BNPT: Mari sama-sama bangun bangsa, tak ada tempat bagi radikalisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius terus membekali generasi muda dengan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Itu dilakukan agar generasi muda memiliki daya tahan membendung serangan paham-paham negatif yang bertujuan untuk memecah belah NKRI.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius terus membekali generasi muda dengan wawasan kebangsaan dan cinta tanah air. Itu dilakukan agar generasi muda memiliki daya tahan membendung serangan paham-paham negatif yang bertujuan untuk memecah belah NKRI.
"Dalam kondisi masyarakat yang mulai terkikis rasa persaudaraan dan persatuan, rasa cinta air harus terus diberikan kepada generasi muda. Ini penting agar mereka tidak terpengaruh infiltrasi paham-paham yang menggerus ke-Indonesia," ujar Suhardi saat memberikan kuliah umum di Gedung Graha Sabha Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Selasa (25/9).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Dimana BNPT menemukan landasan hukum untuk memberikan kompensasi kepada korban terorisme? Ibnu menjelaskan, landasan pemerintah melakukan pembayaran kompensasi atau ganti rugi tertuang dalam PP No. 35 Tahun 2020 tentang pemberian kompensasi, restitusi, dan bantuan kepada saksi dan korban.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
Selain itu, mantan Sestama Lemhanas ini mengharapkan pemuda sebagai generasi masa depan bangsa bisa menjadi seorang yang profesional hebat, mempunyai wawasan kebangsaan yang mumpuni serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Lebih penting lagi, anak muda juga harus memiliki nilai moral dan etika.
"Ibarat matahari, kami adalah matahari yang akan terbenam, sedangkan kalian adalah fajar yang akan menyingsing," ungkapnya.
Suhardi kembali menegaskan betapa bahayanya ancaman paham radikal. Tetapi ia juga menggarisbawai pengertian radikal tersebut. Suhardi mengaku pernah diprotes seorang profesor tentang penyebutan kata radikal yang tidak selamanya berarti negatif.
Menurutnya, radikal juga dapat bermakna positif, karena itu BNPT membagi makna radikal yang negatif menjadi empat yaitu anti-Pancasila, intoleransi, anti-NKRI dan paham takfiri (suka mengkafir-kafirkan sesama muslim yang bukan kelompoknya).
Ia mengungkapkan bahwa paham radikal yang negatif melihat dan memanfaatkan berbagai peluang untuk menyebarkan propagandanya terutama melalui media sosial. Untuk membendung pemikiran radikal terorisme itu, Suhardi mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat terlibat secara nyata, terutama para mahasiswa yang nantinya akan menjadi calon-calon pemimpin masa depan.
"Mari kita isi kehidupan ini dengan kebaikan. Mari kita bersama-sama rapatkan barisan, mari kita bersama-sama membangun bangsa, agar tidak ada lagi tempat bagi radikalisme," tuturnya.
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono menyambut baik kuliah umum yang diberikan BNPT. "Apa yang disampaikan oleh Kepala BNPT tentang resonansi kebangsaan dan bahaya radikalisme sangat penting untuk menyakinkan kepada mahasiswa baru akan jati diri UGM," ungkap Panut.
Panut menuturkan bahwa UGM selalu memperhatikan berbagai kegiatan mahasiswa sehingga termonitor dengan baik. Semua dilakukan dalam rangka melakukan pencegahan paham-paham negatif yang masuk kepada mahasiswa dan dosen.
"Selain memperhatikan berbagai kegiatan mahasiswa di lingkungan kampus, kita juga memasukkan kurikulum terkait bahaya radikalisme dan tentu saja wawasan kebangsaan sebagai bekal mahasiswa ketika nanti kembali ke masyarakat," tutupnya.
Baca juga:
Survei LSI: Gerakan 212 buka kran peningkatan radikalisme di Indonesia
Mantan teroris sebut ciri anggota ISIS tidak menghormati ulama
Kepala BNPT ingatkan aparat tak terpengaruh paham radikal
KPAI sebut calon pengantin & guru perlu diberi bimbingan antiradikalisme
Mewaspadai pola radikalisme seperti Suriah yang diimpor ke Indonesia
Waspadai upaya kelompok garis keras menyusup gerakan politik Pilpres