Bocah Positif Corona Meninggal Karena Syok DSS, Ini Penjelasan IDI
Saat DSS terjadi, tekanan darah pasien mulai menurun. Kemudian diikuti dengan denyut nadi menurun, tubuh dingin, termasuk bagian akral dan terjadi gangguan pernapasan. Bila sudah mencapai fase DSS maka besar kemungkinan pasien sulit untuk ditolong.
Pasien termuda Covid-19 di Indonesia meninggal pada 20 Maret 2020. Ia masih duduk di kelas empat sekolah dasar (SD).
Bocah berusia 11 tahun tersebut menjadi pasien anak pertama meninggal dunia usai positif Covid-19 ditambah DBD. Anak itu meninggal karena syok DBD.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI, Mohammad Adib Khumaidi menyebut apa yang dialami gadis 11 tahun itu. Dia menjelaskan, anak tersebut menderita Dengue Shock Syndrome (DSS).
"DSS itu kondisi drop dari sepsis. Jadi DBD itu ada derajatnya 1, 2, 3. Nah DSS itu sudah tanda-tanda syok," jelas Adib saat dihubungi merdeka.com, Selasa (7/4).
Saat DSS terjadi, tekanan darah pasien mulai menurun. Kemudian diikuti dengan denyut nadi menurun, tubuh dingin, termasuk bagian akral dan terjadi gangguan pernapasan. Bila sudah mencapai fase DSS maka besar kemungkinan pasien sulit untuk ditolong.
"Kalau sudah DBD kan yang paling banyak meninggalnya karena DSS," ujarnya.
Di tengah pandemi Covid-19, DBD memang tak kalah mematikan. Karena itu, Adib berharap pemerintah segera membuat regulasi yang memisahkan antara fasilitas kesehatan khusus untuk kasus Covid-19 dengan penyakit lain.
"DBD juga lagi mengintai depan mata kita yang harus diselesaikan juga. Jangan sampai orang DBD nanti jadi Covid-19 juga. Ini masih belum terpisahkan antara pelayanan Covid-19 dan non Covid-19," pungkasnya.
Diberitakan Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, ini merupakan kasus pertama Covid-19 yang menyasar usia muda di Indonesia.
"Usia termuda (kejadian meninggal pertama kali akibat Covid-19)," kata Yuri saat dihubungi merdeka.com, Senin (6/4).
Yuri menuturkan, selain terinfeksi coronavirus, korban juga mengidap penyakit penyerta demam berdarah dengue (DBD). Kedua penyakit itulah yang mengakibatkan pasien tidak tertolong.
"Kasus ini DBD dengan Covid. Meninggal karena syok DBD," ucapnya.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim, Joni Wahyuhadi menjelaskan lebih dalam. Joni menyebut, pasien memiliki penyakit DBD.
"Yang 11 tahun ini karena dia punya DBD, kelas 4 (SD)," kata Joni Wahyuhadi di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (1/4).
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menyebut, pasien termuda ini memiliki riwayat perjalanan ke Malang. Ia kembali ke Pemekasan pada Selasa, 17 Maret 2020 dalam kondisi sakit.
Karena tak kunjung sembuh, ia dirujuk ke RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan pada Kamis, 19 Maret 2020 sekitar 21.20 WIB.
"Jumat, 20 Maret 2020 sekitar pukul 12.30 WIB pasien meninggal dunia," kata Bupati.
Baddrut Tamam mengatakan, pasien dinyatakan positif terinfeksi Covid-19 setelah hasil pemeriksaan laboratorium dari Balitbangkes Jakarta keluar pada 29 Maret 2020.
"Memang benar ada warga Pamekasan yang positif corona, sesuai hasil pemeriksaan dari Jakarta," ujarnya.
(mdk/rnd)