BNPT nilai Kepulauan Riau rentan jadi pintu masuk teroris
Radikalisme, dan terorisme adalah ancaman bagi masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan begitu banyak pulau-pulau dan suku bangsa, dan banyak pemahaman dinilai rentan disusupi paham-paham radikal.
Radikalisme, dan terorisme adalah ancaman bagi masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan begitu banyak pulau-pulau dan suku bangsa, dan banyak pemahaman dinilai rentan disusupi paham-paham radikal.
Untuk mengantisipasi hal tersebut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memperkuat kawasan perbatasan yang selama ini menjadi pintu keluar masuk teroris, terutama pelaku Foreign Terrorist Fighters (FTF) atau orang asing yang melakukan aksi terorisme di Indonesia.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
-
Apa yang dirayakan di Hari Peringatan dan Penghargaan Korban Terorisme? Tujuan diadakannya peringatan ini untuk menghormati serta mendukung para korban terorisme serta melindungi hak asasi manusia.
-
Bagaimana caranya untuk memperkuat ideologi bangsa agar terhindar dari infiltrasi ideologi yang mengarah pada aksi terorisme? “Semua sila-silanya harus masuk ke hati. Namun, selama ini yang dirasa Pancasila hanya sekadar pengetahuan kognitif, belum menjadi belief system ke hati yang paling dalam, maka tanamkan itu dan insyaallah nilai-nilai yang tidak sesuai di hati akan terhindar dengan sendirinya,” ucapnya.
"Kepulauan Riau ini rentan. Kenapa Kepri ini rentan? Karena kondisi geografisnya, 96 persen daerahnya perairan, hanya 4 persen daratan. Berapa banyak jalur perairan yang bisa digunakan orang untuk berlalu lalang, keluar masuk dari sini, infiltrasinya, dinamikanya luar biasa," kata Komjen Suhardi Alius dalam keterangannya, Jumat (23/2).
Kepala BNPT ini memberi arahan di hadapan ratusan personel Kepolisan Daerah (Polda) Kepri tentang Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme di Markas Polda Kepri, Batam, kemarin.
Mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas ini mengatakan, dengan melihat kondisi geografis wilayah Polda Kepri ini maka ancaman terorisme di Indonesia tidak hanya berasal dari teroris lokal. Kembalinya WNI dari Timur Tengah yang bergabung dengan ISIS juga harus mendapat perhatian serius di wilayan ini.
"Penanganan WNI dari Timur Tengah, khususnya yang pulang dari ISIS harus lebih ketat dan super selektif. Pasalnya mereka akan sangat berbahaya bila sampai lepas ke masyarakat dan tidak terdeteksi keberadaannya jika mereka balik ke Indonesia melalui wilayah ini. Ini yang harus diwaspadai," jelasnya.
Melihat fonomena itu, mantan Kabareskrim Polri ini, menekankan mengenai tingginya peran dari kepolisian dalam menanggulangi hal semacam ini. Kepolisian dalam hal ini jajaran personel dari Polda Kepri dituntut untuk selalu siap untuk mengontrol terhadap tekanan yang ada.
"Polisi itu bukan pekerjaan enak, kita ini bertugas untuk mengurus limbah-limbah sistem. Begitu banyak yang harus diurus kepolisian, banyak godaan, moral dan integritas harus tinggi. Jangan karena ada godaan sedikit integritas langsung hilang, apalagi di Kepri ini yang notabene nya banyak sekali kesempatan untuk itu," ujar alumni Akpol tahun 1985 ini
Untuk itu mantan Kapolda Jawa Barat ini juga menuntut peran dari para atasan yang mengawakinya. Atasan harus bisa memberikan contoh dan dukungan yang benar untuk anggotanya karena anggota itu juga akan menilai pimpinannya
"Para pimpinan harus bisa memberikan contoh yang baik untuk anggotanya. Harus bisa menaikan moril dari anggota. Peran signifikan dari para pimpinan sangat dibutuhkan, jangan malah menjadi contoh buruk bagi anggotanya," tegasnya.
Untuk itu dia juga menekankan mengenai pentingnya wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme. Hal tersebut diperlukan karena aparat kepolisian tidak menutup kemungkinan juga dapat terpapar paham radikalisme.
"Teman-teman dari kepolisian jangan merasa hebat juga, jangan mentang-mentang kita ini polisi lalu kita tidak akan terpapar. Saat saya menjadi Kapolres Depok saya punya anggota untuk ditugaskan berangkat ke Aceh, saat balik malah jadi teroris," ungkap mantan Wakapolda Metro Jaya ini.
Di akhir paparanya, mantan Kapolres Metro Jakarta Barat ini mengungkapkan harapannya bahwa dengan diadakannya arahan ini para personel Polda Kepri bisa mengambil ilmu, dan pelajaran, serta semakin memantapkan diri. Tidak hanya untuk menanggulangi terorisme, tetapi juga terkait banyak masalah yang akan terjadi.
"Kita harapkan dengan arahan ini para anggota Polda Kepri nantinya dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat, kita sudah beritahu cara-cara identifikasi dan metode yang bisa kita gunakan dalam menanggulangi radikalisme, dan kita harapkan juga bisa menjadi guidance untuk masyarakat," tandasnya.
Baca juga:
Trauma bom, Polisi Belgia kerahkan pasukan khusus setelah dapat laporan pembunuhan
Kapolda Bali sebut Indonesia berbeda cara hadapi teroris dengan Amerika & Singapura
BNPT akan pertemukan pelaku terorisme dengan korban
Kisah eks Napi teroris jihad di Filipina hingga tobat demi keluarga
Eks napi teroris harap dengan rekonsiliasi pelaku dan korban tak lagi dendam
Selain di Islam, kelompok radikal juga ada di agama lain