikan di Jurusan Matematika Tahun Angkatan 2013. Ida merupakan warga Lumajang yang indekost di daerah Gebang, Manggar, dekat SMA 2 Jember. Sebelumnya Ida sempat mengunggah beberapa foto hasil buruan kucing hutan. Dia membubuhi foto tersebut dengan kalimat, "Hasil buruan hari ini. Nyam.. Nyam.."
Baca juga:
Wereng ini mampu ubah tanaman jadi 'zombie'
Pamer hasil buruan, mahasiswi Unej dicari polisi sampai ke kampus
Kebun binatang di Denmark kuliti dan potong-potong tubuh singa
Hiu tutul mati jadi tontonan warga, nelayan tarik uang sukarela
Warga, Polisi dan TNI buru beruk yang sering ganggu wanita
Unggah foto berburu beruang di Facebook, Julio dikecam aktivis satwa
Pemburu kena batunya, bangun tidur kepalanya dikulum beruang
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Bagaimana cara warga Sampangan mengatasi kucing liar? Warga yang khawatir kemudian menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk membantu mengevakuasi hewan tersebut.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
-
Bagaimana cara vendor merelokasi kucing-kucing liar? Pengelola Gelora Bung Karno buka suara perihal heboh kabar petugas vendor membungkus kucing dengan plastik.