BNPB Imbau Warga Sumut Tetap Waspada Usai Gempa Magnitudo 6,7
Suharyanto berpesan agar kelompok masyarakat menunjuk pemimpin yang dapat membantu mencari tempat pengungsian aman. Tak kalah penting, masyarakat harus menyiapkan kebutuhan pribadi seperti makanan, obat-obatan, hingga senter untuk digunakan paling sedikit tiga hari.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto mengimbau masyarakat yang berada di Sumatera Utara tetap waspada terhadap potensi gempa bumi. Namun, dia mengingatkan untuk tidak panik dan takut.
Hal ini disampaikannya usai gempa bumi dengan magnitudo 6,7 mengguncang wilayah pantai Nias Selatan, Sumatera Utara pada pukul 04.09 WIB.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa yang menyebabkan gempa bumi? “Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan,”
"Dengan terjadinya gempa ini tetap harus waspada tapi tidak panik dan takut," katanya dalam konferensi pers, Senin (14/3).
Dia meminta masyarakat yang sedang melakukan aktivitas di dalam ruangan untuk memperhatikan dan mencari jalur-jalur evakuasi mudah saat gempa terjadi. Berdasarkan pengalaman, korban jiwa terjadi bukan karena gempa, melainkan akibat bangunan ambruk menimpa masyarakat atau orang yang beraktivitas di dalamnya.
Selain itu, Suharyanto berpesan agar kelompok masyarakat menunjuk pemimpin yang dapat membantu mencari tempat pengungsian aman. Tak kalah penting, masyarakat harus menyiapkan kebutuhan pribadi seperti makanan, obat-obatan, hingga senter untuk digunakan paling sedikit tiga hari.
"Ingat, berdasarkan pengalaman gempa sebelumnya tentu saja terjadinya gempa bagi masyarakat terdampak membutuhkan tempat pengungsian," ujarnya.
Dia juga berpesan kepada pemerintah daerah maupun TNI-Polri. Dia meminta aparat TNI-Polri segera turun untuk membantu masyarakat yang terdampak gempa tersebut.
"Kemudian, kami mohon juga para pimpinan daerah segera turun langsung memimpin aksi-aksi penanganan gempa dan menerapkan rencana kontinjensi yang telah dibuat," ucapnya.
Suharyanto mengatakan segera mengirim tim ke Sumatera Utara untuk melihat secara pasti dampak gempa bumi dengan magnitudo 6,7. Baik dampak korban jiwa, infrastruktur, maupun fasilitas umum. Menurutnya, penetapan status tanggap darurat akan ditentukan berdasarkan asesmen situasi di lapangan.
"Tim dari BNPB juga akan terus melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah, masyarakat di sana. Kami pastikan negara, pemerintah pusat akan hadir pada kesempatan pertama dan memastikan kebutuhan dasar terdampak terpenuhi secara maksimal," tutupnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi gempa bumi tektonik di wilayah Pantai Selatan, Nias Selatan, Sumatera Utara hari ini pukul 04.09 WIB. Hasil analisis menunjukkan, gempa ini memiliki parameter magnitudo 6,7.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,71 derajat lintang selatan dan 98,50 derajat bujur timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 6 kilometer arah selatan Hibala, Nias Selatan, Sumatera Utara. Kedalaman pusat gempa 25 kilometer dari permukaan bumi.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman pusat gempanya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng atau yang dikenal dengan nama megathrust," jelas Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.
Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa yang terjadi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault. Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang, Siberut, Nias Selatan, dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas IV MMI yaitu dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Kemudian juga dirasakan di Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, Pariaman dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa seakan-akan ada truk yang berlalu.
Selain itu, getaran gempa dirasakan pula di Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, Solok dengan skala intensitas II MMI yang artinya getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang bergantung bergoyang.
"Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini meskipun lokasinya ada di dasar laut tetapi tidak berpotensi tsunami," tegasnya.
(mdk/fik)