BMKG: Skenario Terburuk Pergerakan Segmen Mentawai Picu Gempa Magnitudo 8,9
Kemungkinan gempa bumi dengan magnitudo 8,9 ini berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap skenario terburuk jika zona megathrust segmen Mentawai bergerak. Zona ini yang memicu terjadinya gempa bumi dengan magnitudo 6,7 di wilayah pantai selatan Nias Selatan, Sumatera Utara, Senin (13/3) pukul 04.92 Wib.
"Para pakar gempa telah memperhitungkan apabila segmen megathrust ini bergerak, maka pada kondisi skenario terburuk, magnitudonya dapat mencapai 8,9," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin (13/3).
-
Bagaimana cara BPPTKG mengamati aktivitas Gunung Merapi? Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan selama enam jam, lava pijar mengalir ke arah barat daya atau ke arah Kali Bebeng.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Kapan Gempi menunjukkan bakat berenang? Hal ini dapat dilihat dari unggahan Gisel beberapa waktu yang lalu. Di dalam gambar-gambar itu, Gempi sedang menjalani pelajaran berenang.
-
Bagaimana bentuk Gua Kemang? Berbentuk Tidak Simetris Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Gua Kemang sendiri berbeda dari gua-gua lainnya yakni memiliki bentuk yang tidak simetris.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
Kemungkinan gempa bumi dengan magnitudo 8,9 ini berdasarkan perhitungan panjang segmen dan kecepatan pergerakan di bidang pergeseran.
Dwikorita mencatat, segmen Mentawai telah memicu gempa bumi sebanyak 16 kali. Gempa pertama berkekuatan 8,5 skala richter pada 10 Februari 1797 yang menyebabkan tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, Sumatera Utara. Tsunami ini menewaskan lebih dari 300 orang.
Kemudian pada 1971 dengan magnitudo 6,3, menimbulkan kerusakan. Selanjutnya pada 1977 magnitudonya 5,5. Lalu pada 1979 magnitudonya 5,8 mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan.
"Kemudian tahun 2004 magnitudo 5,6 juga mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan. Terjadi juga di tahun yang sama, magnitudo lebih tinggi mengakibatkan luka-luka dan kerusakan," jelasnya.
Gempa bumi yang dipicu segmen Mentawai kembali terjadi pada 2006 dengan magnitudo 6,0, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan. Pada 2007, 2008, dan 2009 juga kembali terjadi. Bahkan, pada 2009 gempa bumi terjadi sebanyak dua kali.
Pertama terjadi di bulan Agustus dengan magnitudo 6,9 yang mengakibatkan luka-luka dan tsunami. Kedua pada September dengan magnitudo yang lebih tinggi yakni 7,6, menimbulkan tsunami, banyak korban meninggal, luka-luka, dan bangunan rusak.
Setahun berikutnya yakni pada 2010, gempa bumi terjadi lagi dengan magnitudo 6,0. Aktivitas ini hanya menimbulkan luka ringan dan sedikit kerusakan.
"Pada 2014 terjadi gempa lagi magnitudo 5,0 dan di sini ada luka ringan, beberapa rumah rusak. Terulang lagi 2017 juga mengakibatkan beberapa orang luka-luka dan satu sekolah rusak. Dan 2017 yang kedua magnitudo 6,2 juga mengakibatkan beberapa rumah rusak," jelasnya.
Sebagai informasi, gempa dengan magnitudo 6,7 di wilayah pantai selatan Nias Selatan kemarin terletak pada koordinat 0,71° LS ; 98,50° BT dengan kedalaman hiposenter 25 km.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan gempa yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust segmen Mentawai-Siberut.
Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas dari gempa megathrust.
"Gempa ini terletak di Zona Seismic Gap atau zona kekosongan gempa besar di Kepulauan Mentawai bagian utara," jelasnya melalui pesan singkat, Senin (14/3).
Menurut Daryono, gempa kali ini patut diwaspadai. Sebab, zona megathrust segmen Mentawai pernah memicu terjadinya gempa bumi dahsyat dan tsunami pada 10 Februari 1797.
"Kita patut meningkatkan kewaspadaan terkait kejadian gempa pagi ini mengingat zona ini merupakan seismic gap yang sudah lebih dari 200 tahun. Apakah ini gempa pembuka atau bukan hal ini masih sulit diprediksi," ujarnya.
Guna mengantisipasi risiko tsunami, Daryono mengimbau masyarakat pesisir untuk melakukan evakuasi mandiri saat terjadi gempa yang lebih kuat. Caranya, menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG.
"Evakuasi mandiri adalah sebuah ikhtiar yang dapat menjamin keselamatan dari tsunami," ucapnya.
Baca juga:
Memahami Apa Itu Zona Megathrust, Dampak dan Penyebarannya di Indonesia
Kecemasan Warga Takut Tsunami Usai Nias Selatan Dilanda Gempa M 6,7
BMKG: Sudah 16 Gempa Merusak di Segmen Mentawai
Gempa Magnitudo 6,7 Nias Selatan dan Sumut Terletak di Zona Seismic Gap
BNPB Imbau Warga Sumut Tetap Waspada Usai Gempa Magnitudo 6,7
BMKG: Terjadi 4 Kali Gempa Susulan di Sumut, Terbesar Magnitudo 6